Wednesday, 30 April 2014

4 GUNUNG STATUS SIAGA DAN 20 STATUS WASPADA

 
Dengan dinaikkannya status G. Slamet menjadi Siaga (level III) dan G. Merapi menjadi Waspada (level II) maka saat ini terdapat 4 gunungapi status Siaga dan 20 gunungapi status Waspada. 4 gunungapi Status Siaga adalah G. Slamet, Sinabung, Karangetang, dan Lokon. Sedangkan 20 gunungapi Waspada adalah G. Merapi, Rokatenda, Kelud, Raung, Ibu, Lewotobi Perempuan, Ijen, Gamkonora, Soputan, Sangeangapi, Papandayan, Dieng, Gamalama, Bromo, Semeru, Talang, Anak Krakatau, Marapi, Dukono, dan Kerinci.
 
Penentuan status gunungapi adalah kewenangan PVMBG Badan Geologi yang dimaksudkan memberikan keselamatan masyarakat yang tinggal di sekitar gunung. Makna status Siaga bahwa semua data menunjukkan aktivitas dapat segera berlanjut ke letusan atau menuju pada keadaan yang dapat menimbulkan bencana. Tindakan yang harus dilakukan adalah sosialisasi di wilayah terancam, penyiapan sarana darurat, koordinasi harian, dan piket penuh. Sedangkan status Waspada bermakna terdapat kenaikan aktivitas di atas level normal, baik kegempaan, geokimia, deformasi, dan vulkanik lainnya. Dalam kondisi ini maka tindakan yang diperlukan adalah sosialisasi, penilaian bahaya, pengecekan sarana, pelaksanaan piket terbatas. Peringatan dini tersebut diberikan kepada BNPB, Kepala Daerah, BPBD dan Pemda yang memiliki otoritas dalam penanggulangan bencana.
 
Dari 4 status Siaga dan 20 status Waspada tersebut tidak terjadi bersamaan waktunya. Tergantung dari aktivitas gunungnya. Status G.Kerinci ditetapkan sejak 9-9-2007 hingga saat ini. Begitu juga dengan G. Dukono sejak 15-6-2008 hingga sekarang. Adanya peningkatan aktivitas gunungapi saat ini di G. Slamet, Merapi dan Bromo yang hampir bersamaan tidak ada saling keterkaitannya antara satu gunung dengan lainnya. Yang penting masyarakat harus mengikuti semua arahan dari pihak berwenang.
 
Sutopo Purwo Nugroho
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB

4 GUNUNG STATUS SIAGA DAN 20 STATUS WASPADA

 
Dengan dinaikkannya status G. Slamet menjadi Siaga (level III) dan G. Merapi menjadi Waspada (level II) maka saat ini terdapat 4 gunungapi status Siaga dan 20 gunungapi status Waspada. 4 gunungapi Status Siaga adalah G. Slamet, Sinabung, Karangetang, dan Lokon. Sedangkan 20 gunungapi Waspada adalah G. Merapi, Rokatenda, Kelud, Raung, Ibu, Lewotobi Perempuan, Ijen, Gamkonora, Soputan, Sangeangapi, Papandayan, Dieng, Gamalama, Bromo, Semeru, Talang, Anak Krakatau, Marapi, Dukono, dan Kerinci.
 
Penentuan status gunungapi adalah kewenangan PVMBG Badan Geologi yang dimaksudkan memberikan keselamatan masyarakat yang tinggal di sekitar gunung. Makna status Siaga bahwa semua data menunjukkan aktivitas dapat segera berlanjut ke letusan atau menuju pada keadaan yang dapat menimbulkan bencana. Tindakan yang harus dilakukan adalah sosialisasi di wilayah terancam, penyiapan sarana darurat, koordinasi harian, dan piket penuh. Sedangkan status Waspada bermakna terdapat kenaikan aktivitas di atas level normal, baik kegempaan, geokimia, deformasi, dan vulkanik lainnya. Dalam kondisi ini maka tindakan yang diperlukan adalah sosialisasi, penilaian bahaya, pengecekan sarana, pelaksanaan piket terbatas. Peringatan dini tersebut diberikan kepada BNPB, Kepala Daerah, BPBD dan Pemda yang memiliki otoritas dalam penanggulangan bencana.
 
Dari 4 status Siaga dan 20 status Waspada tersebut tidak terjadi bersamaan waktunya. Tergantung dari aktivitas gunungnya. Status G.Kerinci ditetapkan sejak 9-9-2007 hingga saat ini. Begitu juga dengan G. Dukono sejak 15-6-2008 hingga sekarang. Adanya peningkatan aktivitas gunungapi saat ini di G. Slamet, Merapi dan Bromo yang hampir bersamaan tidak ada saling keterkaitannya antara satu gunung dengan lainnya. Yang penting masyarakat harus mengikuti semua arahan dari pihak berwenang.
 
Sutopo Purwo Nugroho
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB

Tuesday, 8 April 2014

STATUS SINABUNG DITURUNKAN SIAGA, PENGUNGSI 8 DESA BOLEH PULANG

Adanya tren penurunan aktivitas vulkanik Gunung Sinabung dibandingkan dengan periode sebelumnya, maka PVMBG Badan Geologi telah menurunkan status gunungapi dari Awas (level IV) menjadi Siaga (level III) terhitung sejak Selasa (8 April 2014), pukul 17:00 WIB. Kepala PVMBG telah melaporkan penurunan status tersebut kepada Kepala BNPB.

Terkait dengan penurunan status Siaga tersebut maka rekomendasi:
1. Masyarakat yg berada dlm radius 3 km (Desa Sukameriah, Desa Bekerah, dan Desa Simacem) agar tetap diungsikan.

2. Masyarakat yg berada diluar radius 3 km yg berpotensi terancam guguran lava dan luncuran awan panas, yaitu Desa Gurukinayan, Desa Kutatonggal, Desa Berastepu, Desa Gamber, dan Dusun Sibintun, agar tetap diungsikan.

3. Masyarakat yang tinggal di Desa Mardinding, Desa Perbaji, Desa Selandi, Desa Sukanalu, Desa Sigarang-garang, Desa Kutarakyat, Desa Kutagugung, Desa Kutatengah, dan Dusun Lau Kawar dapat kembali ke rumah masing-masing stlh membersihkan atap yg terkena abu vulkanik tebal/mengganti atap, serta melakukan kegiatan seperti biasa.

4. Pemda agar menyiapkan/menambah jalur evakuasi dari Desa Kutatengah yang jalurnya menjauhi daerah bahaya, sebelum masyarakat Desa Kutatengah dikembalikan dari tempat pengungsian.

Kepala BNPB, Syamsul Maarif, telah memerintahkan BNPB dan BPBD melakukan persiapan pemulangan pengungsi di desa-desa dan dusun yang warganya boleh kembali. Pemulangan diatur dan dibantu kendaraan sehingga lancar seperti pada pemulangan pengungsi tahap pertama. Sedangkan sisa pengungsi secepat dilakukan penanganan, termasuk persiapan relokasi bagi warga Desa Sukameriah, Bekerah dan Simacem. Gubernur Sumut diharapkan nanti dapat berperan lebih aktif menangani pengungsi Sinabung.

Sutopo Purwo Nugroho
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB