Saturday 30 November 2013

2.856 ANAK PENGUNGSI SINABUNG TETAP BERSEKOLAH

 Sebanyak 2.856 anak pengungsi korban letusan Gunung Sinabung di Kab Karo tetap bersekolah seperti biasanya. Sebelum status G. Sinabung dinyatakan Awas (level IV) ada 1.316 anak korban pengungsi Gunung Sinabung yang sudah mengikuti proses belajar di sekolah-sekolah terdekat dengan lokasi pengungsian dan sudah ditentukan oleh Dinas Pendidikan Kab Karo. Pasca ditetapkannya status AWAS, anak sekolah yang ikut mengungsi bertambah 1.540 anak sehingga total menjadi 2.856 anak.

Belajar dari erupsi September 2010 lalu dimana ada 12.000 jiwa pengungsi saat itu maka untuk penanganan anak sekolah dengan dititipkan pada sekolah terdekat dari pos pengungsian. Begitu juga dengan penanganan saat ini, anak-anak yang ikut mengungsi dititipkan di sekolah-sekolah terdekat dengan mengandalkan guru dari sekolah yang bersangkutan.

Kepala Dinas Pendidikan Kab Karo Drs. Sastra Tarigan M.Pd. menyatakan Pemerintah Kab Karo tetap memperhatikan pendidikan anak-anak korban pengungsi G. Sinabung. Bertambahnya jumlah pengungsi segera diantisipasi dengan mendata jumlah anak-anak sekolah di setiap titik pos pengungsian. Anak-anak pengungsi diusahakan tetap belajar meski harus belajar di tenda darurat atau dititipkan di sekolah-sekolah terdekat. Anak-anak ini akan terus belajar di sekolah terdekat hingga status G. Sinabung dinyatakan kembali normal.

2.856 anak pengungsi tersebut terdiri dari 1.579 pelajar tingkat SD, 835 pelajar tingkat SMP dan 442 pelajar tingkat SMA. Mereka mengikuti proses belajar di sekolah-sekolah  terdekat dengan lokasi pengungsian yang sudah ditentukan oleh Dinas Pendidikan Kab Karo. Kendala transportasi bagi siswa dari pos pengungsian ke sekolah akan diatasi dengan mengerahkan truk-truk TNI, Polri, BPBD, Dinas PU dan Satpol PP.

Sutopo Purwo Nugroho
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB

Wednesday 27 November 2013

16.721 JIWA MENGUNGSI DARI ERUPSI SINABUNG

Sampai dengan Rabu (27/11) jumlah pengungsi Gunung Sinabung berjumlah 16.721 jiwa (5.666 KK) yang ditempatkan di 30 pos penampungan. Sebaran pengungsi tersebut adalah:
1. Losd Tiga Binanga 2402 jiwa(882 KK),
2. GBKP Payung 314 jiwa (89 KK),
3. Masjid Payung 111 jiwa (37 KK),
4. Zentrum Kabanjahe 420 jiwa (148 KK),
5. GBKP Simpang VI. 433 jiwa (148 KK),
6. Gd. Serbaguna KNPI 545 jiwa (151 KK),
7. Paroki Gereja Katolik 998 jiwa (402 KK),
8. Masjid agung Kabanjahe 614 jiwa (183 KK),
9. GBKP Kota Kabanjahe 882 jiwa (318 KK),
10. Klasis GBKP Kabanjahe 328 jiwa (120 KK),
11. GPDI NdokumSiroga Sp IV. 177 jiwa (67 KK),
12. GBKP Sp. Katepul, 239 jiwa (81 KK),
13. Masjid Istihqrar Berastagi 470 jiwa (145 KK),
14. GBKP Asr. Kodim kabanjahe 195 jiwa (65 KK),
15. Kantor Asap Kabanjahe 54 jiwa (18 KK),
16. GBKP Jl. Kota Kane 625 jiwa (171 KK),
17. Jambur D Natolu 1304 jiwa (330 KK),
18. Islamic Center 315 jiwa (84 KK),
19. Klasis GBKP Berastagi 260 jiwa (79 KK),
20. Losd Ds. Sempajaya 1420 jiwa (762 KK),
21. KWK Berastagi 474 jiwa (147),
22. UKA Kabanjahe 1651 jiwa (467 KK),
23. Losd tanjung Mbelang 366 jiwa (108 KK),
24. Losd Kaisar Ds. S Baru 290 jiwa (112 KK), 25.Losd Tanjung Pulo 711 jiwa (218 KK),
26. Losd Ds. Surbakti 407 jiwa (130 KK),
27. GBKP Kota Berastagi 105 jiwa (32 KK),
28. Ora Et Labora 186 jiwa (55 KK),
29. Paroki Gereja Katolik 245 jiwa (70 KK),
30. Losd Katepul 180 jiwa (47 KK).

Sejumlah pengungsi kembali lagi ke pos pengungsian setelah ditampung beberapa hari oleh keluarga mereka.

Logistik masih cukup untuk 2 hari ke depan. Stok sayuran ada 2 truk telah didistribusikan. Kebutuhan yang mendesak antara lain family kits, bahan bakar gas, transportasi anak-anak ke sekolah, MCK dan air bersih.

Aktivitas gunung masih sakit tinggi. Hembusan abu dan tremor berlangsung menerus. Status Awas.

Sutopo Purwo Nugroho
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB

Tuesday 26 November 2013

PRESIDEN PERINTAHKAN PENUHI KEBUTUHAN PENGUNGSI SINABUNG 

Presiden telah memerintahkan kepada para menteri terkait agar memenuhi kebutuhan pengungsi erupsi Gunungapi Sinabung dalam Rapat Kabinet Terbatas pada Selasa (26-12-2013) pukul 14.00 Wib di Istana Presiden, Jakarta. Dalam rapat tersebut Kepala BNPB, Syamsul Maarif, memaparkan penanganan tanggap darurat erupsi Gunung Sinabung. Presiden juga melakukan telepon dengan Gubernur Sumatera Utara untuk mengetahui permasalahan di lapangan.
 
Beberapa masalah yang ada di lapangan antara lain kerusakan lahan pertanian, penyediaan MCK dan air bersih, transportasi bagi anak-anak sekolah, dan kendaraan untuk evakuasi. Secara umum penanganan pengungsi telah berjalan dengan baik. Jumlah pengungsi agar dapat ditipiskan sesuai daya tampung pengungsian, sedangkan pelayanan pengungsi ditingkatkan. Terjadi penurunan jumlah pengungsi yaitu 16.672 jiwa (5.603 KK) yang tersebar di 30 pos penampungan. Sebagian pengungsi kembali ke rumah karena tidak termasuk desa yang direkomendasikan PVMBG, seperti dari Desa Tanjung Morawa.
 
BNPB terus memberikan pendampingan Pemda Karo dan BPBD Prov. Sumut berupa pendampingan manajerial, pendanaan, logistik-peralatan, dan administrasi. BNPB telah menyerahkan Dana Siap Pakai Rp 2,75 milyar untuk mendukung aktivasi Pos Komando, operasional tanggap darurat, dan permakanan. BNPB juga telah mengirimkan bantuan logistik dan peralatan senilai Rp 4,97 milyar. Sebagian bantuan telah tiba di Karo. Kepala BNPB telah memerintahkan BPBD Sumatera Barat, BPBD Jambi, BPBD Sumut, dan BPBD Riau untuk mengerahkan logistik dan peralatan untuk membantu pengungsi G. Sinabung. Kementerian PU, Kemsos, Kemkes, dan Kemtan juga akan memberikan bantuan.  Sebanyak 750 personil di lapangan dikerahkan, yaitu: TNI (484 personil) terdiri dari Kodim (202), Korem (47), dan Arhanud (100); Polri (135); Pemkab Karo (140); BNPB (11); BPBD Sumut (15), dan Relawan (100).
 
Sutopo Purwo Nugroho
Kepala Pusat data Informasi dan Humas BNPB

Monday 25 November 2013

Rekomendasi Sehubungan dengan Gunung Sinabung dalam Status Awas

Rekomendasi Sehubungan dengan Gunung Sinabung dalam Status Awas

Jika terjadi perubahan peningkatan/penurunan aktivitas vulkanik G. Sinabung secara lebih signifikan, maka tingkat kegiatannya dapat dinaikan/diturunkan sesuai dengan tingkat kegiatan dan ancamannya.
REKOMENDASI
Sehubungan dengan G. Sinabung dalam status AWAS, maka direkomendasikan:
1. Masyarakat dan pengunjung/wisatawan tidak mendaki dan melakukan aktivitas pada radius 5 km dari Kawah Sinabung. Masyarakat di 17 Desa dan 2 Dusun, yaitu:
  • Desa Guru Kinayan,
  • Desa Sukameriah,
  • Desa Berastepu,
  • Desa Bekerah,
  • Desa Gamber,
  • Desa Simacem,
  • Desa Perbaji,
  • Desa Mardinding,
  • Desa Kuta Gugung,
  • Desa Kuta Rakyat,
  • Desa Sigarang-garang,
  • Desa Sukanalu,
  • Desa Temberun,
  • Desa Kuta Mbaru,
  • Desa Kuta Tonggal,
  • Desa Tiga Nderket,
  • Desa Slandi, dan
  • Dusun Sibintun serta
  • Dusun Lau Kawar.
2. Masyarakat Desa Kuta Tengah, Desa Kebayakan, Desa Naman, dan Desa Kutambelin, yang berada di luar radius 5 km dari puncak G. Sinabung, namun terletak pada arah Tenggara bukaan Kawah G. Sinabung serta berpotensi terkena material jatuhan letusan, agar diungsikan. 

Peningkatan Status G. Sinabung dari Siaga (level III) menjadi Awas (level IV) tanggal 24 November 2013 pukul 10:00 WIB

Nomor : 2780/45/BGL.V/2013
Sifat : Penting
Lampiran : 7 Lembar
H a l : Peningkatan Status G. Sinabung dari Siaga (level III)
menjadi Awas (level IV) tanggal 24 November 2013
pukul 10:00 WIB
Yang terhormat,
1. Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana
2. Gubernur Sumatera Utara
3. Bupati Karo
Bersama ini dengan hormat disampaikan tentang perkembangan kegiatan
G. Sinabung di Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara.
I. PENDAHULUAN
Gunungapi Sinabung berbentuk strato, secara administratif terletak di Kabupaten
Karo, Provinsi Sumatera Utara dan secara geografis terletak pada posisi 3º 10’ LU, 98º
23,5’ BT dengan ketinggian 2.460 meter di atas permukaan laut.
Pasca penurunan aktivitas vulkanik G. Sinabung dari Siaga menjadi Waspada pada
tanggal 29 September Oktober 2013, aktivitas vulkanik cenderung menurun namun
dengan fluktuasi. Tanggal 1-2 November 2013 aktivitas G. Sinabung terus meningkat
sehingga status G. Sinabung dinaikkan dari Waspada (level II) menjadi Siaga
(level III) pada tanggal 3 November 2013 pukul 03:00 WIB.
II. PENGAMATAN
2.1. Visual
 Tanggal 20 November 2013. Terjadi 6 kali erupsi, secara umum cuaca berawanmendung,
angin tenang, perlahan ke arah Timur, suhu udara 15 °C. Gunung
tampak jelas – tertutup kabut.
- Pukul 02:40 WIB,terjadi erupsi abu vulkanik, warna abu-abu tebal, tinggi kolom
abu 2.000 meter, tertiup angin ke Baratdaya, amplituda maksimum 120 mm
(over scale) selama 31 detik, lama gempa 611 detik (10 menit).
- Pukul 04:05 WIB,terjadi erupsi abu vulkanik, warna abu-abu tebal, tinggi kolom
abu 1.000 meter, tertiup angin ke Baratdaya, amplituda maksimum 120 mm
(over scale) selama 16 detik, lama gempa 508 detik (8,5 menit).
- Pukul 05:29 WIB,terjadi erupsi abu vulkanik, warna abu-abu tebal, tinggi kolom
abu 3.500 meter, arah abu vulkanik ke Timur – Tenggara, amplituda
maksimum 120 mm (over scale) selama 31,8 detik, lama gempa 474 detik (7,9
menit).
- Pukul 06:19:49 WIB,terjadi erupsi abu vulkanik, warna abu-abu tebal, tinggi
kolom abu 2.500 meter, arah abu vulkanik ke timur laut, Timur - Tenggara
dengan amplituda maksimum 120 mm (over scale) selama 25 detik, lama
gempa 511.09 detik (8,5 menit)
- Pukul 06:41:52 WIB, terjadi erupsi abu vulkanik, warna abu-abu tebal, tinggi kolom abu 2.000 meter, arah abu vulkanik ke Timur – Tenggara, amplituda maksimum 120 mm (over scale) selama 1,2 detik, lama gempa 504 detik (8,4 menit).
- Pukul 17:16:11 WIB, terjadi erupsi, amplituda maksimum 60 mm dan lama gempa 264 detik (4,4 menit). Asap abu vulkanik tidak terlihat karena gunung tertutup kabut
 Tanggal 21 November 2013. Cuaca cerah-mendung, angin perlahan ke arah Timur - Baratdaya, suhu udara 16-24 °C. Gunung tampak jelas-tertutup kabut, asap putih tipis tinggi 100 meter. Teramati dari titik erupsi baru (Lau Kawar) asap putih tipis tinggi 50 meter.
 Tanggal 22 November 2013. Cuaca mendung-berawan, angin tenang-perlahan pada pagi hari (ke Timur), suhu udara 17-23 °C. Gunung tertutup kabut 0I – 0III.
 Tanggal 23 November 2013. Terjadi 4 kali erupsi, produk erupsi yang diambil pada arah Timurlaut – Utara, yaitu di Desa Sigarang-garang dan Desa Kuta Gugung, terdiri dari dua jenis material yaitu : Skoria dan Litik, dengan diameter 3-4 cm pada radius 3,3 km dari pusat erupsi. Secara umum cuaca cerah-mendung, angin perlahan-sedang ke arah Timur, hujan gerimis-deras, suhu udara 17-24 °C. Gunung terutup kabut 0I-0III.
- Pukul 21:26 WIB, terjadi erupsi, tidak teramati karena kabut, suara gemuruh terdengar selama 2 menit, amplituda gempa letusan maksimum 120 mm (over scale) selama 3 menit, dan lama gempa 13 menit.
- Pukul 21:38 WIB, terjadi erupsi, tidak teramati karena kabut, amplituda gempa letusan maksimum 30 mm dan lama gempa 12,5 menit.
- Pukul 22:02 WIB, terjadi erupsi, tidak teramati karena kabut, amplituda gempa letusan 5-10 mm dan lama gempa 25 menit
- Pukul 23:15 WIB, terjadi erupsi, tidak teramati karena kabut, amplituda 5-10 mm, dan lama gempa 68 menit.
 Tanggal 24 November 2013 (hingga Pukul 06:00 WIB). Terjadi 5 kali erupsi, secara umum cuaca mendung, angin perlahan ke arah Timur, suhu udara 16 °C. Gunung tertutup kabut 0II.
- Pukul 00:43 WIB, terjadi erupsi, tidak teramati karena kabut, amplituda gempa letusan maksimum 42 mm, dan lama gempa 10,5 menit.
- Pukul 02:32 WIB terjadi erupsi, tidak teramati karena kabut, diawal gempa letusan amplituda gempa maksimum 120 mm (overscale), dan lama gempa 5,5 menit.
- Pukul 07:27 WIB, terjadi erupsi abu setinggi 8000 m, terdengar gemuruh selama 1 menit, arah angin ke Timurlaut, diawal gempa letusan amplituda gempa 120 mm (oversacle), lama gempa 15 menit.
- Pukul 08:12 WIB, terjadi erupsi abu setinggi 1000 m, diawal gempa letusan amplituda maksimum 120 mm (overscale), lama gempa 10 menit.
- Pukul 08:55 WIB, terjadi erupsi abu setinggi 3000 m, diawal gempa letusan amplituda maksimum 120 mm (overscale, selama 12 detik), lama gempa 6 menit.
2.2. Kegempaan
Kegempaan vulkanik sejak 5 hari terakhir hingga hari ini (Gambar 1, 2 dan3) :
 Tanggal 20 November 2013, 6 kali Gempa Letusan, 5 kali Gempa Hembusan (Hb), 56 kali Gempa Vulkanik Dalam (VA), 6 kali Gempa Hybrid. 2 (dua) kali Gempa Tektonik Jauh. Tremor menerus, amplituda maksimum 0,5-5 mm.
 Tanggal 21 November 2013, 4 kali Gempa Hembusan (Hb). 1 (satu) kali Gempa Low Frequency (LF), 29 kali Gempa Vulkanik Dalam (VA).Terjadi Gempa Tremor menerus dengan amplituda 0.5-3 mm.
 Tanggal 22 November 2013, 1 (satu) kali Gempa Low Frequensi (LF). 30 kali Gempa Vulkanik Dalam (VA). 1 (satu) kali Gempa Tektonik Lokal Terasa (TL). 4 kali Gempa Tektonik Jauh. Terjadi Gempa Tremor menerus dengan amplituda 0.5-2 mm.
 Tanggal 23 November 2013, 1 (satu) kali Gempa Hembusan (Hb). 2 (dua) kali Gempa Low Frequency (LF). 1 (satu) kali Gempa Vulkanik Dangkal (VB). 38 kali Gempa Vulkanik Dalam (VA). 1 (satu) kali Gempa Tektonik Lokal (TL). 1 (satu) kali Gempa Tektonik Jauh (TJ). Terjadi Gempa Tremor menerus dengan amplituda 0.5-3 mm.
 Tanggal 24 November 2013 (hingga Pukul 06:00 WIB), 2 (dua) kali Gempa Vulkanik Dangkal (VB). 2 (dua) kali Gempa Vulkanik Dangkal (VB). 4 kali Gempa Vulkanik Dalam (VA). 2 (dua) kali Gempa Hybrid. Terjadi Gempa Tremor menerus dengan amplituda 0.5-5 mm.
2.3 DEFORMASI
Pengamatan deformasi dengan EDM (Electronic Distance Measurement) dilakukan dari Desa Sukanalu (SNB 1) terhadap dua reflektor, yaitu SNB 2 (elevasi 1436 m), SNB 3 (elevasi 1626 m) yang ada di lereng Timur G. Sinabung dan dari Lau Kawar (SNB 8) terhadap satu reflektor yang ada di dekat rekahan baru lereng Utara G. Sinabung (SNB 9, elevasi 2097 m).
Hasil pengukuran jarak dengan EDM dari SNB 1 ke SNB 2 menunjukkan jarak miring berfluktuasi (< 2 mm) pada 17-19 November dan tanggal 20-21 November tidak ada pengukuran karena cuaca hujan dan kabut. Pengukuran terkini baru dapat dilakukan lagi pada tanggal 22 November (Gambar 4).
Hasil pengukuran jarak EDM dari SNB 1 ke SNB 3 pada 16-20 November menunjukkan jarak miring memanjang (lk 5 mm) yang diikuti memendek (< 5 mm), setelah itu diikuti jarak memanjang lagi < 2 mm pada tanggal 20-22 November (Gambar 4).
Hasil pengukuran jarak EDM dari SNB 8 ke SNB 9 menunjukkan jarak miring memendek (lk 5 mm) yang diikuti memanjang lagi lk. 2 mm pada tanggal 17-19 November. Sejak tanggal 20 November pengukuran EDM hingga saat ini belum bisa dilakukan lagi karena cuaca kabut (Gambar 4).
2.5 SUHU AIRPANAS, FLUKS GAS SO2 dan ANALISIS KIMIA ABU LETUSAN
Pengamatan suhu mata airpanas secara kontinyu pada awal Oktober 2013 sampai 21 November di daerah Payung (kaki gunung ke arah Selatan dari puncak G. Sinabung) yang berkisar pada 53,89-54,04 oC (Gambar 5).
Hasil pengukuran fluks SO2 menggunakan Mini DOAS pada periode 16 - 18 November 2013 cenderung meningkat yaitu berkisar 150 ton/hari – 800 ton/hari (Gambar 5). Fluks SO2 mencapai nilai tertinggi (~ 800 ton/hari) diukur 1 jam setelah letusan tanggal 18 November. Sejak tanggal 19 November hingga saat ini belum bisa dilakukan pengukuran karena cuaca kabut dan hujan gerimis.
Hasil analisis Ash Leachate dari abu letusan G. Sinabung menunjukkan bahwa rasio Cl/SO4 meningkat dari 0,05 sampai 0,42 sejak letusan pertama tanggal 15 September 2013 hingga letusan tanggal 29 Oktober 2013, hal ini mengindikasikan adanya peningkatan suplai gas magmatik. Setelah terjadi letusan 29 Oktober 2013, nilai rasio Cl/SO4 sempat menurun menjadi 0,07. Sejak tanggal 30 Oktober 2013 hingga pengukuran abu letusan terakhir tanggal 14 November 2013, nilai rasio Cl/SO4 masih berfluktuasi sekitar 0,1 yang mengindikasikan masih adanya gas magmatik (Gambar 6).
III. POTENSI BAHAYA
 Erupsi awanpanas dan erupsi abu-kerikil sangat berpotensi terjadi.
 Awanpanas berbahaya karena merupakan aliran material vulkanik (campuran abu, gas, dan batuan) bersuhu tinggi (> 200 oC) yang dapat membahayakan jiwa serta dapat membakar benda-benda yang dilalui awanpanas.
 Jarak luncur awanpanas sejak 10 November 2013 cenderung terus membesar dengan potensi jarak luncur dapat mencapai > 1,5 km sehingga dapat melanda pemukiman di desa-desa Kawasan Rawan Bencana II.
 Erupsi Abu-kerikil letusan semakin meluas (mencapai jarak > 5 km dari puncak ke beberapa desa tertentu) dapat cukup membahayakan-mengganggu kesehatan dan merusak tanaman di area terdampak.
 Potensi terjadinya lahar masih tinggi, dikarenakan adanya timbunan abu/material erupsi dan curah hujan tinggi. Potensi lahar kemungkinan terjadi di seluruh lembah-lembah sungai yang berhulu di puncak gunung.
 Potensi longsor di lereng utara G. Sinabung (Lau Kawar) masih tinggi karena adanya lubang tembusan fumarola baru dan telah terjadi beberapa kali longsor di dua lokasi di lereng utara G. Sinabung dan mengancam pemukiman di daerah Lau Kawar, Ds. Kuto Gugung dan Ds. Sigarang-garang.
IV. KESIMPULAN
 Aktivitas vulkanik G. Sinabung berdasarkan pengamatan visual maupun instrumental masih tinggi.
 Gempa tremor masih terekam dengan amplituda tremor cenderung meningkat. Jumlah kegempaan vulkanik sejak 5 hari terakhir cenderung naik namun berfluktuasi.
 Deformasi berdasarkan data EDM dari 16 – 22 November masih berfluktuasi.
 Sejak tanggal 20, 23 November – saat ini aktivitas erupsi cenderung meningkat (intens) dan sebaran material jatuhan hasil erupsi cenderung meluas.
 Berdasarkan hasil analisis pemantauan visual, kegempaan, deformasi dan gas, maka status kegiata G. Sinabung terhitung tanggal 24 November 2013 pukul 10:00 WIB dinaikkan dari status Siaga (level III) menjadi Awas (Level IV).
Jika terjadi perubahan peningkatan/penurunan aktivitas vulkanik G. Sinabung secara lebih signifikan, maka tingkat kegiatannya dapat dinaikan/diturunkan sesuai dengan tingkat kegiatan dan ancamannya.
V. REKOMENDASI
Sehubungan dengan G. Sinabung dalam status AWAS, maka kami rekomendasikan:
1. Masyarakat dan pengunjung/wisatawan tidak mendaki dan melakukan aktivitas pada radius 5 km dari Kawah Sinabung. Masyarakat di 17 Desa dan 2 Dusun

SINABUNG SUDAH 6 KALI ERUPSI HARI INI

Awas Sinabung, telah terjadi rentetan Erupsi G. Sinabung, 25 November 2013:

1. Pkl. 01:00:29 WIB
Tinggi kolom erupsi 500 meter mengarah ke Timur

2. Pkl. 01:56:27 WIB
Tinggi kolom erupsi 500 meter, arah angin ke Timur, dan awan panas 500 meter mengarah ke Tenggara
 
3. Pkl. 02:33:06 WIB
Tinggi kolom erupsi 1.500 meter mengarah ke Timur

4. Pkl. 04:17:51 WIB
Tinggi kolom erupsi 8.00 meter ke arah Timur.

5. Pkl. 07:38:48 WIB
Tinggi kolom erupsi 2.000 meter, arah angin ke Timur dan awan panas 1.500 meter mengarah ke Tenggarara

6. Pkl. 08:38 WIB
Tinggi kolom erupsi 1.500 meter, angin ke arah Timur, dan awan panas 1.000 meter mengarah ke Tenggara.

Sunday 24 November 2013

8 KALI ERUPSI, 12.300 JIWA SINABUNG MENGUNGSI

Aktivitas Gunung Sinabung terus meningkat. Sejak Sabtu malam (23-11-2013) hingga Minggu pagi (24-11-2013) G. Sinabung telah 8 kali meletus, yaitu:

1). Erupsi pertama pada 23-11-2013 pukul 21.26 WIB. Suara dan getaran terdengar hingga pos yang berjarak 8 kilometer dari Gn. Sinabung dengan durasi 2 menit. Jatuhan lapili (batu kecil seukuran 0.5 - 1 cm) jatuh di Desa Sukanalu, Sigarang-garang, Kuta Tunggal, dan Lau Kawar.
Amplituda letusan over scale selama 3 menit, dan Gn. tertutup kabut.
2). Erupsi ke 2 pukul 21.38 WIb
3). Erupsi ke 3 pukul 22.02 Wib.
4). Susulan ke 4 pada pukul 23.15 WIB (23/11) dengan durasi 67 menit, kolom letusan tidak teramati dan arah angin menuju utara-timur laut.
5). Susulan ke 5 pukul 00.45 WIB (24/11) dengan durasi 10 Menit, tinggi kolom tidak teramati dan arah angin menuju utara-timur laut. Letusan pertama hingga kelima tidak sebesar 18-19 Nov 2013 tetapi angin ke arah utara-timur laut sehingga terjadi hujan abu vulkanik di Medan dan sekitarnya.
6). Erupsi ke 6 pada pukul 02.32 WIB (24/11) visual tertutup dan durasi letusan 339 detik.
7) Erupsi ke 7 pada pukul 07.35 WIB (24/11) terjadi letusan dengan arah angin Timur-Timur laut, dengan suara gemuruh 1 menit, dan asap letusan 8.000 meter.
8) Erupsi ke 8 pukul 08:55 Wib, amplituda maksimal 120 mm. Lama erupsi 7,9 menit. Tinggi abu vulkanik 3000 m. Arah angin timur.

Adanya rekomendasi dari PVMBG Badan Geologi pada Sabtu malam (23-11-2013) agar 4 desa harus kosong yaitu Desa Kutagunggung, Kutarakyat, Sigarang-garang dan Sukanalu, maka evakuasi warga telah dilakukan.

Saat ini sekitar 12.300 jiwa pengungsi tersebar di 20 pos penampungan. Pendataan detil masih dilakukan. Masa tanggap darurat diperpanjang lagi hingga 30 November 2013. Sebanyak sekitar lebih dari 500 personil dari BNPB, BPBD Sumut, TNI, Polri, SKPD dan relawan dikerahkan dalam penanganan erupsi G. Sinabung.

Sutopo Purwo Nugroho
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB

STATUS SINABUNG DINAIKKAN AWAS

STATUS SINABUNG DINAIKKAN AWAS

Terus meningkatnya aktivitas Gunung Sinabung, maka PVMBG Badan Geologi telah menaikkan status G. Sinabung dari Siaga (level 3) menjadi AWAS (level 4) terhitung mulai tanggal 24 November 2013 pukul 10.00 Wib. Kenaikan status AWAS ini telah dilaporkan Kepala PVMBG kepada Kepala BNPB. BNPB bersama BPBD Sumut, Komandan Tanggap Darurat Erupsi G. Sinabung segera mengambil langkah-langkah terkait kenaikan status gunungapi tersebut.

Status Awas adalah status tertinggi dari aktivitasnya gunungapi diperkirakan akan terjadi letusan lagi. Dinaikkan status AWAS karena diindikasikan dengan peningkatan intensitas letusan dan makin meluasnya lontaran material berukuran 3-4 cm hingga mencapai jarak 4 km. Direkomendasikan masyarakat yang bermukim di radius 5 km dari kawah G. Sinabung untuk diungsikan terlebih dahulu. Perkiraan awal sekitar 15.000 jiwa masyarakat yang tinggal di radius 5 km harus mengungsi. Saat ini persiapan evakuasi sedang disiapkan.

Sebanyak sekitar lebih dari 500 personil dari BNPB, BPBD Sumut, TNI, Polri, SKPD dan relawan dikerahkan dalam penanganan erupsi G. Sinabung.

Kebutuhan mendesak yang diperlukan adalah kendaraan truk untuk evakuasi jika ada peningkatan status G. Sinabung atau antisipasi untuk kondisi terburuk. Kebutuhan lain adalah permakanan, masker, sandang, selimut, tikar, makanan bayi, sanitasi, psikososial dan layanan kesehatan.

Sutopo Purwo Nugroho
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB

Saturday 23 November 2013

SINABUNG SEDANG ERUPSI, 4 DESA HARUS KOSONG

SINABUNG SEDANG ERUPSI, 4 DESA HARUS KOSONG

Saat ini sedang berlangsung erupsi G. SInabung. Erupsi pukul 21.26 Wib, arah angin utara timur laut. Erupsi disertai dengan hujan batu kecil. Erupsi susulan kedua pada 21.38 Wib, sedangkan erupsi susulan ke tiga pukul 22.02 wib. Erupsi masih berlangsung. Letusan tidak teramati hujan gerimis dan kabut.

PVMBG merekomendasikan 4 desa harus kosong yaitu Desa Kutagunggung, Kutarakyat, Sigarang-garang dan Sukanalu dikosongkan segera. TNI beserta aparat lain sedang mengerahkan armada truk menuju sasaran melaksanakan evakuasi warga.

Pada sore tadi, 22 Nop 2013 jumlah pengungsi 6.301 jiwa (1.983 KK). Diperkirakan malam ini akan bertambah karena proses evakuasi sedang berlangsung dari 4 desa.

Sebaran pengungsi adalah:
1. Ds Mardinding di Los pekan T. Nderket ( 278 KK 940 jiwa ).
2. Ds Sukameriah GBKP Payung ( 89 KK 314 jiwa ).
3, Mesjid Peyung ( 37 KK 111 jiwa ).
S. Ds Bekerah dan Ds Simacem di Los N, Teran ( 170 Kk 518 jiwa ).
5. Sentrum ( 151 Kk 448 jiwa ),
6. GBKP Simp VI ( 141 Kk 433 jiwa ),
7. Serba Guna KNPI ( 137 Kk 505 jiwa ).
8. Klasis GBKP ( 113 Kk 330 jiwa ).
9. GBKP Kota ( 259 KK 751 jiwa ).
10. Paroki jln Irian ( 176 Kk 570 jiwa ).
11. Mesjid Agung ( 136 Kk 519 jiwa ).
12. GPDI Indokum Siroga Simp IV ( 64 Kk 161 jiwa ).
13.GBKP Simp Katepul ( 76 Kk 218 jiwa ).
14. GBKP Asrama Kodim ( 56 Kk 161 jiwa ).
15. Kantor ASAP ( 18 Kk 54 Jiwa ).
16. Mesjid Istiqrar B. Tagi ( 82 KK 268 jiwa ).

Sutopo Purwo Nugroho
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB

Batu yang bersumber dari letusan Sinabung malam ini

Mengenai Desa Kuta Gugung dan Kuta Rayat, Kecamatan Naman Teran.

Thursday 21 November 2013

Posmetro Medan keliru memberitakan Gunung Sinabung sudah berstatus awas

Posmetro Medan keliru memberitakan Gunung Sinabung sudah berstatus awas, padahal masih siaga. Contoh kualitas jurnalisme yang rendah.

Batu Renggang, Desa Mardinding, Kecamatan Payung, Kabupaten Karo


Batu ini dahulunya dipercya memiliki kekuatan magis dan ritual desa banyak dilakukan di sini. Namun sekarang penghuninya diyakini sudah pergi, sehingga pelaksanaan ritual desa sudah berpindah ke pohon besar yang ada dekatnya.

Peningkatan Status G. Sinabung Dari Waspada Menjadi Siaga, 3 November 2013

Bersama ini dengan hormat disampaikan tentang perkembangan kegiatan G. Sinabung di Kabupaten Karo Provinsi Sumatera Utara.

 I. pendahuluan
Gunungapi Sinabung berbentuk strato, secara administratif terletak di Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara, secara geografis terletak pada posisi 3o 10’ LU, 98o 23,5’ BT dengan ketinggian 2460 meter di atas permukaan laut.
Paska penurunan aktivitas vulkanik G. Sinabung, yaitu dari status Awas (level IV) menjadi Siaga (level III) pada tanggal 23 September 2010 dan dari Siaga (level III) menjadi Waspada (level II) pada tanggal 7 Oktober 2010, aktivitas vulkanik cenderung menurun namun dengan fluktuasi. Pemantauan dengan metoda visual, seismik, dan deformasi terus dilakukan untuk melakukan penilaian tingkat aktivitas G. Sinabung.

BNPB KIRIM BANTUAN LOGISTIK PERALATAN Rp 3,93 MILYAR UNTUK KORBAN SINABUNG

Guna membantu penanganan pengungsi Gunung Sinabung maka BNPB kembali mengirimkan logistik dan peralatan senilai Rp 3,93 milyar. Bantuan diberikan kepada BPBD Sumatera Utara untuk melakukan penanganan darurat erupsi G. Sinabung. Belum tebentuknya BPBD Karo maka bantuan diberikan kepada BPBD Sumatera Utara.