Tuesday, 3 May 2011

Tentang Batu Sebesar Gajah di Kaki Gunung Sinabung

Sebagai gunung berapi aktif, ternyata Sinabung belum diteliti secara mendalam. Kendati secara fisik Sinabung terlihat memang sudah pernah meletus yang dibuktikan dengan terbentuknya beberapa beberapa kawah di puncaknya, namun sesungguhnya tak pasti kapan letusan itu. Jika saja usia karbon bebatuan itu diteliti sejak dahulu, mungkin akan lebih mudah memprediksi kapan terakhir kali Sinabung meletus sebelum tahun 2010 lalu.

Bebatuan yang ada di sekitar kaki Sinabung, seumpama catatan yang terbuka, namun dalam aksara pallawa. Sehingga butuh belajar huruf dan ejaan sebelum membongkar informasi yang ada di dalamnya bagi mereka yang hanya tahu membaca huruf latin.

Seorang mantan mahasiswa jurusan ilmu pasti yang kebetulan datang ke kaki Sinabung, menduga batuan itu berusia sekitar 1.000 tahun, batuan muda. Jika sesuai perkiraan, maka batuan ini berasal dari letusan terakhir, sebelum 2010.

Sebagai provinsi dengan kegunungapian yang cukup banyak, memang cukup mengherankan juga, mengapa sistem pendataan maupun sistem informasi tentang gunung-gunung yang ada di Sumut ini tidak begitu diperhatikan. Pengetahuan tentang kegunungapian Sinabung, tentu bisa menjadi pijakan untuk mempelajari aspek-aspek lainnya.

Menghitung usia bebatuan itu, bukanlah sesuatu yang mustahil. Uji radiometrik dapat dilakukan terhadap batu-batu sebesar sebesar gajah yang terdapat di sekitar kaki Sinabung. Terutama yang ada di jalanan antara Desa Suka Meriah di Kecamatan Payung, hingga Desa Sukanalu di Kecamatan Naman Teran.

Menghitung usia batuan dengan uji radiometrik tentu tidaklah murah. Laboratoriumnya juga mungkin hanya ada beberapa saja. Namun, bukanlah itu persoalannya. Persoalannya memang, Sinabung jauh dari Pulau Jawa sehingga dari kadar kepentingannya, jelas di bawah gunung-gunung lainnya yang ada di Jawa. Pusat-pusat penelitian kegunungapian berpusat di Jawa. Perguruan tinggi yang memiliki jurusan geologi juga umumnya di Jawa, dan dengan demikian kebanyakan mahasiswa yang melakukan penelitian tentang batuan gunung, juga dilakukan di gunung-gunung yang ada di Jawa.

Di Sumatera Utara, hanya Institut Teknologi Medan (ITM). Tak tahu juga, apakah ada yang pernah meneliti usia batuan di sekitar Gunung Sinabung itu.

Gunung-gunung api di Pulau Sumatera, sebenarnya juga menarik untuk dijadikan bahan penelitian. Malah di Sumatera Utara dahulu terdapat Gunung Toba yang letusannya merupakan salah satu dari letusan terdahsyat di bumi. Supervolcano yang letusan terakhirnya diperkirakan terjadi 74 ribu tahun yang lalu. Letusan mahadahsyat yang berhasil mengantarkan debu letusannya hingga ke India sana.

Tidak sekedar tiba di India, letusan itu juga menimbun kawasan tersebut hingga beberapa sentimeter. Sebelum letusan terakhir itu, ada pula dua letusan pendahuluan yang jaraknya juga ribuan tahun. Itulah Gunung Toba yang kini di puncaknya terdapat Danau Toba, danau terluas di Asia Tenggara.

No comments:

Post a Comment