Sunday 7 June 2015

Peningkatan Status G. Sinabung Dari Tingkat Aktivitas Level Iii (siaga) Menjadi Level Iv (awas)

Peningkatan Status G. Sinabung Dari Tingkat Aktivitas Level Iii (siaga) Menjadi Level Iv (awas)

03 June 2015

I. Pendahuluan
  1. Gunungapi Sinabung berbentuk strato, secara administratif masuk dalam Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara dan secara geografis ada pada posisi 3º 10' LU dan 98º 23,5' BT dengan ketinggian 2.460 meter di atas permukaan laut.
  2. Pasca peningkatan aktivitas vulkanik G. Sinabung dari Waspada menjadi Siaga pada tanggal 3 November 2013, aktivitas vulkanik meningkat secara fluktuatif hingga 22 November 2013 dan meningkat secara siginifikan pada 23 dan 24 November 2013. Sehingga tingkat aktivitas G. Sinabung dinaikkan dari level III (Siaga) menjadi Level IV (Awas) pada tanggal 24 November 2013 pukul 10:00 WIB. Namun, sejak tanggal 8 April 2014 pukul 17:00 WIB tingkat aktivitas G. Sinabung diturunkan dari Level IV (Awas) menjadi Level III (Siaga).
II. Hasil Pengamatan

2.1 Visual 

  1. Pemantauan secara visual dilakukan dari Pos PGA Sinabung yang terletak di Desa Ndokum Siroga, Kecamatan Simpang Empat yang berjarak sekitar 8,5 km dari puncak G. Sinabung. Hasil pemantauan secara visual sejak 25 Mei 2015 adalah sebagai berikut:
  2. Tanggal 25 Mei 2015 teramati cuaca cerah hingga hujan gerimis (Pukul 19:20-22:45 WIB), angin bertiup tenang hingga sedang ke arah timur atau baratdaya, suhu udara 18 – 27° C. Gunungapi tampak jelas hingga tertutup kabut. Saat gunungapi jelas teramati hembusan tebal berwarna putih dengan tinggi 200 meter di atas puncak. Teramati guguran lava dari puncak sejauh 1000-1500 meter ke Selatan.
  3. Tanggal 26 Mei 2015 teramati cuaca berawan hingga hujan dengan intensitas gerimis, angin bertiup tenang hingga sedang ke arah timur, suhu udara 18 – 24° C. Gunungapi tampak jelas hingga tertutup kabut. Saat gunungapi jelas teramati hembusan tebal berwarna putih dengan tinggi 100 hingga 400 meter di atas puncak. Teramati 1 kali Awan Panas Guguran dengan jarak luncur 2500 meter ke selatan, serta guguran lava dari puncak sejauh 1000-2000 meter ke arah selatan.
  4. Tanggal 27 Mei 2015 teramati cuaca cerah-mendung, angin bertiup tenang hingga sedang ke arah timur-timurlaut, suhu udara 18 – 29° C. Saat gunungapi jelas teramati hembusan tebal berwarna putih dengan tinggi 200-700 meter di atas puncak. Teramati 3 kali Awan Panas Guguran dengan jarak luncur 2000-3000 meter ke selatan, tinggi kolom abu tertutup kabut, serta guguran lava dari puncak sejauh 1000-2000 meter ke arah selatan.
  5. Tanggal 28 Mei 2015 teramati cuaca berawan hingga hujan gerimis-deras (Pukul 15:23-17:45 WIB), angin bertiup tenang hingga sedang ke arah timur atau selatan, suhu udara 18 – 30° C. Gunungapi tampak jelas hingga tertutup kabut. Saat gunungapi jelas teramati hembusan tipis-tebal berwarna putih dengan tinggi 200 di atas puncak. Teramati 2 kali Awan Panas Guguran dengan jarak luncur 1000-2000 meter ke selatan dan tenggara, tinggi kolom abu tertutup kabut, serta guguran lava dari puncak sejauh 1000-1500 meter ke arah selatan.
  6. Tanggal 29 Mei 2015 teramati cuaca cerah hingga hujan gerimis-deras (Pukul18:32-20:30 WIB), angin bertiup tenang hingga sedang ke arah timur atau selatan, suhu udara 18 – 26° C. Gunungapi tampak jelas hingga tertutup kabut. Saat gunungapi jelas teramati hembusan tebal berwarna putih dengan tinggi 500 meter di atas puncak serta guguran lava dari puncak sejauh 1000-1500 meter ke arah selatan.
  7. Tanggal 30 Mei 2015 teramati cuaca cerah hingga mendung, angin bertiup tenang hingga sedang ke arah barat-baratdaya, suhu udara 16 – 29° C. Gunungapi tampak jelas hingga tertutup kabut. Saat gunungapi jelas teramati hembusan tebal berwarna putih dengan tinggi 300-500 meter di atas puncak serta guguran lava dari puncak sejauh 500 - 2000 meter ke arah selatan dan tenggara.
  8. Tanggal 31 Mei 2015 teramati cuaca berawan hingga mendung, angin bertiup tenang-perlahan, suhu udara 18 – 22° C. Gunungapi tampak jelas hingga tertutup kabut. Saat gunungapi jelas teramati hembusan tebal berwarna putih dengan tinggi 500 meter di atas puncak serta guguran lava dari puncak sejauh 700 - 750 meter ke arah selatan.
  9. Tanggal 1 Juni 2015 teramati cuaca cerah-berawan, angin tenang-sedang, suhu udara 17-27°C. Gunungapi tampak jelas. Asap putih tebal tinggi 500 meter. Teramati guguran lava pijar dari puncak sejauh 1000-2000 meter ke arah selatan.
  10. Tanggal 2 Juni 2015 (hingga pukul 06:00 WIB) teramati cuaca mendung, angin tenang-perlahan ke barat-baratdaya, suhu udara 15-17°C. Gunungapi tertutup kabut. Terjadi 2 kali Awan Panas Guguran, visual tertutup kabut.

Sejak tanggal 25 Mei 2015 hingga 2 Juni 2015 pagi, gunungapi tampak jelas hingga tertutup kabut. Pada saat tampak jelas, teramati hembusan tipis hingga tebal berwarna putih dengan tinggi 200 hingga 700 m di atas puncak.

2.2 Instrumental

1.   Kegempaan harian:

  1. Tanggal 25 Mei 2015 terekam 79 kali Gempa Guguran dengan amplituda 4 - 74 mm dan lama gempa 15 - 147 detik. 8 kali Gempa Low Frequency (LF) dengan amplituda 3 - 15 mm dan lama gempa 6 - 25 detik. 6 kali Gempa Hybrid dengan amplituda 5 - 52 mm dan lama gempa 6 - 16 detik.. 3 kali Gempa Vulkanik Dangkal (VB) dengan amplituda 6 – 9 mm, lama gempa 7 - 12 detik. 2 kali Gempa Vulkanik Dalam (VA) dengan amplituda 14 – 34 mm, lama gempa 15 - 21 detik, dan S - P 1,9 detik. 1 kali Gempa Tektonik Jauh (TJ) dengan amplituda 11 mm dan lama gempa 49 detik, S-P 10,8 detik. Terekam Tremor menerus dengan amplituda 0,5 - 2 mm (dominan 0,5 mm).
  2. Tanggal 26 Mei 2015 terekam 94 kali Gempa Guguran dengan amplituda 3 - 90 mm dan lama gempa 20 - 247 detik. 2 kali Gempa Low Frequency (LF) dengan amplituda 4 - 6 mm dan lama gempa 14 - 16 detik. 7 kali Gempa Hybrid dengan amplituda 6 - 50 mm dan lama gempa 7 - 25 detik. 3 kali Gempa Vulkanik Dangkal (VB) dengan amplituda 5 – 6 mm dan lama gempa 4 - 6 detik. 25 kali Gempa Vulkanik Dalam (VA) dengan amplituda 6 – 110 mm, lama gempa 6 - 27 detik, dan S - P 0,5 – 3,0 detik. 5 kali Gempa Tektonik Lokal (TL) dengan amplituda 110-120 mm, lama gempa 80-103 detik dan S – P 3,4 - 4,5 detik. Terekam Tremor menerus dengan amplituda 0,5 - 2 mm (dominan 0,5 mm).
  3. Tanggal 27 Mei 2015 terekam 162 kali Gempa Guguran dengan amplituda 5 - 116 mm dan lama gempa 20 - 310 detik. 22 kali Gempa Low Frequency (LF) dengan amplituda 2 - 15 mm dan lama gempa 8 - 25 detik. 4 kali Gempa Hybrid dengan amplituda 4 - 28 mm dan lama gempa 6 - 20 detik. 14 kali Gempa Vulkanik Dalam (VA) dengan amplituda 7 – 70 mm, lama gempa 6 - 20 detik dan S - P 0,5 – 2,1 detik. 1 kali Gempa Tektonik Lokal (TL) dengan amplituda 25 mm, lama gempa 28 detik dan S – P 4,2 detik. 1 kali Gempa Tektonik Jauh (TJ) dengan amplituda 16 mm, lama gempa 170 detik dan S – P tidak terbaca. Terekam Tremor menerus dengan amplituda 0,5 - 2 mm (dominan 0,5 mm).
  4. Tanggal 28 Mei 2015 terekam 104 kali Gempa Guguran dengan amplituda 3 - 106 mm dan lama gempa 16 - 258 detik. 14 kali Gempa Low Frequency (LF) dengan amplituda 3 - 16 mm dan lama gempa 7 - 21 detik. 9 kali Gempa Hybrid dengan amplituda 6 - 43 mm dan lama gempa 9 - 25 detik. 1 kali Gempa Vulkanik Dangkal (VB) dengan amplituda 15 mm, lama gempa 12 detik. 6 kali Gempa Vulkanik Dalam (VA) dengan amplituda 4 – 16 mm, lama gempa 7 - 19 detik dan S - P 1,4 – 3,3 detik. 1 kali Gempa Tektonik Lokal (TL) dengan amplituda 98 mm, lama gempa 52 detik dan S – P 1,6 detik. Terekam getaran laharan dengan amplituda 3-120 (dominan 110 mm), lama getaran 30-217 menit. Terekam Tremor menerus dengan amplituda 0,5 - 1 mm (dominan 0,5 mm).
  5. Tanggal 29 Mei 2015 terekam 98 kali Gempa Guguran dengan amplituda 3 - 72 mm dan lama gempa 25 - 175 detik. 12 kali Gempa Low Frequency (LF) dengan amplituda 2 - 23 mm dan lama gempa 7 - 40 detik. 3 kali Gempa Hybrid dengan amplituda 10 - 32 mm dan lama gempa 10 - 17 detik. 3 kali Gempa Vulkanik Dangkal (VB) dengan amplituda 4-10 mm, lama gempa 7-16 detik. 9 kali Gempa Vulkanik Dalam (VA) dengan amplituda 6 – 65 mm, lama gempa 7 - 30 detik dan S - P 1 – 2,5 detik. 1 kali Gempa Tektonik Jauh (TJ) dengan amplituda 3 mm, lama gempa 115 detik dan S – P tidak terbaca.Terekam getaran laharan dengan amplituda 5-22 (dominan 10 mm), lama getaran 30-217 menit. Terekam Tremor menerus dengan amplituda 0,5 - 2 mm (dominan 0,5 mm).
  6. Tanggal 30 Mei 2015 terekam 110 kali Gempa Guguran dengan amplituda 4 - 100 mm dan lama gempa 20 - 204 detik. 12 kali Gempa Low Frequency (LF) dengan amplituda 2 - 12 mm dan lama gempa 7 - 20 detik. 7 kali Gempa Hybrid dengan amplituda 3 - 25 mm dan lama gempa 6 - 21 detik. 1 kali Gempa Vulkanik Dangkal (VB) dengan amplituda 6 mm, lama gempa 7 detik. 9 kali Gempa Vulkanik Dalam (VA) dengan amplituda 7 – 25 mm, lama gempa 7 - 30 detik dan S - P 1 – 1,9 detik. 3 kali Gempa Tektonik Jauh (TJ) dengan amplituda 4-92 mm, lama gempa 237-336 detik dan S – P 13 tidak terbaca. Terekam Tremor menerus dengan amplituda 0,5 - 1 mm (dominan 0,5 mm).
  7. Tanggal 31 Mei 2015 terekam 108 kali Gempa Guguran dengan amplituda 3 - 98 mm dan lama gempa 26 - 245 detik. 14 kali Gempa Low Frequency (LF) dengan amplituda 3 - 21 mm dan lama gempa 5 - 18 detik. 6 kali Gempa Hybrid dengan amplituda 6 - 58 mm dan lama gempa 7 - 21 detik. 2 kali Gempa Vulkanik Dalam (VA) dengan amplituda 65 – 100 mm, lama gempa 25 - 30 detik dan S - P 1,2 – 1,4 detik. 2 kali Gempa Tektonik Jauh (TJ) dengan amplituda 3-5 mm, lama gempa 100-270 detik dan S – P 42 detik. Terekam Tremor menerus dengan amplituda 0,5 - 1 mm (dominan 0,5 mm).
  8. Tanggal 1 Juni 2015 terekam 133 kali gempa Guguran dengan amplituda 5-100 mm dan lama gempa 24-305 detik. 7 kali gempa Low Frequency (LF) dengan amplituda 3-11 mm dan lama gempa 6-15 detik. 3 kali gempa Hybrid dengan amplituda 9-30 mm dan lama gempa 22 detik. 2 kali gempa Vulkanik Dalam (VA) dengan amplituda 5-7 mm dan lama gempa 7-13 detik, s-p 1,7-1,9 detik. 1 kali Gempa Tektonik Lokal (TL) dengan amplituda 20 mm, lama gempa 30 detik dan S – P 8 detik. 2 kali Gempa Tektonik Jauh (TJ) dengan amplituda 20-60 mm, lama gempa 39-159 detik dan S – P 11-37 detik. Terekam Tremor menerus dengan amplituda 0,5-2 mm (dominan 0,5 mm).
  9. Tanggal 2 Juni 2015 (hingga pukul 06:00 WIB) terekam 41 kali gempa Guguran dengan amplituda 3-110 mm dan lama gempa 30-225 detik. 2 kali gempa Low Frequency (LF) dengan amplituda 3-4 mm dan lama gempa 6-9 detik. 1 kali gempa Vulkanik Dalam (VA) dengan amplituda 10 mm dan lama gempa 7 detik, s-p 1,5 detik. Terekam Tremor menerus dengan amplituda 0,5-9 mm (dominan 0,5 mm).

Selama periode 25 Mei – 2 Juni 2015 pagi, gempa yang terekam adalah Gempa Guguran, Hybrid, Low Frequency (LF), Vulkanik Dalam (VA), Vulkanik Dangkal (VB) Tektonik Lokal (TL), Tektonik Jauh (TJ), dan Tremor. Gempa Guguran yang berkaitan dengan ketidakstabilan kubah lava-lidah lava terekam rata-rata 111 kejadian/hari. Gempa Vulkanik Dalam (VA) yang mengindikasikan adanya tekanan akibat intrusi magma terekam rata-rata 8 kejadian/hari. Gempa Low Frequency (LF) yang mengindikasikan adanya aliran fluida terekam rata-rata 15 kejadian/hari dan Gempa Hybrid yang mengindikasikan pembentukan kubah lava terekam rata-rata 7 kejadian/hari. Tremor menerus masih terekam dengan amplituda bervariasi antara 0,5-9 mm (rata-rata dominan 0,5 mm). (Lampiran 1)

RSAM (Real-time Seismic Amplituda Measurement) energi getaran gempa-gempa selama periode 1 Januari 2015 hingga 2 Juni 2015 pagi masih menunjukkan fluktuasi energi (Lampiran 2).

2. Pengukuran jarak dengan EDM

Pengukuran jarak dengan EDM dilakukan dari SNB 1 (03° 10' 59,25" LU, 98° 25' 25,64" BT, elevasi 1.305 m) Desa Sukanalu, terhadap reflektor SNB 2 (03° 10' 42,50" LU, 98° 24' 50,50" BT, elevasi 1.436 m) dan SNB 3 (03° 10' 44,79" LU, 98° 24' 20,21" BT, elevasi 1.626 m) di lereng timur G. Sinabung. Grafik hasil pengukuran jarak dengan EDM selama kurun waktu dari 5 Maret 2014 hingga 30 Mei 2015 dapat dilihat pada Lampiran 3.

Pengukuran EDM Sukanalu selama periode 19 Mei 2015 hingga 30 Mei 2015, menunjukkan perubahan jarak miring yang cenderung sedikit memendek (inflasi) untuk pengukuran SNB1 ke SNB3, dan SNB1 ke SNB2.

3. Pengukuran ungkitan dengan tiltmeter

Lokasi pengamatan deformasi dengan tiltmeter dilakukan di dua lokasi, yaitu: stasiun Sukanalu (03° 10' 41,8" LU; 98° 24' 20,8" BT, elevasi 1.626 m, lereng timur G. Sinabung) dan stasiun Lau Kawar (03° 11' 29,70" LU; 98° 23' 6,30" BT, elevasi 1.468 m, lereng utara G. Sinabung). Grafik hasil pengukuran ungkitan dengan tiltmeter selama kurun waktu dari 1 Januari hingga 2 Juni 2015 pukul 06:39 WIB dapat dilihat pada Lampiran 4.

Hasil pengamatan deformasi dengan tiltmeter kontinyu di stasiun Sukanalu, pada periode 25 Mei hingga 2 Juni 2015, data tilt untuk komponen sumbu X (tangensial) menunjukkan pola deformasi deflasi sedangkan komponen sumbu Y (radial) berkecenderungan terus naik/inflasi. Untuk tiltmeter kontinyu di stasiun Laukawar pada periode 25 Mei hingga 1 Juni 2015, baik komponen sumbu X (tangensial) memperlihatkan pola berfluktuasi sedangkan komponen sumbu Y (radial), menurun/deflasi.

4. Pengukuran fluks gas SO2

Pengukuran fluks gas SO2 dilakukan dari Desa Sukatepu di tenggara puncak G.     Sinabung. Sementara suhu mata air panas diukur secara kontinyu sejak awal September 2013 di daerah Payung (03° 07' 35,5" LU, 98° 23' 13,3" BT), di kaki gunung ke arah Selatan dari puncak G. Sinabung. Grafik hasil pengukuran fluks gas SO2 dan suhu air panas selama kurun waktu dari 1 September 2013 hingga 31 Mei 2015 dapat dilihat pada Lampiran 5.

Setelah terjadi erupsi dengan durasi yang cukup lama pada tanggal 11 - 18 Januari 2014, fluks SO2 cukup tinggi dan berfluktuasi yaitu berkisar 1.234 – 3.796 ton/hari; setelah itu menurun hingga 1.234 ton/hari. Pada periode tanggal 25 hingga 30 Mei 2015 fluks SO2 berkisar 225 – 275 ton/hari

Pada periode 25 hingga 31 Mei 2015 suhu mata air panas berkisar 53,7 – 53,8°C dan kandungan gas CO2 berkisar 23 – 34 %.

III. Evaluasi
  1. Secara visual aktivitas yang dominan teramati adalah hembusan dan menerusnya penumpukan kubah lava di puncak yang sering diikuti oleh guguran dari puncak lava serta kadang-kadang awan panas guguran.
  2. Secara umum pada periode ini terjadi peningkatan jumlah Gempa Guguran yang terekam dibandingkan dengan minggu sebelumnya. Peningkatan jumlah gempa Guguran ini juga diiringi oleh peningkatan trend RSAM yang menunjukkan peningkatan energi yang terkandung dalam gempa. Jumlah harian gempa-gempa vulkanik (terutama Gempa Vulkanik Dalam atau VA), Hybrid dan Low Frequency (LF) sempat menunjukkan peningkatan, walaupun sekarang jumlah hariannya berfluktuasi, menandakan masih berlangsungnya tekanan atau suplai magma baru.
  3. Pengukuran deformasi pada periode ini baik dengan EDM atau tiltmeter menunjukkan kecenderungan inflasi.
  4. Pengukuran fluks gas SO2 dalam 1 minggu terakhir menunjukkan fluks yang relatif kecil (< 300 ton/hari), sedangkan parameter kimia air panas pada periode ini tidak menunjukkan perubahan dibandingkan dengan periode sebelumnya.

IV. Potensi Bahaya 

  • Erupsi bersifat eksplosif masih berpotensi terjadi, ancamannya pada radius lk. 3 km, namun ancaman abu erupsi tersebut dapat mencapai > 3 km karena bergantung arah dan kuatnya angin.
  • Pertumbuhan kubah lava di puncak dengan akumulasi volume kubah yang semakin terus membesar dan tidak stabil (hampir 2 kali lipat dari sebelumnya) menimbulkan aliran lava, guguran lava pijar, dan awan panas. Pasca kejadian awanpanas guguran pada 28 April 2015 pkl 17.02 WIB pertumbuhan kubah lava terus terbentuk yang berpotensi terjadinya guguran lava pijar dari kubah lava, aliran lava, dan awan panas yang mengancam ke arah selatan-tenggara (yaitu mulai jalan raya pejumaan Batukejan/simpang Sibintun-jembatan Lau Benuken Tigapancur-Ojolali-Tigapancur-simpang Beganding hingga Perjumaan Tigabogor).
  • Potensi aktivitas pada lubang tembusan fumarola baru di lereng utara (Lau Kawar) masih ada.
  • Mengingat alterasi yang cukup kuat, ini akan memperlemah kestabilan lereng bagian utara dan berpotensi menimbulkan longsor dan banjir bandang pada waktu musim hujan, yang terbatas pada daerah sekitar lembah dan aliran sungai.
  • Potensi terjadinya lahar masih tinggi yang berasal dari endapan abu/material erupsi dan curah hujan tinggi. Lahar berpotensi terjadi di lembah-lembah sungai yang berhulu di G. Sinabung.
  • Pada aliran lava baru (2014) bukit Uruk Tuhan terjadi guguran lava di sisi timur dan tenggara, menyebabkan menumpuknya material rombakan yang berpotensi menjadi lahar saat hujan deras.
  • Guguran lava pijar atau awan panas yang berasal dari puncak di sisi barat aliran (lidah) lava mengancam ke arah Desa Sukameriah dan Desa Gurukinayan, Desa Pintumbesi, Dusun Sibintun hingga jalan raya Desa Tingapancur-pejumaan Tigabogor. Sedangkan ancaman yang dari sisi timur aliran lava mengancam ke arah Desa Bekerah-Desa Simacem (sektor tenggara-timur).

Kawasan Rawan Bencana letusan G. Sinabung selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 6.

V. Kesimpulan
  1. Pemantauan secara intensif terus dilakukan guna mengevaluasi aktivitas G. Sinabung, serta pemahaman akan aktivitas G. Sinabung harus tetap dilakukan secara intensif melalui kegiatan sosialisasi tentang ancaman aktivitas erupsi G. Sinabung.
  2. Jika terjadi penurunan aktivitas vulkanik G. Sinabung secara signifikan, maka tingkat aktivitasnya dapat diturunkan sesuai dengan tingkat aktivitas dan ancamannya.
  3. Berdasarkan data pengamatan visual dan instrumental serta potensi ancaman bahaya G. Sinabung maka tingkat aktivitas G. Sinabung dinaikkan dari Level III (Siaga) menjadi Level IV (Awas) terhitung tanggal 2 Juni 2015 Pukul 23:00 WIB.

VI. Rekomendasi 

Sehubungan dengan G. Sinabung dalam tingkat aktivitas Level IV (Awas), maka kami rekomendasikan:

  1. Masyarakat dan pengunjung/wisatawan tidak mendaki dan melakukan aktivitas di dalam radius lk.3 km, dan lk 5 km untuk sektor tenggara G. Sinabung karena sektor-sektor tersebut merupakan bukaan lembah gunung tempat terjadi aliran lava dan awan panas.
  2. Masyarakat di dalam radius lk.7 km untuk sektor selatan-tenggara G. Sinabung, yaitu yang tinggal di : Pasarpinter Gurukinayan-simpang Sibintun/Perjumaan Batukejan, jembatan Lau Benuken Tigapancur, Desa Tigapancur-Pejumaan Tigabogor, Desa Pintumbesi agar dievakuasi ke lokasi yang aman, karena sektor tersebut terletak di bukaan lembah gunung tempat terjadi aliran awan panas.
  3. Bila kejadian awan panas menunjukkan peningkatan frekuensi kejadian dan atau adanya peningkatan ancaman awan panas ke sektor selatan-tenggara G. Sinabung, agar dilakukan penutupan jalan mulai dari : jalan raya simpang Gurukinayan-simpang Sibintun-jembatan Lau Benuken Tigapancur-Ojolali-Tigapancur-simpang Beganding dan Perjumaan Tigabogor.
  4. Bila terdapat potensi rentetan kejadian awan panas seperti di atas maka berpotensi juga diikuti oleh erupsi eksplosif (letusan), oleh karena itu masyarakat di desa : Jeraya, Mardinding, Sukanalu, Sigarang-garang, Kutagugung, Lau Kawar agar di evakuasi sementara ke tempat yang aman.
  5. Masyarakat yang berada di dalam radius 3 km, yaitu yang bermukim di Kecamatan Payung (Desa Sukameriah) dan Kecamatan Naman Teran (Desa Bekerah, Desa Simacem), agar direlokasi.
  6. Masyarakat yang tinggal di luar radius 3 km dari Kawah G. Sinabung dan berada di depan bukaan kawah, berpotensi terancam oleh guguran lava dan luncuran awan panas, yaitu: 4 Desa dan 1 Dusun yang tersebar dalam 3 Kecamatan yaitu : Kecamatan Payung (Desa Gurukinayan); Kecamatan Naman Teran (Desa Kutatonggal), Kecamatan Simpang Empat (Desa Berastepu dan Dusun Sibintun serta Desa Gamber), agar direlokasi ke tempat yang aman.
  7. Masyarakat yang terdampak abu letusan dihimbau untuk memakai masker bila keluar rumah, serta mengamankan sarana air bersih dari jatuhan abu vulkanik, supaya tidak terkontaminasi, juga membersihkan abu vulkanik dari atap rumah dan pekarangan.
  8. Sehubungan dengan kondisi curah hujan yang masih tinggi, maka masyarakat yang bermukim dekat sungai-sungai yang berhulu di G. Sinabung agar tetap waspada terhadap bahaya lahar.
  9. Masyarakat di sekitar G. Sinabung diharap tenang tidak terpancing isu-isu tentang erupsi G. Sinabung, dan agar senantiasa mengikuti arahan dari Pemerintah Kabupaten Karo/Muspida Karo yang senantiasa mendapat laporan tentang aktivitas G. Sinabung.
  10. Pemerintah Daerah agar menyiapkan sarana komunikasi seluruh perangkat kerjanya, melakukan sosialisasi kepada masyarakat berkaitan daerah-daerah bahaya yang masih terancam, serta menambahkan/memperbaiki jalur evakuasi, sehingga mempermudah mengantisipasi ancaman bahaya erupsi jika tiba-tiba terjadi situasi yang membuat panik masyarakat.
  11. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Badan Geologi akan selalu berkoordinasi dengan BNPB, BPBD Provinsi Sumatera Utara dan BPBD Kabupaten Karo dalam memberikan informasi tentang kegiatan G. Sinabung.

Pemerintah Daerah Kabupaten Karo agar senantiasa berkoordinasi dengan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi atau Pos Pengamatan Gunungapi Sinabung (Telp. 0628-91575) di Gg. Kayu Bakar, Jl. Kiras Bangun, Desa Ndokum Siroga, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo dalam memberikan informasi tentang kegiatan G. Sinabung.

No comments:

Post a Comment