Tuesday 30 June 2015

Evaluasi Tingkat Aktivitas Level Iv (awas) G. Sinabung Tanggal 22 – 29 Juni 2015

30 June 2015 I. Pendahuluan
  1. Gunungapi Sinabung berbentuk strato, secara administratif berada di Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara dan secara geografis ada pada posisi 3º 10' LU dan 98º 23,5' BT dengan ketinggian 2.460 meter di atas permukaan laut.
  1. Pasca peningkatan aktivitas vulkanik G. Sinabung dari Waspada menjadi Siaga pada tanggal 3 November 2013, aktivitas vulkanik meningkat secara fluktuatif hingga 22 November 2013 dan meningkat secara siginifikan pada 23 dan 24 November 2013. Sehingga tingkat aktivitas G. Sinabung dinaikkan dari level III (Siaga) menjadi Level IV (Awas) pada tanggal 24 November 2013 pukul 10:00 WIB. Namun, sejak tanggal 8 April 2014 pukul 17:00 WIB tingkat aktivitas G. Sinabung diturunkan dari Level IV (Awas) menjadi Level III (Siaga).  Aktivitas G. Sinabung meningkat kembali secara visual dan instrumen sehingga terhitung tanggal 2 Juni 2015 Pukul 23:00 WIB dinaikkan dari Level III (Siaga) menjadi Level IV (Awas). 

 

II. Hasil Pengamatan

2.1 Visual 

Pemantauan secara visual dilakukan dari Pos PGA Sinabung yang berada di Desa Ndokum Siroga, Kecamatan Simpang Empat yang berjarak sekitar 8,5 km dari puncak G. Sinabung. Hasil pemantauan secara visual sejak 22 Juni 2015 adalah sebagai berikut:

  1. Tanggal 22 Juni 2015 teramati cuaca cerah, angin bertiup tenang hingga sedang ke arah Timur, suhu udara 17 – 26° C. Gunungapi tampak jelas. Saat gunungapi jelas teramati hembusan tebal berwarna putih dengan tinggi 50 – 200 meter di atas puncak. Terjadi 3 kali Awan Panas Guguran dari puncak dengan jarak luncur sejauh 2500 meter ke selatan tenggara, tinggi kolom abu 200 – 2000  meter. Teramati guguran lava dari puncak sejauh 500 – 1500  meter ke arah selatan dan 1000 – 1500 meter ke arah  tenggara.
  2. Tanggal 23 Juni 2015 teramati cuaca cerah, angin bertiup tenang hingga sedang ke arah Timur dan Tenggara, suhu udara 17 – 26° C. Gunungapi tampak jelas. Saat gunungapi jelas teramati hembusan tebal berwarna putih dengan tinggi 50 hingga 100 meter di atas puncak. Teramati api diam di puncak G. Sinabung. Terjadi 4 kali Awan Panas Guguran dari puncak dengan jarak luncur sejauh 1200 – 3500 meter ke Timur Tenggara, tinggi kolom abu 200 – 2500  meter. Teramati guguran lava dari puncak sejauh 1000 – 2000  meter ke arah selatan dan 500 – 1000 meter ke arah  tenggara.
  3. Tanggal 24 Juni 2015 teramati cuaca berawan, angin bertiup tenang hingga perlahan ke arah Timur, suhu udara 17 – 25° C. Saat gunungapi jelas teramati hembusan tipis hingga tebal berwarna putih dengan tinggi 50 – 100 meter di atas puncak. Teramati api diam di puncak G. Sinabung. Terjadi 12 kali Awan Panas Guguran dari puncak dengan jarak luncur sejauh 1500 – 3000 meter ke Timur Tenggara, tinggi kolom abu 300 – 3000  meter. Teramati guguran lava dari puncak sejauh 1000 – 2500  meter ke arah selatan dan 700 – 2000 meter ke arah  tenggara.
  4. Tanggal 25 Juni 2015 teramati cuaca cerah hingga berawan, angin bertiup tenang hingga sedang ke arah Timur – Tenggara, suhu udara 18 – 25° C. Gunungapi tampak jelas. Saat gunungapi jelas teramati hembusan tebal berwarna putih dengan tinggi 50 – 300 di atas puncak.  Terjadi 9 kali Awan Panas Guguran dari puncak dengan jarak luncur sejauh 2500 – 4000 meter ke Timur Tenggara, tinggi kolom abu 1000 – 5000 meter. Teramati guguran lava dari puncak sejauh 500 – 2000 meter ke arah selatan dan 500 – 2500 meter ke arah  tenggara.
  5. Tanggal 26 Juni 2015 teramati cuaca cerah hingga berawan, angin bertiup tenang hingga sedang ke arah Timur Tenggara, suhu udara 17 – 25° C. Gunungapi tampak jelas. Saat gunungapi jelas teramati hembusan tebal berwarna putih dengan tinggi 100 – 500 meter di atas puncak. Terjadi 8 kali awan panas guguran sejauh 2000 – 3500 meter ke arah Timur Tenggara dengan tinggi kolom abu 200 – 2500 meter. Teramati guguran lava dari puncak sejauh 700 – 2000 meter ke arah Selatan dan 500 meter ke arah Timur Tenggara.
  6. Tanggal 27 Juni 2015 teramati cuaca cerah hingga berawan, angin bertiup tenang hingga sedang ke arah Timur, suhu udara 17 – 25° C. Gunungapi tampak jelas. Saat gunungapi jelas teramati hembusan tebal berwarna putih dengan tinggi 50 – 500 meter di atas puncak. Terjadi 1 (satu) kali awan panas guguran, visual tertutup kabut. Terjadi 4 kali awan panas guguran sejauh 3000 – 3500 meter ke arah Timur Tenggara dengan tinggi kolom abu 1500 – 3500 meter. Teramati guguran lava dari puncak sejauh 500 – 1000 meter ke arah Selatan dan 700 – 3000 meter ke arah Timur Tenggara.
  7. Tanggal 28 Juni 2015 teramati cuaca cerah hingga berawan (pukul 14.48-18.00 WIB dan pukul 18.00 – 20.15 WIB), angin bertiup tenang hingga kencang  ke arah timur-tenggara, suhu udara 10 – 25° C. Gunungapi tampak jelas hingga tertutup kabut. Saat gunungapi jelas teramati hembusan tebal berwarna putih dengan tinggi 100 - 300 meter di atas puncak. Terjadi 6 kali awan panas guguran sejauh 2000 – 3500 meter ke tenggara timur. Teramati guguran lava dari puncak sejauh 700 - 1500 meter ke arah selatan dan 500 – 1500 meter ke arah timur tenggara.
  8. Tanggal 29 Juni 2015 (hingga pukul 06:00 WIB) teramati cuaca cerah hingga mendung, angin bertiup tenang hingga sedang ke arah barat – baratdaya, suhu udara 16-19°C. Gunungapi tampak jelas, asap putih tebal dengan tinggi 100 meter di atas puncak. Teramati guguran lava dari puncak sejauh 500 – 2000  meter ke arah timurtenggara dan 1000 – 2000 meter ke arah tenggara.

2.2 Instrumental

1.   Kegempaan harian:

  1. Tanggal 22 Juni 2015 terekam 218 kali Gempa Guguran dengan amplituda 4 - 120 mm dan lama gempa 7 - 576 detik. 75 kali Gempa Low Frequency (LF) dengan amplituda 2 - 90 mm dan lama gempa 4 - 53 detik. 3 kali Gempa Hybrid dengan amplituda 8 - 35 mm dan lama gempa 6 - 18 detik. 1 kali Gempa Vulkanik Dalam (VA) dengan amplituda 7 mm, lama gempa 6 detik, dan S - P 1,1 detik. 1 kali Gempa Vulkanik Dangkal (VB) dengan amplituda 12 mm dan lama gempa 7 detik.  1 kali Gempa Tektonik Jauh (TJ) dengan amplituda 12 mm dan lama gempa 105 detik, S-P 32 detik. Terekam Tremor menerus dengan amplituda 0,5 - 3 mm (dominan 0,5 mm).
  2. Tanggal 23 Juni 2015 terekam 199 kali Gempa Guguran dengan amplituda 5 - 117 mm dan lama gempa 35 - 323 detik. 55 kali Gempa Low Frequency (LF) dengan amplituda 2 - 100 mm dan lama gempa 5 - 40 detik. 18 kali Gempa Hybrid dengan amplituda 6 - 94 mm dan lama gempa 9 - 30 detik. 2 kali Gempa Vulkanik Dalam (VA) dengan amplituda 22 – 42 mm, lama gempa 11 - 23 detik, dan S - P 1,0 – 1,1 detik. Terekam Tremor menerus dengan amplituda 0,5 - 3 mm (dominan 0,5 mm).
  3. Tanggal 24 Juni 2015 terekam 175 kali Gempa Guguran dengan amplituda 3 - 120 mm dan lama gempa 6 - 534 detik. 37 kali Gempa Low Frequency (LF) dengan amplituda 2 - 28 mm dan lama gempa 6 - 25 detik. 11 kali Gempa Hybrid dengan amplituda 6 - 48 mm dan lama gempa 10 - 33 detik. Terekam Tremor menerus dengan amplituda 0,5 - 3 mm (dominan 0,5 mm).
  4. Tanggal 25 Juni 2015 terekam 188 kali Gempa Guguran dengan amplituda 3 - 120 mm dan lama gempa 8 - 468 detik. 34 kali Gempa Low Frequency (LF) dengan amplituda 2 - 50 mm dan lama gempa 6 - 15 detik. 17 kali Gempa Hybrid dengan amplituda 8 - 62 mm dan lama gempa 7 - 28 detik. 2 kali Gempa Vulkanik Dalam (VA) dengan amplituda 14 - 62 mm, lama gempa 8 - 20 detik dan S - P 1,0 detik. Terekam Tremor menerus dengan amplituda 0,5 - 3 mm (dominan 0,5 mm).
  5. Tanggal 26 Juni 2015 terekam 170 kali Gempa Guguran dengan amplituda 4 - 120 mm dan lama gempa 16 - 313 detik. 29 kali Gempa Low Frequency (LF) dengan amplituda 2 - 44 mm dan lama gempa 5 - 15 detik. 16 kali Gempa Hybrid dengan amplituda 4 - 107 mm dan lama gempa 7 - 40 detik. 6 kali Gempa Vulkanik Dalam (VA) dengan amplituda 6 – 120 mm, lama gempa 6 - 38 detik dan S - P 0,5 – 2,4 detik. Terekam Tremor menerus dengan amplituda 0,5 - 3 mm (dominan 0,5 mm).
  6. Tanggal 27 Juni 2015 terekam 123 kali Gempa Guguran dengan amplituda 4 - 120 mm dan lama gempa 17 - 322 detik. 34 kali Gempa Low Frequency (LF) dengan amplituda 2 - 15 mm dan lama gempa 3 - 15 detik. 10 kali Gempa Hybrid dengan amplituda 5 - 100 mm dan lama gempa 15 - 82 detik. 1 kali Gempa Tektonik Jauh (TJ) dengan amplituda 8 mm, lama gempa 80 detik dan S – P 26 detik. Terekam Tremor menerus dengan amplituda 0,5 – 3  mm (dominan 0,5 mm).
  7. Tanggal 28 Juni 2015 terekam 80 kali Gempa Guguran dengan amplituda 6 - 120 mm dan lama gempa 21 - 369 detik. 13 kali Gempa Low Frequency (LF) dengan amplituda 2 - 10 mm dan lama gempa 4 - 35 detik.  14 kali Gempa Hybrid dengan amplituda 7 – 106 mm dan lama gempa 11 - 58 detik. 1 kali Gempa Tektonik Jauh (TJ) dengan amplituda 4 mm, lama gempa 182 detik dan S – P 28 detik.  Terekam Tremor menerus dengan amplituda 0,5 - 3 mm (dominan 0,5 mm).
  8. Tanggal 29 Juni 2015  (hingga pukul 06:00 WIB): terekam 41 kali gempa Guguran dengan amplituda 5-115 mm dan lama gempa 25-245 detik. 1 kali gempa Low Frequency (LF) dengan amplituda 11 mm dan lama gempa 8 detik. 18 kali gempa Hybrid dengan amplituda 30-89 mm dan lama gempa 14-23 detik. 1 kali Gempa Vulkanik Dalam (VA)  dengan amplituda 88 mm, lama gempa 16 detik, S-P 2 detik. Terekam Tremor menerus dengan amplituda 0,5-3 mm (dominan 0,5 mm).

Pada periode 22 Juni – 29 Juni 2015 pagi, gempa yang terekam adalah Gempa Guguran, Hybrid, Low Frequency (LF), Vulkanik Dalam (VA), Vulkanik Dangkal (VB), Tektonik Lokal (TL), Tektonik Jauh (TJ), dan Tremor. Gempa Guguran yang berkaitan dengan ketidakstabilan kubah lava-lidah lava terekam rata-rata 150 kejadian/hari. Gempa Vulkanik Dalam (VA) yang mengindikasikan adanya tekanan akibat intrusi magma terekam rata-rata 1 - 2 kejadian/hari. Gempa Low Frequency (LF) yang mengindikasikan adanya aliran fluida terekam rata-rata 35 kejadian/hari dan Gempa Hybrid yang mengindikasikan pembentukan kubah lava terekam rata-rata 13 kejadian/hari. Tremor menerus masih terekam dengan amplituda bervariasi antara 0,5-3 mm (rata-rata dominan 0,5 mm) (Lampiran 1).

RSAM (Real-time Seismic Amplituda Measurement) energi getaran gempa-gempa pada periode 1 Januari 2015 hingga 10 Juni 2015 menunjukkan fluktuasi energi. Sejak 05 Mei 2015 hingga 29 Juni 2015 nilai RSAM mengalami  peningkatan (Lampiran 2).

 

2. Pengukuran deformasi - EDM

Pengukuran deformasi - EDM dilakukan di Desa Sukanalu dari titik ukur SNB 1 (03° 10' 59,25" LU, 98° 25' 25,64" BT, elevasi 1.305 m), terhadap reflektor SNB 2 (03° 10' 42,50" LU, 98° 24' 50,50" BT, elevasi 1.436 m) dan reflektor SNB 3 (03° 10' 44,79" LU, 98° 24' 20,21" BT, elevasi 1.626 m) di lereng timur G. Sinabung. Namun pengukuran dihentikan sejak tanggal 13 Juni 2015 karena kondisi lapangan yang berbahaya (Lampiran 3). Titik benchmark baru sedang disiapkan di Desa Sigarang-garang dan akan dioperasikan mulai tanggal 1 Juli 2015.

 

3. Pengukuran deformasi - tiltmeter

Pengukuran deformasi - tiltmeter secara kontinyu dilakukan di dua lokasi, yaitu: stasiun Sukanalu (03° 10' 41,8" LU; 98° 24' 20,8" BT, elevasi 1.626 m, lereng timur G. Sinabung) dan stasiun Lau Kawar (03° 11' 29,70" LU; 98° 23' 6,30" BT, elevasi 1.468 m, lereng utara G. Sinabung). Grafik hasil pengukuran ungkitan dengan tiltmeter selama kurun waktu dari 1 Januari hingga 29 Juni 2015 pukul 07:59 WIB dapat dilihat pada Lampiran 4.

Hasil pengukuran tiltmeter di Stasiun Sukanalu, pada periode 22 Juni hingga 29 Juni 2015, komponen sumbu X (tangensial) menunjukkan pola menurun sedangkan komponen sumbu Y (radial) naik/inflasi cukup signifikan.


4. Pengukuran fluks SO2

Fluks SO2 diukur menggunakan DOAS pada jarak antara 4-6 km dari puncak. Sedangkan suhu air panas Payung (03° 07' 35,5" LU, 98° 23' 13,3" BT) diukur secara kontinyu sejak awal September 2013. Grafik hasil pengukuran fluks SO2 dan suhu air panas selama kurun waktu dari 1 Januari 2015 hingga 9 Juni 2015 dapat dilihat pada Lampiran 5.

Pada periode 1 Januari 2015 - 9 Juni 2015, fluks SO2 berfluktuasi antara 56 ton/hari hingga 1606 ton/hari. Setelah 9 Juni 2015  pengukuran flux SO2 dengan Mini DOAS tidak dapat dilakukan karena daerah puncak gunung api tertutup oleh abu vulkanik.

Periode 1 januari 2015 - 29 Juni 2015 suhu mata air panas Payung masih berfluktuasi namun tidak terjadi perubahan yang signifikan, yaitu antara 53 – 54°C dan kandungan CO2 berfluktuasi antara 23 – 42%.

 

III. Evaluasi
  1. Secara visual aktivitas yang dominan berupa hembusan asap dan penumpukan kubah lava di puncak yang sering diikuti oleh guguran dari puncak lava serta kadang-kadang awan panas guguran.
  2. Pada periode ini jumlah Gempa Guguran meningkat bila dibandingkan dengan minggu sebelumnya. Meningkatnya jumlah Gempa Guguran ini juga diiringi oleh peningkatan trend RSAM yang menunjukkan peningkatan energi yang terkandung dalam gempa. Jumlah harian gempa-gempa vulkanik (terutama Gempa Vulkanik Dalam atau VA), Hybrid dan Low Frequency (LF) jumlah hariannya masih berfluktuasi, menandakan masih berlangsungnya tekanan atau suplai magma baru.
  3. Pengukuran deformasi dengan EDM di stasiun Sukanalu pada perioda 22 - 29 Juni 2015 menunjukkan pola inflasi.
  4. Fluks SO2 sejak tanggal 9 Juni 2015 tidak dapat diukur karena daerah puncak gunung api tertutup oleh abu vulkanik. Suhu dan komposisi kimia air panas (CO2) tidak menunjukkan perubahan dibandingkan dengan periode sebelumnya.

 

IV. Potensi Bahaya 

  • Erupsi bersifat eksplosif masih berpotensi terjadi, namun ancamannya terbatas pada radius lk. 3 km.
  • Ancaman hujan abu lebat dapat mencapai > 3 km dan tergantung arah dan kuatnya angin.
  • Awanpanas guguran dan guguran lava yang berasal dari kubah lava serta aliran lava berpotensi mengancam sektor selatan-tenggara sejauh 7 km dan sektor tenggara-timur sejauh 6 km.
  • Aktivitas pada lubang tembusan fumarola baru di lereng utara (Lau Kawar) masih berlangsung.
  • Longsor dan banjir berpotensi terjadi di sekitar lembah dan aliran sungai di lereng bagian utara akibat pelapukan yang memperlemah kestabilan lereng.
  • Lahar berpotensi terjadi di lembah-lembah sungai yang berhulu di Gunungapi Sinabung karena hujan yang masih terjadi.
  • Kawasan Rawan Bencana letusan G. Sinabung selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 6.

 

V. Kesimpulan

  1. Berdasarkan data pengamatan visual dan instrumental serta potensi ancaman bahaya G. Sinabung maka tingkat aktivitas G. Sinabung hingga tanggal 29 Juni 2015 pukul 06.00 WIB masih tetap Level IV (Awas).
  2. Pemantauan secara intensif terus dilakukan guna mengevaluasi aktivitas G. Sinabung, serta pemahaman akan aktivitas G. Sinabung harus tetap dilakukan secara intensif melalui kegiatan sosialisasi tentang ancaman aktivitas erupsi G. Sinabung.
  3. Jika terjadi penurunan aktivitas vulkanik G. Sinabung secara signifikan, maka tingkat aktivitasnya dapat diturunkan sesuai dengan tingkat aktivitas dan ancamannya.

 

VI. Rekomendasi 

Sehubungan dengan G. Sinabung dalam tingkat aktivitas Level IV (Awas), maka kami rekomendasikan:

  1. Masyarakat dan pengunjung/wisatawan tidak melakukan aktivitas di dalam radius 3 km dari puncak.
  2. Masyarakat dalam jarak 7 km untuk sektor selatan-tenggara G. Sinabung, yang berada di bukaan lembah yang berpotensi terlanda awanpanas yaitu yang tinggal di: Pasarpinter Gurukinayan - Simpang Sibintun/Perjumaan Batukejan, Jembatan Lau Benuken Tigapancur, Desa Tigapancur-Pejumaan Tigabogor, Desa Pintumbesi, dan Desa Jeraya agar dievakuasi ke lokasi yang aman dan tidak melakukan aktivitas di sektor tersebut.
  3. Masyarakat di dalam jarak 6 km untuk sektor tenggara-timur G. Sinabung yang berada di bukaan lembah yang berpotensi terlanda aliran awan panas yaitu yang tinggal di Desa Kutatengah agar dievakuasi ke lokasi yang aman.
  4. 4. Masyarakat yang berada di luar sektor selatan – tenggara dan tenggara – timur tetapi berada di dalam KRB III berpotensi terkena hujan abu lebat dan lontaran material vulkanik, yaitu yang berada di desa Sukanalu, Sigarang-garang, Kutarakyat, Kutagugung, Lau Kawar dan Mardinding, agar dievakuasi ke lokasi yang aman.
  5. Masyarakat yang tinggal di dalam radius 3 km, yaitu Desa Sukameriah di Kecamatan Payung serta Desa Bekerah dan Desa Simacem di Kecamatan Naman Teran, agar direlokasi.
  6. Masyarakat yang tinggal di luar radius 3 km dari Kawah G. Sinabung, yaitu: 4 Desa dan 1 Dusun yang tersebar dalam 3 Kecamatan yaitu : Kecamatan Payung (Desa Gurukinayan); Kecamatan Naman Teran (Desa Kutatonggal), Kecamatan Simpang Empat (Desa Berastepu, Dusun Sibintun dan Desa Gamber), agar direlokasi.
  7. Masyarakat dihimbau memakai masker bila keluar rumah untuk mengurangi dampak kesehatan dari abu vulkanik. Mengamankan sarana air bersih serta membersihkan atap rumah dari abu vulkanik yang lebat agar tidak roboh.
  8. Masyarakat yang berada dan bermukim di dekat sungai-sungai yang berhulu di G. Sinabung agar tetap waspada terhadap bahaya lahar.
  9. Masyarakat di sekitar G. Sinabung diharap tenang tidak terpancing isu-isu tentang erupsi G. Sinabung, dan agar senantiasa mengikuti arahan dari Pemerintah Kabupaten Karo/Muspida Karo yang senantiasa mendapat laporan tentang aktivitas G. Sinabung.
  10. Pemerintah Daerah agar menyiapkan sarana komunikasi seluruh perangkat kerjanya, melakukan sosialisasi kepada masyarakat berkaitan daerah-daerah bahaya yang masih terancam, serta menambahkan/memperbaiki jalur evakuasi, sehingga mempermudah mengantisipasi ancaman bahaya erupsi jika tiba-tiba terjadi situasi yang membuat panik masyarakat.
  11. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Badan Geologi akan selalu berkoordinasi dengan BNPB, BPBD Provinsi Sumatera Utara dan BPBD Kabupaten Karo dalam memberikan informasi tentang aktivitas G. Sinabung.
  12. Pemerintah Daerah Kabupaten Karo agar senantiasa berkoordinasi dengan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi atau Pos Pengamatan Gunungapi Sinabung (Telp. 0628-91575) di Gg. Kayu Bakar, Jl. Kiras Bangun, Desa Ndokum Siroga, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo dalam memberikan informasi tentang kegiatan G. Sinabung

Monday 29 June 2015

HUJAN ABU TERUS MENERUS DI SINABUNG, KERUGIAN PERTANIAN Rp 817 MILYAR  

Semua parameter kegunungapian, baik visual maupun seismisitas dari Gunung Sinabung masih sangat tinggi. Guguran lava pijar terus menerus berlangsung sepanjang Minggu-Senin (28-29/6/2015) sehingga menimbulkan hujan abu di sisi timur, tenggara dan selatan G. Sinabung. Pada Minggu (28/6/2015) terjadi 116 kali guguran, 14 kali gempa hybrid, tremor menerus, dan 3 kali luncuran awan panas sejauh 3-3,5 km ke Tenggara-Timur, dan tinggi kolom abu Vulkanik 3.000 meter.
 
Pada Senin (29/6/2015) hingga pukul 13.00 Wib telah terjadi 67 kali guguran, 38 gempa hybrid dan tremor menerus. Pada 07.18 WIB terjadi erupsi dan luncuran awan panas guguran sejauh 3.000 meter ke sektor Tenggara, tinggi kolom abu Vulkanik 2.000 meter. Kota Kabanjahe diguyur hujan abu. Dengan kondisi seperti itu, potensi erupsi G.Sinabung masih akan terus berlangsung cukup lama. Hujan abu akan terus menerus turun di sekitar G.Sinabung. Status masih Awas (level IV).
 
Jumlah pengungsi saat ini 3.150 KK (10.645 jiwa). Tercatat ada 780 lansia, 76 ibu hamil, 220 bayi, dan 747 balita. Mereka adalah kelompok rentan pengungsi yang harus memperoleh perhatian khusus.
 
Material erupsi dari G. Sinabung telah melumpuhkan kegiatan ekonomi masyarakat. Sektor pertanian dan perkebunan adalah sektor yang paling terpukul akibat erupsi. Lahan pertanian dan perkebunan seluas 46.935 hektar rusak berat. Kerusakan terbesar terjadi pada tanaman cabe (1.701 hektar) dan buah jeruk (1.177 hektar) yang merupakan tanaman paling banyak ditanam petani di G.Sinabung. Kondisi ini menyebabkan petani gagal panen dan tanaman hancur. Total kerugian dan kerusakan di sektor pertanian dan perkebunan mencapai Rp 817 milyar.
 
Untuk itulah perlu percepatan dalam penanganan dan pemulihan erupsi G. Sinabung. Dukungan semua pihak diperlukan untuk mengatasi dampak erupsi G.Sinabung.
 
Sutopo Purwo Nugroho
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB

Wednesday 24 June 2015

BUTUH RP 141,3 MILYAR UNTUK RELOKASI 370 KK WARGA SINABUNG  

Erupsi Gunung Sinabung sangat unik. Aktivitas erupsi yang naik turun menyebabkan pengungsi harus  bolak-balik dari rumahnya ke pengungsian. Sampai kapan erupsi akan berakhir tidak ada yang tahu. Sementara itu rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana juga harus segera dilakukan. Sementara itu, regulasi yang menyangkut pendanaan bencana tersekat-sekat dalam setiap tahapan bencana. Ini merupakan salah satu kendala penanganan erupsi G. Sinabung.
 
Ada tiga hal yang harus ditangani di Sinabung. Pertama adalah pemenuhan kebutuhan dasar bagi 10.184 jiwa (3.030 KK) pengungsi dari 11 desa yang tersebar di 10 pos pengungsian. Saat ini semua kebutuhan dasar secara umum tercukupi.
 
Kedua, relokasi bagi 2.053 KK (6.179 jiwa) dari 7 desa yang dinyatakan dilarang untuk kembali ke desa asalnya. Mereka saat ini tinggal di hunian sementara. Pemerintah sejak Juni 2014 hingga sekarang memberikan bantuan sewa rumah Rp 3,6 juta/KK/tahun dan sewa lahan pertanian Rp 2 juta/KK/tahun. Relokasi tahap pertama adalah 370 KK dari Desa Sukameriah, Simacem, dan Bekerah. Kebutuhan anggaran untuk relokasi 370 KK adalah Rp 141,3 milyar. Ini untuk pembangunan permukiman, infrastruktur, ekonomi produktif, sosial budaya, dan lintas sektor. Sedangkan untuk relokasi tahap kedua yaitu 1.683 KK dibutuhkan dana Rp 522 milyar. Kebutuhan ini di luar dari pembangunan sabo dam untuk menahan lahar hujan di sekitar G. Sinabung. Masalah ketersediaan lahan untuk relokasi adalah masalah penting karena kenyataannya tidak mudah mencari lahan kosong.
 
Hal yang ketiga adalah penanganan dampak erupsi G. Sinabung yang non relokasi. Saat ini banyak warga desa di sekitar G.Sinabung yang tidak dapat melakukan budidaya pertanian dan perkebunan karena lahannya rusak akibat pasir dan debu erupsi. Beberapa fasum dan fasos juga rusak.
 
Perlu penanganan yang komprehensif baik di tingkat pusat, provinsi dan kabupaten.
 
Sutopo Purwo Nugroho
Kapusdatin Humas BNPB

Thursday 18 June 2015

AKTIVITAS GUNUNG SINABUNG TETAP TINGGI, 10.377 JIWA MENGUNGSI

Aktivitas erupsi Gunung Sinabung di Kab. Karo, Sumatera Utara tetap tinggi. Sepanjang Selasa (17/6/2015) terjadi 120 kali guguran, 4 kali luncuran awan panas sepanjang 2-3 km ke sisi timur-tenggara dan selatan, 2 kali luncuran lava pijar 1,5 km ke tenggara dan 2 km ke selatan, tremor menerus serta semua parameter seismisitas masih tinggi. Pada Rabu (18/6/2015) siang telah terjadi 1 kali awan panas guguran dari puncak dengan jarak luncur sejauh 2,5 km ke Tenggara, dan guguran lava pijar dari puncak sejauh 700-1.500 meter ke Tenggara, tremor menerus. Potensi erupsi susulan masih tinggi. Status Awas (level IV).
 
Adanya perluasan radius yang harus dikosongkan menyebabkan warga beberapa desa harus dievakuasi. Saat ini pengungsi 10.377 jiwa (2.762 KK) yang tersebar di 10 pos pengungsian. Pengungsi berasal dari Desa Guru Kinayan, Tiga Pancur, Pintu Besi, Sukanalu, Beras Tepu, Sigarang-garang, Jeraya, Kuta Rayat, Kuta Gunggung, Mardinding, Kuta Tengah, dan Dusun Lau Kawar. Pengungsi bukan hanya berasal dari desa sisi tenggara-selatan dari puncak kawah, tetapi desa-desa di sisi utara, timur dan barat daya pun mengungsi. Di beberapa pos penampungan terdapat pengungsi yang banyak, seperti di pos pengungsian BPPT, jambur Tongkoh dan Tahura ada 2.728 jiwa (666 KK).
 
Tim Reaksi Cepat BNPB telah hadir di Sinabung mendampingi BPBD Karo. Bupati Karo telah meminta bantuan Rp 1,4 milyar dana siap pakai kepada BNPB untuk penanganan pengungsi. Bupati Karo telah menetapkan masa tanggap darurat sejak 2/6/2015 hingga 6/7/2015. Kebutuhan mendesak adalah tenda pengungsi, selimut, MCK, makanan tambahan, lauk pauk, masker, tikar, matras, tanki air, pakaian, logistik untuk kebutuhan dapur, dan psikolog untuk trauma healing.
 
Sutopo Purwo Nugroho
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB

Tuesday 16 June 2015

10.714 JIWA MENGUNGSI DARI ERUPSI SINABUNG

Sejak dinaikkannya status Awas (level IV) Gunung Sinabung pada Selasa (2/6) pukul 23.00 Wib hingga saat ini, erupsi dan luncuran awan panas masih berfluktuasi. Ditingkatkannya status Awas disertai dengan bertambahnya area yang harus dikosongkan yaitu 7 km di disisi tenggara dan selatan dari puncak kawah Sinabung menyebabkan jumlah pengungsi terus bertambah.

Pada Senin (15/6) malam sebanyak 7.549 jiwa (1.986 KK) warga Desa Jaraya, Kutatengah, Sigarang garang, Mardingding, Kutagugung dan Kutarayat dievakuasi oleh aparat BPBD Karo bersama TNI, Polri, dan relawan. Kondisi ini menyebabkan jumlah pengungsi saat ini menjadi 10.714 jiwa (2.882 KK). Pengungsi tersebar di 10 pos penampungan.

Sebaran pengungsi di 10 pos penampungan adalah:
1) Jambur Lau Buah Batu 315 KK/ 882 jiwa.
2) Paroki G.Katolik Kabanjahe 297 KK/ 974 jiwa.
3) Gdg Serbaguna KNPI Kabanjahe 76 KK/ 275 jiwa dan 105 KK/ 481 jiwa.
4) Gdg Serbaguna GBKP Kabanjahe 135 KK/ 454 jiwa.
5) Jambur Sempajaya 412 KK/ 1.462 jiwa.
6) Gudang Jeruk Surbakti 182 KK/ 660 jiwa.
7) Jambur Tongkoh dan Tahura 666 KK/ 2.728 jiwa.
8) Jambur Korpri 296 KK/ 1.200 jiwa.
9) Jambur Tanjung Mbelang 265 KK/ 948 jiwa.
10) GPDI Ndokum Siroga 133 KK/ 650 jiwa.

Pemenuhan kebutuhan dasar pengungsi terus ditingkatkan. Anak-anak sekolah diantar jemput menggunakan truk Kodim Karo. Kebutuhan mendesak bagi pengungsi adalah permakanan, air bersih, MCK, selimut, makanan bayi, dan lainnya.

Selain itu, ada 2.053 KK (6.179 jiwa) warga Sinabung yang tinggal di hunian sementara. Mereka disewakan rumah dan lahan pertanian oleh pemerintah sejak Juni 2014 hingga sekarang. Mereka berasal dari Desa Sukameriah, Bekerah, Simacem, Kuta Tonggal, Berastepu, Gamber, dan Kuta Tonggal. Pemerintah memberikan uang sewa rumah (Rp 3,6 juta/KK/tahun) dan sewa lahan pertanian Rp 2 juta/KK/tahun. Nantinya 2.053 KK ini akan direlokasi ke tempat yang lebih aman.

Sutopo Purwo Nugroho
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB

Sunday 7 June 2015

Peningkatan Status G. Sinabung Dari Tingkat Aktivitas Level Iii (siaga) Menjadi Level Iv (awas)

Peningkatan Status G. Sinabung Dari Tingkat Aktivitas Level Iii (siaga) Menjadi Level Iv (awas)

03 June 2015

I. Pendahuluan
  1. Gunungapi Sinabung berbentuk strato, secara administratif masuk dalam Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara dan secara geografis ada pada posisi 3º 10' LU dan 98º 23,5' BT dengan ketinggian 2.460 meter di atas permukaan laut.
  2. Pasca peningkatan aktivitas vulkanik G. Sinabung dari Waspada menjadi Siaga pada tanggal 3 November 2013, aktivitas vulkanik meningkat secara fluktuatif hingga 22 November 2013 dan meningkat secara siginifikan pada 23 dan 24 November 2013. Sehingga tingkat aktivitas G. Sinabung dinaikkan dari level III (Siaga) menjadi Level IV (Awas) pada tanggal 24 November 2013 pukul 10:00 WIB. Namun, sejak tanggal 8 April 2014 pukul 17:00 WIB tingkat aktivitas G. Sinabung diturunkan dari Level IV (Awas) menjadi Level III (Siaga).
II. Hasil Pengamatan

2.1 Visual 

  1. Pemantauan secara visual dilakukan dari Pos PGA Sinabung yang terletak di Desa Ndokum Siroga, Kecamatan Simpang Empat yang berjarak sekitar 8,5 km dari puncak G. Sinabung. Hasil pemantauan secara visual sejak 25 Mei 2015 adalah sebagai berikut:
  2. Tanggal 25 Mei 2015 teramati cuaca cerah hingga hujan gerimis (Pukul 19:20-22:45 WIB), angin bertiup tenang hingga sedang ke arah timur atau baratdaya, suhu udara 18 – 27° C. Gunungapi tampak jelas hingga tertutup kabut. Saat gunungapi jelas teramati hembusan tebal berwarna putih dengan tinggi 200 meter di atas puncak. Teramati guguran lava dari puncak sejauh 1000-1500 meter ke Selatan.
  3. Tanggal 26 Mei 2015 teramati cuaca berawan hingga hujan dengan intensitas gerimis, angin bertiup tenang hingga sedang ke arah timur, suhu udara 18 – 24° C. Gunungapi tampak jelas hingga tertutup kabut. Saat gunungapi jelas teramati hembusan tebal berwarna putih dengan tinggi 100 hingga 400 meter di atas puncak. Teramati 1 kali Awan Panas Guguran dengan jarak luncur 2500 meter ke selatan, serta guguran lava dari puncak sejauh 1000-2000 meter ke arah selatan.
  4. Tanggal 27 Mei 2015 teramati cuaca cerah-mendung, angin bertiup tenang hingga sedang ke arah timur-timurlaut, suhu udara 18 – 29° C. Saat gunungapi jelas teramati hembusan tebal berwarna putih dengan tinggi 200-700 meter di atas puncak. Teramati 3 kali Awan Panas Guguran dengan jarak luncur 2000-3000 meter ke selatan, tinggi kolom abu tertutup kabut, serta guguran lava dari puncak sejauh 1000-2000 meter ke arah selatan.
  5. Tanggal 28 Mei 2015 teramati cuaca berawan hingga hujan gerimis-deras (Pukul 15:23-17:45 WIB), angin bertiup tenang hingga sedang ke arah timur atau selatan, suhu udara 18 – 30° C. Gunungapi tampak jelas hingga tertutup kabut. Saat gunungapi jelas teramati hembusan tipis-tebal berwarna putih dengan tinggi 200 di atas puncak. Teramati 2 kali Awan Panas Guguran dengan jarak luncur 1000-2000 meter ke selatan dan tenggara, tinggi kolom abu tertutup kabut, serta guguran lava dari puncak sejauh 1000-1500 meter ke arah selatan.
  6. Tanggal 29 Mei 2015 teramati cuaca cerah hingga hujan gerimis-deras (Pukul18:32-20:30 WIB), angin bertiup tenang hingga sedang ke arah timur atau selatan, suhu udara 18 – 26° C. Gunungapi tampak jelas hingga tertutup kabut. Saat gunungapi jelas teramati hembusan tebal berwarna putih dengan tinggi 500 meter di atas puncak serta guguran lava dari puncak sejauh 1000-1500 meter ke arah selatan.
  7. Tanggal 30 Mei 2015 teramati cuaca cerah hingga mendung, angin bertiup tenang hingga sedang ke arah barat-baratdaya, suhu udara 16 – 29° C. Gunungapi tampak jelas hingga tertutup kabut. Saat gunungapi jelas teramati hembusan tebal berwarna putih dengan tinggi 300-500 meter di atas puncak serta guguran lava dari puncak sejauh 500 - 2000 meter ke arah selatan dan tenggara.
  8. Tanggal 31 Mei 2015 teramati cuaca berawan hingga mendung, angin bertiup tenang-perlahan, suhu udara 18 – 22° C. Gunungapi tampak jelas hingga tertutup kabut. Saat gunungapi jelas teramati hembusan tebal berwarna putih dengan tinggi 500 meter di atas puncak serta guguran lava dari puncak sejauh 700 - 750 meter ke arah selatan.
  9. Tanggal 1 Juni 2015 teramati cuaca cerah-berawan, angin tenang-sedang, suhu udara 17-27°C. Gunungapi tampak jelas. Asap putih tebal tinggi 500 meter. Teramati guguran lava pijar dari puncak sejauh 1000-2000 meter ke arah selatan.
  10. Tanggal 2 Juni 2015 (hingga pukul 06:00 WIB) teramati cuaca mendung, angin tenang-perlahan ke barat-baratdaya, suhu udara 15-17°C. Gunungapi tertutup kabut. Terjadi 2 kali Awan Panas Guguran, visual tertutup kabut.

Sejak tanggal 25 Mei 2015 hingga 2 Juni 2015 pagi, gunungapi tampak jelas hingga tertutup kabut. Pada saat tampak jelas, teramati hembusan tipis hingga tebal berwarna putih dengan tinggi 200 hingga 700 m di atas puncak.

2.2 Instrumental

1.   Kegempaan harian:

  1. Tanggal 25 Mei 2015 terekam 79 kali Gempa Guguran dengan amplituda 4 - 74 mm dan lama gempa 15 - 147 detik. 8 kali Gempa Low Frequency (LF) dengan amplituda 3 - 15 mm dan lama gempa 6 - 25 detik. 6 kali Gempa Hybrid dengan amplituda 5 - 52 mm dan lama gempa 6 - 16 detik.. 3 kali Gempa Vulkanik Dangkal (VB) dengan amplituda 6 – 9 mm, lama gempa 7 - 12 detik. 2 kali Gempa Vulkanik Dalam (VA) dengan amplituda 14 – 34 mm, lama gempa 15 - 21 detik, dan S - P 1,9 detik. 1 kali Gempa Tektonik Jauh (TJ) dengan amplituda 11 mm dan lama gempa 49 detik, S-P 10,8 detik. Terekam Tremor menerus dengan amplituda 0,5 - 2 mm (dominan 0,5 mm).
  2. Tanggal 26 Mei 2015 terekam 94 kali Gempa Guguran dengan amplituda 3 - 90 mm dan lama gempa 20 - 247 detik. 2 kali Gempa Low Frequency (LF) dengan amplituda 4 - 6 mm dan lama gempa 14 - 16 detik. 7 kali Gempa Hybrid dengan amplituda 6 - 50 mm dan lama gempa 7 - 25 detik. 3 kali Gempa Vulkanik Dangkal (VB) dengan amplituda 5 – 6 mm dan lama gempa 4 - 6 detik. 25 kali Gempa Vulkanik Dalam (VA) dengan amplituda 6 – 110 mm, lama gempa 6 - 27 detik, dan S - P 0,5 – 3,0 detik. 5 kali Gempa Tektonik Lokal (TL) dengan amplituda 110-120 mm, lama gempa 80-103 detik dan S – P 3,4 - 4,5 detik. Terekam Tremor menerus dengan amplituda 0,5 - 2 mm (dominan 0,5 mm).
  3. Tanggal 27 Mei 2015 terekam 162 kali Gempa Guguran dengan amplituda 5 - 116 mm dan lama gempa 20 - 310 detik. 22 kali Gempa Low Frequency (LF) dengan amplituda 2 - 15 mm dan lama gempa 8 - 25 detik. 4 kali Gempa Hybrid dengan amplituda 4 - 28 mm dan lama gempa 6 - 20 detik. 14 kali Gempa Vulkanik Dalam (VA) dengan amplituda 7 – 70 mm, lama gempa 6 - 20 detik dan S - P 0,5 – 2,1 detik. 1 kali Gempa Tektonik Lokal (TL) dengan amplituda 25 mm, lama gempa 28 detik dan S – P 4,2 detik. 1 kali Gempa Tektonik Jauh (TJ) dengan amplituda 16 mm, lama gempa 170 detik dan S – P tidak terbaca. Terekam Tremor menerus dengan amplituda 0,5 - 2 mm (dominan 0,5 mm).
  4. Tanggal 28 Mei 2015 terekam 104 kali Gempa Guguran dengan amplituda 3 - 106 mm dan lama gempa 16 - 258 detik. 14 kali Gempa Low Frequency (LF) dengan amplituda 3 - 16 mm dan lama gempa 7 - 21 detik. 9 kali Gempa Hybrid dengan amplituda 6 - 43 mm dan lama gempa 9 - 25 detik. 1 kali Gempa Vulkanik Dangkal (VB) dengan amplituda 15 mm, lama gempa 12 detik. 6 kali Gempa Vulkanik Dalam (VA) dengan amplituda 4 – 16 mm, lama gempa 7 - 19 detik dan S - P 1,4 – 3,3 detik. 1 kali Gempa Tektonik Lokal (TL) dengan amplituda 98 mm, lama gempa 52 detik dan S – P 1,6 detik. Terekam getaran laharan dengan amplituda 3-120 (dominan 110 mm), lama getaran 30-217 menit. Terekam Tremor menerus dengan amplituda 0,5 - 1 mm (dominan 0,5 mm).
  5. Tanggal 29 Mei 2015 terekam 98 kali Gempa Guguran dengan amplituda 3 - 72 mm dan lama gempa 25 - 175 detik. 12 kali Gempa Low Frequency (LF) dengan amplituda 2 - 23 mm dan lama gempa 7 - 40 detik. 3 kali Gempa Hybrid dengan amplituda 10 - 32 mm dan lama gempa 10 - 17 detik. 3 kali Gempa Vulkanik Dangkal (VB) dengan amplituda 4-10 mm, lama gempa 7-16 detik. 9 kali Gempa Vulkanik Dalam (VA) dengan amplituda 6 – 65 mm, lama gempa 7 - 30 detik dan S - P 1 – 2,5 detik. 1 kali Gempa Tektonik Jauh (TJ) dengan amplituda 3 mm, lama gempa 115 detik dan S – P tidak terbaca.Terekam getaran laharan dengan amplituda 5-22 (dominan 10 mm), lama getaran 30-217 menit. Terekam Tremor menerus dengan amplituda 0,5 - 2 mm (dominan 0,5 mm).
  6. Tanggal 30 Mei 2015 terekam 110 kali Gempa Guguran dengan amplituda 4 - 100 mm dan lama gempa 20 - 204 detik. 12 kali Gempa Low Frequency (LF) dengan amplituda 2 - 12 mm dan lama gempa 7 - 20 detik. 7 kali Gempa Hybrid dengan amplituda 3 - 25 mm dan lama gempa 6 - 21 detik. 1 kali Gempa Vulkanik Dangkal (VB) dengan amplituda 6 mm, lama gempa 7 detik. 9 kali Gempa Vulkanik Dalam (VA) dengan amplituda 7 – 25 mm, lama gempa 7 - 30 detik dan S - P 1 – 1,9 detik. 3 kali Gempa Tektonik Jauh (TJ) dengan amplituda 4-92 mm, lama gempa 237-336 detik dan S – P 13 tidak terbaca. Terekam Tremor menerus dengan amplituda 0,5 - 1 mm (dominan 0,5 mm).
  7. Tanggal 31 Mei 2015 terekam 108 kali Gempa Guguran dengan amplituda 3 - 98 mm dan lama gempa 26 - 245 detik. 14 kali Gempa Low Frequency (LF) dengan amplituda 3 - 21 mm dan lama gempa 5 - 18 detik. 6 kali Gempa Hybrid dengan amplituda 6 - 58 mm dan lama gempa 7 - 21 detik. 2 kali Gempa Vulkanik Dalam (VA) dengan amplituda 65 – 100 mm, lama gempa 25 - 30 detik dan S - P 1,2 – 1,4 detik. 2 kali Gempa Tektonik Jauh (TJ) dengan amplituda 3-5 mm, lama gempa 100-270 detik dan S – P 42 detik. Terekam Tremor menerus dengan amplituda 0,5 - 1 mm (dominan 0,5 mm).
  8. Tanggal 1 Juni 2015 terekam 133 kali gempa Guguran dengan amplituda 5-100 mm dan lama gempa 24-305 detik. 7 kali gempa Low Frequency (LF) dengan amplituda 3-11 mm dan lama gempa 6-15 detik. 3 kali gempa Hybrid dengan amplituda 9-30 mm dan lama gempa 22 detik. 2 kali gempa Vulkanik Dalam (VA) dengan amplituda 5-7 mm dan lama gempa 7-13 detik, s-p 1,7-1,9 detik. 1 kali Gempa Tektonik Lokal (TL) dengan amplituda 20 mm, lama gempa 30 detik dan S – P 8 detik. 2 kali Gempa Tektonik Jauh (TJ) dengan amplituda 20-60 mm, lama gempa 39-159 detik dan S – P 11-37 detik. Terekam Tremor menerus dengan amplituda 0,5-2 mm (dominan 0,5 mm).
  9. Tanggal 2 Juni 2015 (hingga pukul 06:00 WIB) terekam 41 kali gempa Guguran dengan amplituda 3-110 mm dan lama gempa 30-225 detik. 2 kali gempa Low Frequency (LF) dengan amplituda 3-4 mm dan lama gempa 6-9 detik. 1 kali gempa Vulkanik Dalam (VA) dengan amplituda 10 mm dan lama gempa 7 detik, s-p 1,5 detik. Terekam Tremor menerus dengan amplituda 0,5-9 mm (dominan 0,5 mm).

Selama periode 25 Mei – 2 Juni 2015 pagi, gempa yang terekam adalah Gempa Guguran, Hybrid, Low Frequency (LF), Vulkanik Dalam (VA), Vulkanik Dangkal (VB) Tektonik Lokal (TL), Tektonik Jauh (TJ), dan Tremor. Gempa Guguran yang berkaitan dengan ketidakstabilan kubah lava-lidah lava terekam rata-rata 111 kejadian/hari. Gempa Vulkanik Dalam (VA) yang mengindikasikan adanya tekanan akibat intrusi magma terekam rata-rata 8 kejadian/hari. Gempa Low Frequency (LF) yang mengindikasikan adanya aliran fluida terekam rata-rata 15 kejadian/hari dan Gempa Hybrid yang mengindikasikan pembentukan kubah lava terekam rata-rata 7 kejadian/hari. Tremor menerus masih terekam dengan amplituda bervariasi antara 0,5-9 mm (rata-rata dominan 0,5 mm). (Lampiran 1)

RSAM (Real-time Seismic Amplituda Measurement) energi getaran gempa-gempa selama periode 1 Januari 2015 hingga 2 Juni 2015 pagi masih menunjukkan fluktuasi energi (Lampiran 2).

2. Pengukuran jarak dengan EDM

Pengukuran jarak dengan EDM dilakukan dari SNB 1 (03° 10' 59,25" LU, 98° 25' 25,64" BT, elevasi 1.305 m) Desa Sukanalu, terhadap reflektor SNB 2 (03° 10' 42,50" LU, 98° 24' 50,50" BT, elevasi 1.436 m) dan SNB 3 (03° 10' 44,79" LU, 98° 24' 20,21" BT, elevasi 1.626 m) di lereng timur G. Sinabung. Grafik hasil pengukuran jarak dengan EDM selama kurun waktu dari 5 Maret 2014 hingga 30 Mei 2015 dapat dilihat pada Lampiran 3.

Pengukuran EDM Sukanalu selama periode 19 Mei 2015 hingga 30 Mei 2015, menunjukkan perubahan jarak miring yang cenderung sedikit memendek (inflasi) untuk pengukuran SNB1 ke SNB3, dan SNB1 ke SNB2.

3. Pengukuran ungkitan dengan tiltmeter

Lokasi pengamatan deformasi dengan tiltmeter dilakukan di dua lokasi, yaitu: stasiun Sukanalu (03° 10' 41,8" LU; 98° 24' 20,8" BT, elevasi 1.626 m, lereng timur G. Sinabung) dan stasiun Lau Kawar (03° 11' 29,70" LU; 98° 23' 6,30" BT, elevasi 1.468 m, lereng utara G. Sinabung). Grafik hasil pengukuran ungkitan dengan tiltmeter selama kurun waktu dari 1 Januari hingga 2 Juni 2015 pukul 06:39 WIB dapat dilihat pada Lampiran 4.

Hasil pengamatan deformasi dengan tiltmeter kontinyu di stasiun Sukanalu, pada periode 25 Mei hingga 2 Juni 2015, data tilt untuk komponen sumbu X (tangensial) menunjukkan pola deformasi deflasi sedangkan komponen sumbu Y (radial) berkecenderungan terus naik/inflasi. Untuk tiltmeter kontinyu di stasiun Laukawar pada periode 25 Mei hingga 1 Juni 2015, baik komponen sumbu X (tangensial) memperlihatkan pola berfluktuasi sedangkan komponen sumbu Y (radial), menurun/deflasi.

4. Pengukuran fluks gas SO2

Pengukuran fluks gas SO2 dilakukan dari Desa Sukatepu di tenggara puncak G.     Sinabung. Sementara suhu mata air panas diukur secara kontinyu sejak awal September 2013 di daerah Payung (03° 07' 35,5" LU, 98° 23' 13,3" BT), di kaki gunung ke arah Selatan dari puncak G. Sinabung. Grafik hasil pengukuran fluks gas SO2 dan suhu air panas selama kurun waktu dari 1 September 2013 hingga 31 Mei 2015 dapat dilihat pada Lampiran 5.

Setelah terjadi erupsi dengan durasi yang cukup lama pada tanggal 11 - 18 Januari 2014, fluks SO2 cukup tinggi dan berfluktuasi yaitu berkisar 1.234 – 3.796 ton/hari; setelah itu menurun hingga 1.234 ton/hari. Pada periode tanggal 25 hingga 30 Mei 2015 fluks SO2 berkisar 225 – 275 ton/hari

Pada periode 25 hingga 31 Mei 2015 suhu mata air panas berkisar 53,7 – 53,8°C dan kandungan gas CO2 berkisar 23 – 34 %.

III. Evaluasi
  1. Secara visual aktivitas yang dominan teramati adalah hembusan dan menerusnya penumpukan kubah lava di puncak yang sering diikuti oleh guguran dari puncak lava serta kadang-kadang awan panas guguran.
  2. Secara umum pada periode ini terjadi peningkatan jumlah Gempa Guguran yang terekam dibandingkan dengan minggu sebelumnya. Peningkatan jumlah gempa Guguran ini juga diiringi oleh peningkatan trend RSAM yang menunjukkan peningkatan energi yang terkandung dalam gempa. Jumlah harian gempa-gempa vulkanik (terutama Gempa Vulkanik Dalam atau VA), Hybrid dan Low Frequency (LF) sempat menunjukkan peningkatan, walaupun sekarang jumlah hariannya berfluktuasi, menandakan masih berlangsungnya tekanan atau suplai magma baru.
  3. Pengukuran deformasi pada periode ini baik dengan EDM atau tiltmeter menunjukkan kecenderungan inflasi.
  4. Pengukuran fluks gas SO2 dalam 1 minggu terakhir menunjukkan fluks yang relatif kecil (< 300 ton/hari), sedangkan parameter kimia air panas pada periode ini tidak menunjukkan perubahan dibandingkan dengan periode sebelumnya.

IV. Potensi Bahaya 

  • Erupsi bersifat eksplosif masih berpotensi terjadi, ancamannya pada radius lk. 3 km, namun ancaman abu erupsi tersebut dapat mencapai > 3 km karena bergantung arah dan kuatnya angin.
  • Pertumbuhan kubah lava di puncak dengan akumulasi volume kubah yang semakin terus membesar dan tidak stabil (hampir 2 kali lipat dari sebelumnya) menimbulkan aliran lava, guguran lava pijar, dan awan panas. Pasca kejadian awanpanas guguran pada 28 April 2015 pkl 17.02 WIB pertumbuhan kubah lava terus terbentuk yang berpotensi terjadinya guguran lava pijar dari kubah lava, aliran lava, dan awan panas yang mengancam ke arah selatan-tenggara (yaitu mulai jalan raya pejumaan Batukejan/simpang Sibintun-jembatan Lau Benuken Tigapancur-Ojolali-Tigapancur-simpang Beganding hingga Perjumaan Tigabogor).
  • Potensi aktivitas pada lubang tembusan fumarola baru di lereng utara (Lau Kawar) masih ada.
  • Mengingat alterasi yang cukup kuat, ini akan memperlemah kestabilan lereng bagian utara dan berpotensi menimbulkan longsor dan banjir bandang pada waktu musim hujan, yang terbatas pada daerah sekitar lembah dan aliran sungai.
  • Potensi terjadinya lahar masih tinggi yang berasal dari endapan abu/material erupsi dan curah hujan tinggi. Lahar berpotensi terjadi di lembah-lembah sungai yang berhulu di G. Sinabung.
  • Pada aliran lava baru (2014) bukit Uruk Tuhan terjadi guguran lava di sisi timur dan tenggara, menyebabkan menumpuknya material rombakan yang berpotensi menjadi lahar saat hujan deras.
  • Guguran lava pijar atau awan panas yang berasal dari puncak di sisi barat aliran (lidah) lava mengancam ke arah Desa Sukameriah dan Desa Gurukinayan, Desa Pintumbesi, Dusun Sibintun hingga jalan raya Desa Tingapancur-pejumaan Tigabogor. Sedangkan ancaman yang dari sisi timur aliran lava mengancam ke arah Desa Bekerah-Desa Simacem (sektor tenggara-timur).

Kawasan Rawan Bencana letusan G. Sinabung selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 6.

V. Kesimpulan
  1. Pemantauan secara intensif terus dilakukan guna mengevaluasi aktivitas G. Sinabung, serta pemahaman akan aktivitas G. Sinabung harus tetap dilakukan secara intensif melalui kegiatan sosialisasi tentang ancaman aktivitas erupsi G. Sinabung.
  2. Jika terjadi penurunan aktivitas vulkanik G. Sinabung secara signifikan, maka tingkat aktivitasnya dapat diturunkan sesuai dengan tingkat aktivitas dan ancamannya.
  3. Berdasarkan data pengamatan visual dan instrumental serta potensi ancaman bahaya G. Sinabung maka tingkat aktivitas G. Sinabung dinaikkan dari Level III (Siaga) menjadi Level IV (Awas) terhitung tanggal 2 Juni 2015 Pukul 23:00 WIB.

VI. Rekomendasi 

Sehubungan dengan G. Sinabung dalam tingkat aktivitas Level IV (Awas), maka kami rekomendasikan:

  1. Masyarakat dan pengunjung/wisatawan tidak mendaki dan melakukan aktivitas di dalam radius lk.3 km, dan lk 5 km untuk sektor tenggara G. Sinabung karena sektor-sektor tersebut merupakan bukaan lembah gunung tempat terjadi aliran lava dan awan panas.
  2. Masyarakat di dalam radius lk.7 km untuk sektor selatan-tenggara G. Sinabung, yaitu yang tinggal di : Pasarpinter Gurukinayan-simpang Sibintun/Perjumaan Batukejan, jembatan Lau Benuken Tigapancur, Desa Tigapancur-Pejumaan Tigabogor, Desa Pintumbesi agar dievakuasi ke lokasi yang aman, karena sektor tersebut terletak di bukaan lembah gunung tempat terjadi aliran awan panas.
  3. Bila kejadian awan panas menunjukkan peningkatan frekuensi kejadian dan atau adanya peningkatan ancaman awan panas ke sektor selatan-tenggara G. Sinabung, agar dilakukan penutupan jalan mulai dari : jalan raya simpang Gurukinayan-simpang Sibintun-jembatan Lau Benuken Tigapancur-Ojolali-Tigapancur-simpang Beganding dan Perjumaan Tigabogor.
  4. Bila terdapat potensi rentetan kejadian awan panas seperti di atas maka berpotensi juga diikuti oleh erupsi eksplosif (letusan), oleh karena itu masyarakat di desa : Jeraya, Mardinding, Sukanalu, Sigarang-garang, Kutagugung, Lau Kawar agar di evakuasi sementara ke tempat yang aman.
  5. Masyarakat yang berada di dalam radius 3 km, yaitu yang bermukim di Kecamatan Payung (Desa Sukameriah) dan Kecamatan Naman Teran (Desa Bekerah, Desa Simacem), agar direlokasi.
  6. Masyarakat yang tinggal di luar radius 3 km dari Kawah G. Sinabung dan berada di depan bukaan kawah, berpotensi terancam oleh guguran lava dan luncuran awan panas, yaitu: 4 Desa dan 1 Dusun yang tersebar dalam 3 Kecamatan yaitu : Kecamatan Payung (Desa Gurukinayan); Kecamatan Naman Teran (Desa Kutatonggal), Kecamatan Simpang Empat (Desa Berastepu dan Dusun Sibintun serta Desa Gamber), agar direlokasi ke tempat yang aman.
  7. Masyarakat yang terdampak abu letusan dihimbau untuk memakai masker bila keluar rumah, serta mengamankan sarana air bersih dari jatuhan abu vulkanik, supaya tidak terkontaminasi, juga membersihkan abu vulkanik dari atap rumah dan pekarangan.
  8. Sehubungan dengan kondisi curah hujan yang masih tinggi, maka masyarakat yang bermukim dekat sungai-sungai yang berhulu di G. Sinabung agar tetap waspada terhadap bahaya lahar.
  9. Masyarakat di sekitar G. Sinabung diharap tenang tidak terpancing isu-isu tentang erupsi G. Sinabung, dan agar senantiasa mengikuti arahan dari Pemerintah Kabupaten Karo/Muspida Karo yang senantiasa mendapat laporan tentang aktivitas G. Sinabung.
  10. Pemerintah Daerah agar menyiapkan sarana komunikasi seluruh perangkat kerjanya, melakukan sosialisasi kepada masyarakat berkaitan daerah-daerah bahaya yang masih terancam, serta menambahkan/memperbaiki jalur evakuasi, sehingga mempermudah mengantisipasi ancaman bahaya erupsi jika tiba-tiba terjadi situasi yang membuat panik masyarakat.
  11. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Badan Geologi akan selalu berkoordinasi dengan BNPB, BPBD Provinsi Sumatera Utara dan BPBD Kabupaten Karo dalam memberikan informasi tentang kegiatan G. Sinabung.

Pemerintah Daerah Kabupaten Karo agar senantiasa berkoordinasi dengan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi atau Pos Pengamatan Gunungapi Sinabung (Telp. 0628-91575) di Gg. Kayu Bakar, Jl. Kiras Bangun, Desa Ndokum Siroga, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo dalam memberikan informasi tentang kegiatan G. Sinabung.

Sinabung Dinaikkan Statusnya dari SIAGA (Level III) ke AWAS (Level IV) Terhitung Tanggal 2 Juni 2015 Pukul 23:00 WIB

Sinabung 2 Juni 2015 dinaikkan statusnya dari SIAGA (level III) ke AWAS (level IV) terhitung tanggal 2 Juni 2015 Pukul 23:00 WIB.

Berdasarkan pemantauan visual, terjadi peningkatan volume kubah lava.
Berdasarkan pemantauan instrumental terjadi peningkatan energi dan jumlah gempa vulkanik, juga terpantau inflasi pada pemantauan deformasi arah radial.

Rekomendasi:
Masyarakat yg bermukim dalam jarak/radius 7 km untuk sektor Selatan-Tenggara (Pasarpinter Gurukinayan-Simpang Sibintun/Perjumaan Batukejan, Jembatan Lau Benuken Tigapancur, Desa Tigapancur-Perjumaan Tigabogor, Desa Pintumbesi, agar dievakuasi ke tempat yg aman.

Bila terjadi serangkaian awan panas guguran dan peningkatan ancaman bahaya yang lebih besar agar dilakukan penutupan jalur jalan: Jln Raya Simpang-Gurukinayan-Simpang Sibitun-Jembatan Lau Benuken Tigapancur - Ojolali - Tigapancur - Simpang Begading dan Perjumaan Tigabogor.

Yg telah direkomendasi untuk direlokasi (2010): Desa Sukameriah, Desa Berkerah dan Desa Simacem. Rekomendasi 2013 yg harus direlokasi : Desa Gurukinayan, Desa Kotatonggal, Desa Berastepu dan Dusun Sibintun, serta Desa Gember.

Data : PVMBG.

Friday 3 April 2015

GUNUNG SINABUNG TERUS BERGEJOLAK  

Aktivitas Gunungapi Sinabung di Kab Karo terus meningkat. Berdasarkan laporan Pos Pengamatan Gunung Sinabung PVMBG sejak Rabu (1-4-2015) terukur tremor menerus, 146 kali gempa  guguran dengan amplitudo maksimum 5-120 mm, dan beberapa teramati luncuran awan panas sejauh 3,5 km ke selatan dengan tinggi kolom 2 km. Pada malam hari teramati guguran lava pijar. Kemarin juga terjadi banjir lahar hujan di beberapa tempat sehingga merusak jalan.

Pada Kamis (2-4-2015) terukur 118 kali gempa guguran dengan amplitudo maksimum 5-113 mm, tremor menerus, dan terjadi 22 kali awan panas guguran dengan puncak  sejauh 4 km ke selatan dan 1 km ke tenggara, tinggi abu vulkanik 2 km. Dari pukul 18.06 - 21.09 Wib terjadi 18 kali awan panas guguran. Visual tertutup kabut dan angin timur-tenggara. Status tetap Siaga (level III).
 
Masyarakat di beberapa desa di sekitar G.Sinabung, seperti Desa Sigarang-Garang, Kutagunggung, dan Sukanalu yang berjarak sekitar 3 km dari puncak kawah panik dan ketakutan bahkan sudah bersiap untuk evakuasi. Sebagian warga Dusun Sibintun yang nekat tinggal di rumahnya, terpaksa dikeluarkan oleh aparat menuju ke Kabanjahe ke rumahnya yang telah mereka sewa. Hingga saat ini aparat masih melakukan patroli dan pemantauan di lapangan.
 
Pada 28-3-2015 sebanyak 795 KK (2.442 jiwa) warga Desa Sigarang-Garang dan Sukanalu telah dipulangkan karena sesuai rekomendasi PVMBG kedua desa tersebut aman dari erupsi G. Sinabung. Posko pengungsian erupsi G. Sinabung telah ditutup oleh Bupati Karo karena sudah tidak ada pengungsi.
 
Masyarakat dihimbau untuk tetap waspada. Masyarakat dan pengunjung/wisatawan tidak mendaki dan melakukan aktivitas di dalam radius 3 km, dan tidak melakukan aktivitas dalam radius 5 km untuk sektor selatan hingga tenggara (cenderung ke arah timur) G. Sinabung yang merupakan bukaan lembah gunung tempat terjadi aliran lava dan awan panas.
 
Sutopo Purwo Nugroho
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB