Tuesday 30 June 2015

Evaluasi Tingkat Aktivitas Level Iv (awas) G. Sinabung Tanggal 22 – 29 Juni 2015

30 June 2015 I. Pendahuluan
  1. Gunungapi Sinabung berbentuk strato, secara administratif berada di Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara dan secara geografis ada pada posisi 3º 10' LU dan 98º 23,5' BT dengan ketinggian 2.460 meter di atas permukaan laut.
  1. Pasca peningkatan aktivitas vulkanik G. Sinabung dari Waspada menjadi Siaga pada tanggal 3 November 2013, aktivitas vulkanik meningkat secara fluktuatif hingga 22 November 2013 dan meningkat secara siginifikan pada 23 dan 24 November 2013. Sehingga tingkat aktivitas G. Sinabung dinaikkan dari level III (Siaga) menjadi Level IV (Awas) pada tanggal 24 November 2013 pukul 10:00 WIB. Namun, sejak tanggal 8 April 2014 pukul 17:00 WIB tingkat aktivitas G. Sinabung diturunkan dari Level IV (Awas) menjadi Level III (Siaga).  Aktivitas G. Sinabung meningkat kembali secara visual dan instrumen sehingga terhitung tanggal 2 Juni 2015 Pukul 23:00 WIB dinaikkan dari Level III (Siaga) menjadi Level IV (Awas). 

 

II. Hasil Pengamatan

2.1 Visual 

Pemantauan secara visual dilakukan dari Pos PGA Sinabung yang berada di Desa Ndokum Siroga, Kecamatan Simpang Empat yang berjarak sekitar 8,5 km dari puncak G. Sinabung. Hasil pemantauan secara visual sejak 22 Juni 2015 adalah sebagai berikut:

  1. Tanggal 22 Juni 2015 teramati cuaca cerah, angin bertiup tenang hingga sedang ke arah Timur, suhu udara 17 – 26° C. Gunungapi tampak jelas. Saat gunungapi jelas teramati hembusan tebal berwarna putih dengan tinggi 50 – 200 meter di atas puncak. Terjadi 3 kali Awan Panas Guguran dari puncak dengan jarak luncur sejauh 2500 meter ke selatan tenggara, tinggi kolom abu 200 – 2000  meter. Teramati guguran lava dari puncak sejauh 500 – 1500  meter ke arah selatan dan 1000 – 1500 meter ke arah  tenggara.
  2. Tanggal 23 Juni 2015 teramati cuaca cerah, angin bertiup tenang hingga sedang ke arah Timur dan Tenggara, suhu udara 17 – 26° C. Gunungapi tampak jelas. Saat gunungapi jelas teramati hembusan tebal berwarna putih dengan tinggi 50 hingga 100 meter di atas puncak. Teramati api diam di puncak G. Sinabung. Terjadi 4 kali Awan Panas Guguran dari puncak dengan jarak luncur sejauh 1200 – 3500 meter ke Timur Tenggara, tinggi kolom abu 200 – 2500  meter. Teramati guguran lava dari puncak sejauh 1000 – 2000  meter ke arah selatan dan 500 – 1000 meter ke arah  tenggara.
  3. Tanggal 24 Juni 2015 teramati cuaca berawan, angin bertiup tenang hingga perlahan ke arah Timur, suhu udara 17 – 25° C. Saat gunungapi jelas teramati hembusan tipis hingga tebal berwarna putih dengan tinggi 50 – 100 meter di atas puncak. Teramati api diam di puncak G. Sinabung. Terjadi 12 kali Awan Panas Guguran dari puncak dengan jarak luncur sejauh 1500 – 3000 meter ke Timur Tenggara, tinggi kolom abu 300 – 3000  meter. Teramati guguran lava dari puncak sejauh 1000 – 2500  meter ke arah selatan dan 700 – 2000 meter ke arah  tenggara.
  4. Tanggal 25 Juni 2015 teramati cuaca cerah hingga berawan, angin bertiup tenang hingga sedang ke arah Timur – Tenggara, suhu udara 18 – 25° C. Gunungapi tampak jelas. Saat gunungapi jelas teramati hembusan tebal berwarna putih dengan tinggi 50 – 300 di atas puncak.  Terjadi 9 kali Awan Panas Guguran dari puncak dengan jarak luncur sejauh 2500 – 4000 meter ke Timur Tenggara, tinggi kolom abu 1000 – 5000 meter. Teramati guguran lava dari puncak sejauh 500 – 2000 meter ke arah selatan dan 500 – 2500 meter ke arah  tenggara.
  5. Tanggal 26 Juni 2015 teramati cuaca cerah hingga berawan, angin bertiup tenang hingga sedang ke arah Timur Tenggara, suhu udara 17 – 25° C. Gunungapi tampak jelas. Saat gunungapi jelas teramati hembusan tebal berwarna putih dengan tinggi 100 – 500 meter di atas puncak. Terjadi 8 kali awan panas guguran sejauh 2000 – 3500 meter ke arah Timur Tenggara dengan tinggi kolom abu 200 – 2500 meter. Teramati guguran lava dari puncak sejauh 700 – 2000 meter ke arah Selatan dan 500 meter ke arah Timur Tenggara.
  6. Tanggal 27 Juni 2015 teramati cuaca cerah hingga berawan, angin bertiup tenang hingga sedang ke arah Timur, suhu udara 17 – 25° C. Gunungapi tampak jelas. Saat gunungapi jelas teramati hembusan tebal berwarna putih dengan tinggi 50 – 500 meter di atas puncak. Terjadi 1 (satu) kali awan panas guguran, visual tertutup kabut. Terjadi 4 kali awan panas guguran sejauh 3000 – 3500 meter ke arah Timur Tenggara dengan tinggi kolom abu 1500 – 3500 meter. Teramati guguran lava dari puncak sejauh 500 – 1000 meter ke arah Selatan dan 700 – 3000 meter ke arah Timur Tenggara.
  7. Tanggal 28 Juni 2015 teramati cuaca cerah hingga berawan (pukul 14.48-18.00 WIB dan pukul 18.00 – 20.15 WIB), angin bertiup tenang hingga kencang  ke arah timur-tenggara, suhu udara 10 – 25° C. Gunungapi tampak jelas hingga tertutup kabut. Saat gunungapi jelas teramati hembusan tebal berwarna putih dengan tinggi 100 - 300 meter di atas puncak. Terjadi 6 kali awan panas guguran sejauh 2000 – 3500 meter ke tenggara timur. Teramati guguran lava dari puncak sejauh 700 - 1500 meter ke arah selatan dan 500 – 1500 meter ke arah timur tenggara.
  8. Tanggal 29 Juni 2015 (hingga pukul 06:00 WIB) teramati cuaca cerah hingga mendung, angin bertiup tenang hingga sedang ke arah barat – baratdaya, suhu udara 16-19°C. Gunungapi tampak jelas, asap putih tebal dengan tinggi 100 meter di atas puncak. Teramati guguran lava dari puncak sejauh 500 – 2000  meter ke arah timurtenggara dan 1000 – 2000 meter ke arah tenggara.

2.2 Instrumental

1.   Kegempaan harian:

  1. Tanggal 22 Juni 2015 terekam 218 kali Gempa Guguran dengan amplituda 4 - 120 mm dan lama gempa 7 - 576 detik. 75 kali Gempa Low Frequency (LF) dengan amplituda 2 - 90 mm dan lama gempa 4 - 53 detik. 3 kali Gempa Hybrid dengan amplituda 8 - 35 mm dan lama gempa 6 - 18 detik. 1 kali Gempa Vulkanik Dalam (VA) dengan amplituda 7 mm, lama gempa 6 detik, dan S - P 1,1 detik. 1 kali Gempa Vulkanik Dangkal (VB) dengan amplituda 12 mm dan lama gempa 7 detik.  1 kali Gempa Tektonik Jauh (TJ) dengan amplituda 12 mm dan lama gempa 105 detik, S-P 32 detik. Terekam Tremor menerus dengan amplituda 0,5 - 3 mm (dominan 0,5 mm).
  2. Tanggal 23 Juni 2015 terekam 199 kali Gempa Guguran dengan amplituda 5 - 117 mm dan lama gempa 35 - 323 detik. 55 kali Gempa Low Frequency (LF) dengan amplituda 2 - 100 mm dan lama gempa 5 - 40 detik. 18 kali Gempa Hybrid dengan amplituda 6 - 94 mm dan lama gempa 9 - 30 detik. 2 kali Gempa Vulkanik Dalam (VA) dengan amplituda 22 – 42 mm, lama gempa 11 - 23 detik, dan S - P 1,0 – 1,1 detik. Terekam Tremor menerus dengan amplituda 0,5 - 3 mm (dominan 0,5 mm).
  3. Tanggal 24 Juni 2015 terekam 175 kali Gempa Guguran dengan amplituda 3 - 120 mm dan lama gempa 6 - 534 detik. 37 kali Gempa Low Frequency (LF) dengan amplituda 2 - 28 mm dan lama gempa 6 - 25 detik. 11 kali Gempa Hybrid dengan amplituda 6 - 48 mm dan lama gempa 10 - 33 detik. Terekam Tremor menerus dengan amplituda 0,5 - 3 mm (dominan 0,5 mm).
  4. Tanggal 25 Juni 2015 terekam 188 kali Gempa Guguran dengan amplituda 3 - 120 mm dan lama gempa 8 - 468 detik. 34 kali Gempa Low Frequency (LF) dengan amplituda 2 - 50 mm dan lama gempa 6 - 15 detik. 17 kali Gempa Hybrid dengan amplituda 8 - 62 mm dan lama gempa 7 - 28 detik. 2 kali Gempa Vulkanik Dalam (VA) dengan amplituda 14 - 62 mm, lama gempa 8 - 20 detik dan S - P 1,0 detik. Terekam Tremor menerus dengan amplituda 0,5 - 3 mm (dominan 0,5 mm).
  5. Tanggal 26 Juni 2015 terekam 170 kali Gempa Guguran dengan amplituda 4 - 120 mm dan lama gempa 16 - 313 detik. 29 kali Gempa Low Frequency (LF) dengan amplituda 2 - 44 mm dan lama gempa 5 - 15 detik. 16 kali Gempa Hybrid dengan amplituda 4 - 107 mm dan lama gempa 7 - 40 detik. 6 kali Gempa Vulkanik Dalam (VA) dengan amplituda 6 – 120 mm, lama gempa 6 - 38 detik dan S - P 0,5 – 2,4 detik. Terekam Tremor menerus dengan amplituda 0,5 - 3 mm (dominan 0,5 mm).
  6. Tanggal 27 Juni 2015 terekam 123 kali Gempa Guguran dengan amplituda 4 - 120 mm dan lama gempa 17 - 322 detik. 34 kali Gempa Low Frequency (LF) dengan amplituda 2 - 15 mm dan lama gempa 3 - 15 detik. 10 kali Gempa Hybrid dengan amplituda 5 - 100 mm dan lama gempa 15 - 82 detik. 1 kali Gempa Tektonik Jauh (TJ) dengan amplituda 8 mm, lama gempa 80 detik dan S – P 26 detik. Terekam Tremor menerus dengan amplituda 0,5 – 3  mm (dominan 0,5 mm).
  7. Tanggal 28 Juni 2015 terekam 80 kali Gempa Guguran dengan amplituda 6 - 120 mm dan lama gempa 21 - 369 detik. 13 kali Gempa Low Frequency (LF) dengan amplituda 2 - 10 mm dan lama gempa 4 - 35 detik.  14 kali Gempa Hybrid dengan amplituda 7 – 106 mm dan lama gempa 11 - 58 detik. 1 kali Gempa Tektonik Jauh (TJ) dengan amplituda 4 mm, lama gempa 182 detik dan S – P 28 detik.  Terekam Tremor menerus dengan amplituda 0,5 - 3 mm (dominan 0,5 mm).
  8. Tanggal 29 Juni 2015  (hingga pukul 06:00 WIB): terekam 41 kali gempa Guguran dengan amplituda 5-115 mm dan lama gempa 25-245 detik. 1 kali gempa Low Frequency (LF) dengan amplituda 11 mm dan lama gempa 8 detik. 18 kali gempa Hybrid dengan amplituda 30-89 mm dan lama gempa 14-23 detik. 1 kali Gempa Vulkanik Dalam (VA)  dengan amplituda 88 mm, lama gempa 16 detik, S-P 2 detik. Terekam Tremor menerus dengan amplituda 0,5-3 mm (dominan 0,5 mm).

Pada periode 22 Juni – 29 Juni 2015 pagi, gempa yang terekam adalah Gempa Guguran, Hybrid, Low Frequency (LF), Vulkanik Dalam (VA), Vulkanik Dangkal (VB), Tektonik Lokal (TL), Tektonik Jauh (TJ), dan Tremor. Gempa Guguran yang berkaitan dengan ketidakstabilan kubah lava-lidah lava terekam rata-rata 150 kejadian/hari. Gempa Vulkanik Dalam (VA) yang mengindikasikan adanya tekanan akibat intrusi magma terekam rata-rata 1 - 2 kejadian/hari. Gempa Low Frequency (LF) yang mengindikasikan adanya aliran fluida terekam rata-rata 35 kejadian/hari dan Gempa Hybrid yang mengindikasikan pembentukan kubah lava terekam rata-rata 13 kejadian/hari. Tremor menerus masih terekam dengan amplituda bervariasi antara 0,5-3 mm (rata-rata dominan 0,5 mm) (Lampiran 1).

RSAM (Real-time Seismic Amplituda Measurement) energi getaran gempa-gempa pada periode 1 Januari 2015 hingga 10 Juni 2015 menunjukkan fluktuasi energi. Sejak 05 Mei 2015 hingga 29 Juni 2015 nilai RSAM mengalami  peningkatan (Lampiran 2).

 

2. Pengukuran deformasi - EDM

Pengukuran deformasi - EDM dilakukan di Desa Sukanalu dari titik ukur SNB 1 (03° 10' 59,25" LU, 98° 25' 25,64" BT, elevasi 1.305 m), terhadap reflektor SNB 2 (03° 10' 42,50" LU, 98° 24' 50,50" BT, elevasi 1.436 m) dan reflektor SNB 3 (03° 10' 44,79" LU, 98° 24' 20,21" BT, elevasi 1.626 m) di lereng timur G. Sinabung. Namun pengukuran dihentikan sejak tanggal 13 Juni 2015 karena kondisi lapangan yang berbahaya (Lampiran 3). Titik benchmark baru sedang disiapkan di Desa Sigarang-garang dan akan dioperasikan mulai tanggal 1 Juli 2015.

 

3. Pengukuran deformasi - tiltmeter

Pengukuran deformasi - tiltmeter secara kontinyu dilakukan di dua lokasi, yaitu: stasiun Sukanalu (03° 10' 41,8" LU; 98° 24' 20,8" BT, elevasi 1.626 m, lereng timur G. Sinabung) dan stasiun Lau Kawar (03° 11' 29,70" LU; 98° 23' 6,30" BT, elevasi 1.468 m, lereng utara G. Sinabung). Grafik hasil pengukuran ungkitan dengan tiltmeter selama kurun waktu dari 1 Januari hingga 29 Juni 2015 pukul 07:59 WIB dapat dilihat pada Lampiran 4.

Hasil pengukuran tiltmeter di Stasiun Sukanalu, pada periode 22 Juni hingga 29 Juni 2015, komponen sumbu X (tangensial) menunjukkan pola menurun sedangkan komponen sumbu Y (radial) naik/inflasi cukup signifikan.


4. Pengukuran fluks SO2

Fluks SO2 diukur menggunakan DOAS pada jarak antara 4-6 km dari puncak. Sedangkan suhu air panas Payung (03° 07' 35,5" LU, 98° 23' 13,3" BT) diukur secara kontinyu sejak awal September 2013. Grafik hasil pengukuran fluks SO2 dan suhu air panas selama kurun waktu dari 1 Januari 2015 hingga 9 Juni 2015 dapat dilihat pada Lampiran 5.

Pada periode 1 Januari 2015 - 9 Juni 2015, fluks SO2 berfluktuasi antara 56 ton/hari hingga 1606 ton/hari. Setelah 9 Juni 2015  pengukuran flux SO2 dengan Mini DOAS tidak dapat dilakukan karena daerah puncak gunung api tertutup oleh abu vulkanik.

Periode 1 januari 2015 - 29 Juni 2015 suhu mata air panas Payung masih berfluktuasi namun tidak terjadi perubahan yang signifikan, yaitu antara 53 – 54°C dan kandungan CO2 berfluktuasi antara 23 – 42%.

 

III. Evaluasi
  1. Secara visual aktivitas yang dominan berupa hembusan asap dan penumpukan kubah lava di puncak yang sering diikuti oleh guguran dari puncak lava serta kadang-kadang awan panas guguran.
  2. Pada periode ini jumlah Gempa Guguran meningkat bila dibandingkan dengan minggu sebelumnya. Meningkatnya jumlah Gempa Guguran ini juga diiringi oleh peningkatan trend RSAM yang menunjukkan peningkatan energi yang terkandung dalam gempa. Jumlah harian gempa-gempa vulkanik (terutama Gempa Vulkanik Dalam atau VA), Hybrid dan Low Frequency (LF) jumlah hariannya masih berfluktuasi, menandakan masih berlangsungnya tekanan atau suplai magma baru.
  3. Pengukuran deformasi dengan EDM di stasiun Sukanalu pada perioda 22 - 29 Juni 2015 menunjukkan pola inflasi.
  4. Fluks SO2 sejak tanggal 9 Juni 2015 tidak dapat diukur karena daerah puncak gunung api tertutup oleh abu vulkanik. Suhu dan komposisi kimia air panas (CO2) tidak menunjukkan perubahan dibandingkan dengan periode sebelumnya.

 

IV. Potensi Bahaya 

  • Erupsi bersifat eksplosif masih berpotensi terjadi, namun ancamannya terbatas pada radius lk. 3 km.
  • Ancaman hujan abu lebat dapat mencapai > 3 km dan tergantung arah dan kuatnya angin.
  • Awanpanas guguran dan guguran lava yang berasal dari kubah lava serta aliran lava berpotensi mengancam sektor selatan-tenggara sejauh 7 km dan sektor tenggara-timur sejauh 6 km.
  • Aktivitas pada lubang tembusan fumarola baru di lereng utara (Lau Kawar) masih berlangsung.
  • Longsor dan banjir berpotensi terjadi di sekitar lembah dan aliran sungai di lereng bagian utara akibat pelapukan yang memperlemah kestabilan lereng.
  • Lahar berpotensi terjadi di lembah-lembah sungai yang berhulu di Gunungapi Sinabung karena hujan yang masih terjadi.
  • Kawasan Rawan Bencana letusan G. Sinabung selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 6.

 

V. Kesimpulan

  1. Berdasarkan data pengamatan visual dan instrumental serta potensi ancaman bahaya G. Sinabung maka tingkat aktivitas G. Sinabung hingga tanggal 29 Juni 2015 pukul 06.00 WIB masih tetap Level IV (Awas).
  2. Pemantauan secara intensif terus dilakukan guna mengevaluasi aktivitas G. Sinabung, serta pemahaman akan aktivitas G. Sinabung harus tetap dilakukan secara intensif melalui kegiatan sosialisasi tentang ancaman aktivitas erupsi G. Sinabung.
  3. Jika terjadi penurunan aktivitas vulkanik G. Sinabung secara signifikan, maka tingkat aktivitasnya dapat diturunkan sesuai dengan tingkat aktivitas dan ancamannya.

 

VI. Rekomendasi 

Sehubungan dengan G. Sinabung dalam tingkat aktivitas Level IV (Awas), maka kami rekomendasikan:

  1. Masyarakat dan pengunjung/wisatawan tidak melakukan aktivitas di dalam radius 3 km dari puncak.
  2. Masyarakat dalam jarak 7 km untuk sektor selatan-tenggara G. Sinabung, yang berada di bukaan lembah yang berpotensi terlanda awanpanas yaitu yang tinggal di: Pasarpinter Gurukinayan - Simpang Sibintun/Perjumaan Batukejan, Jembatan Lau Benuken Tigapancur, Desa Tigapancur-Pejumaan Tigabogor, Desa Pintumbesi, dan Desa Jeraya agar dievakuasi ke lokasi yang aman dan tidak melakukan aktivitas di sektor tersebut.
  3. Masyarakat di dalam jarak 6 km untuk sektor tenggara-timur G. Sinabung yang berada di bukaan lembah yang berpotensi terlanda aliran awan panas yaitu yang tinggal di Desa Kutatengah agar dievakuasi ke lokasi yang aman.
  4. 4. Masyarakat yang berada di luar sektor selatan – tenggara dan tenggara – timur tetapi berada di dalam KRB III berpotensi terkena hujan abu lebat dan lontaran material vulkanik, yaitu yang berada di desa Sukanalu, Sigarang-garang, Kutarakyat, Kutagugung, Lau Kawar dan Mardinding, agar dievakuasi ke lokasi yang aman.
  5. Masyarakat yang tinggal di dalam radius 3 km, yaitu Desa Sukameriah di Kecamatan Payung serta Desa Bekerah dan Desa Simacem di Kecamatan Naman Teran, agar direlokasi.
  6. Masyarakat yang tinggal di luar radius 3 km dari Kawah G. Sinabung, yaitu: 4 Desa dan 1 Dusun yang tersebar dalam 3 Kecamatan yaitu : Kecamatan Payung (Desa Gurukinayan); Kecamatan Naman Teran (Desa Kutatonggal), Kecamatan Simpang Empat (Desa Berastepu, Dusun Sibintun dan Desa Gamber), agar direlokasi.
  7. Masyarakat dihimbau memakai masker bila keluar rumah untuk mengurangi dampak kesehatan dari abu vulkanik. Mengamankan sarana air bersih serta membersihkan atap rumah dari abu vulkanik yang lebat agar tidak roboh.
  8. Masyarakat yang berada dan bermukim di dekat sungai-sungai yang berhulu di G. Sinabung agar tetap waspada terhadap bahaya lahar.
  9. Masyarakat di sekitar G. Sinabung diharap tenang tidak terpancing isu-isu tentang erupsi G. Sinabung, dan agar senantiasa mengikuti arahan dari Pemerintah Kabupaten Karo/Muspida Karo yang senantiasa mendapat laporan tentang aktivitas G. Sinabung.
  10. Pemerintah Daerah agar menyiapkan sarana komunikasi seluruh perangkat kerjanya, melakukan sosialisasi kepada masyarakat berkaitan daerah-daerah bahaya yang masih terancam, serta menambahkan/memperbaiki jalur evakuasi, sehingga mempermudah mengantisipasi ancaman bahaya erupsi jika tiba-tiba terjadi situasi yang membuat panik masyarakat.
  11. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Badan Geologi akan selalu berkoordinasi dengan BNPB, BPBD Provinsi Sumatera Utara dan BPBD Kabupaten Karo dalam memberikan informasi tentang aktivitas G. Sinabung.
  12. Pemerintah Daerah Kabupaten Karo agar senantiasa berkoordinasi dengan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi atau Pos Pengamatan Gunungapi Sinabung (Telp. 0628-91575) di Gg. Kayu Bakar, Jl. Kiras Bangun, Desa Ndokum Siroga, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo dalam memberikan informasi tentang kegiatan G. Sinabung

No comments:

Post a Comment