Pemulangan pengungsi G. Sinabung terus dilakukan hingga saat ini, khususnya bagi pengungsi yang berasal dari desa-desa di luar radius 5 km seperi yang direkomendasinyak PVMBG. Hingga Minggu (23/2) sebanyak 17.150 jiwa (5.213 KK) pengungsi telah kembali ke rumah masing-masing. Mereka berasal dari 15 desa yaitu Desa Jeraya, Pintu Besi, Payung, Beganding, Tiga Pancur, Tanjung Merawa, Tiganderket, Cimbang, Ujung Payung, Kutambelin, Gung Pinto, Sukandebi, Naman, Batu Karang, dan Rimo Kayu.
Saat ini pengungsi masih ada 16.361 jiwa (5.255 KK) tersebar di 34 lokasi. 15 desa dan 2 desa hingga saat ini belum direkomendasikan untuk pulang. Logistik untuk memenuhi kebutuhan dasar bagi pengungsi masih mencukupi hingga 5 hari ke depan. Senin (24/2) pukul 09.00 Wib pengungsi dari Desa Temberun 123 KK/366 jiwa akan kembali dari Losd Tanjung Mbelang menuju desanya.
Deputi Penanganan Darurat BNPB, Tri Budiarto, masih berada di Posko Satgasnas Penanganan Erupsi G. Sinabung untuk memimpin penanganan darurat. Posko Satgasnas tetap memberikan pendampingan kepada Pemda Karo dan Pemda Sumut agar pemda lebih berperan dalam penanganan bencana. Potensi nasional telah dikerahkan untuk membantu penanganan erupsi G. Sinabung. Lebih dari 90% pendanaan berasal dari pemerintah pusat. Lahan untuk relokasi bagi 3 desa yaitu Desa Sukameriah, Simacem dan Bekerah masih terus dicari. Bupati Karo terus didorong agar menyediakan lahan sehingga relokasi dapat dilaksanakan dengan secepatnya.
Kondisi G. Sinabung, terlihat asap putih tebal tinggi 100-300 meter. Guguran lava pijar sejauh 300-2.000 m ke Selatan-Tenggara. Seismisitas 47x gempa guguran dan Tremor terus menerus dengan amplituda maximum 32 mm. Rekomendasi agar tidak ada aktivitas masyarakat dalam radius 5 km dari puncak G.Sinabung.
Sutopo Purwo Nugroho
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB
Sunday, 23 February 2014
Monday, 17 February 2014
Kerugian Akibat Bencana Sinabung
Bencana adalah keniscayaan dan akan terus meningkat di masa mendatang. Data sementara bencana 1-1-2014 hingga 16-2-2014 tercatat 282 kejadian. Dampaknya 197 orang tewas, 64 luka-luka, 1,6 juta jiwa mengungsi dan menderita, puluhan ribu rumah rusak dan lainnya. Dampak ekonomi juga sangat besar. Perkiraan awal kerugian dan kerusakan akibat bencana banjir bandang Sulut Rp 1,87 trilyun, erupsi G.Sinabung Rp 1 trilyun, banjir Pantura Rp 6 trilyun, banjir Jakarta Rp 5 trilyun dan lainnya. Belum lagi bencana lainnya selama 2014 ini.
Tapi apakah kita sudah siap menghadapi bencana? Belum. Berdasarkan penelitian tentang kesiapsiagaan masyarakat Indonesia menghadapi bencana pada tahun 2006, 2012 dan 2013 menunjukkan bahwa tingkat kesiapsiagaan masyarakat dan pemda dalam menghadapi bencana masih rendah. Memang terjadi peningkatan pengetahuan dan pemahaman bencana. Tetapi belum menjadi perilaku (attidude) dan praktek atau budaya. Di Pemda pun, sebagian besar penanggulangan bencana juga belum banyak menjadi prioritas dalam penanggulangan bencana dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah selama 5 tahunan. Akibatnya bencana tidak menjadi roh dalam pembangunan sektor. Apalagi menyangkut peningkatan kapasitas kesiapsiagaan menghadapi bencana. Indikator ini juga tercermin dari alokasi dana untuk penanggulangan bencana yang rata-rata kurang dari 0,5% dari APBD.
Ini adalah tantangan bersama. Bencana menjadi urusan bersama. Pemerintah dan Pemda menjadi penanggung jawab utama. Pengurangan risiko bencana harus dijadikan prioritas. Harus dilihat sebagai investasi pembangunan. Bencana tidak bisa kita tolak tapi risikonya kita kurangi. Di Amerika, 1 US$ untuk kegiatan pengurangan bencana mampu mengurangi kerugian 7 US$. Di Eropa, 1 US$ mengurangi 10-40 US$. Di Indonesia mungkin lebih besar manfaatnya dibandingkan dengan negara lain karena kita punya kapital sosial yang besar di masyarakat.
Sutopo Purwo Nugroho
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB
Tapi apakah kita sudah siap menghadapi bencana? Belum. Berdasarkan penelitian tentang kesiapsiagaan masyarakat Indonesia menghadapi bencana pada tahun 2006, 2012 dan 2013 menunjukkan bahwa tingkat kesiapsiagaan masyarakat dan pemda dalam menghadapi bencana masih rendah. Memang terjadi peningkatan pengetahuan dan pemahaman bencana. Tetapi belum menjadi perilaku (attidude) dan praktek atau budaya. Di Pemda pun, sebagian besar penanggulangan bencana juga belum banyak menjadi prioritas dalam penanggulangan bencana dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah selama 5 tahunan. Akibatnya bencana tidak menjadi roh dalam pembangunan sektor. Apalagi menyangkut peningkatan kapasitas kesiapsiagaan menghadapi bencana. Indikator ini juga tercermin dari alokasi dana untuk penanggulangan bencana yang rata-rata kurang dari 0,5% dari APBD.
Ini adalah tantangan bersama. Bencana menjadi urusan bersama. Pemerintah dan Pemda menjadi penanggung jawab utama. Pengurangan risiko bencana harus dijadikan prioritas. Harus dilihat sebagai investasi pembangunan. Bencana tidak bisa kita tolak tapi risikonya kita kurangi. Di Amerika, 1 US$ untuk kegiatan pengurangan bencana mampu mengurangi kerugian 7 US$. Di Eropa, 1 US$ mengurangi 10-40 US$. Di Indonesia mungkin lebih besar manfaatnya dibandingkan dengan negara lain karena kita punya kapital sosial yang besar di masyarakat.
Sutopo Purwo Nugroho
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB
Sunday, 16 February 2014
HUJAN SINABUNG BANTU PERCEPAT PEMULANGAN PENGUNGSI
Pasca erupsi G.Sinabung 1 Februari 2014 yang menewaskan 17 orang, wilayah ini belum pernah turun hujan. Namun sejak 2 hari lalu di wilayah ini telah diguyur hujan dengan intensitas ringan hingga lebat yang dimulai sejak sore hingga sekitar pukul 20.00. Hujan yang turun sejak 2 hari lalu cukup membantu program percepatan pemulangan pengungsi, baik untuk program pembersihan hunian maupun lahan pertanian.
Turunnya hujan ini semoga dapat dimaknai sebagai upaya untuk dapat segera kembali ke desanya dan melakukan aktivitas keseharian yang telah lama ditinggalkan selama 4 bulan lebih berada di jambur pengungsian. Warga desa yang telah diperbolehkan pulang sesuai rekomendasi PVMBG agar mematuhi larangan pemerintah untuk tidak beraktivitas dan berada di dalam radius 5 Km dengan alasan apapun.
Warga desa yang sudah kembali berjumlah 5.783 jiwa/1.619 KK yang berasal dari Desa Batu Karang, Desa Rimo Kayu dan Desa Naman. Sedangkan warga desa lainnya yang akan dikembalikan berasal dari Tiganderket, Kutambaru, Tanjung Merawa, Kutambelin, Kebayaken, Gungpinto, Sukandebi dan payung yang saat ini tengah melakukan pembersihan hunian dan fasilitas umum bersama TNI, Polri dan Relawan. Kepala BNPB, Syamsul Maarif, meskipun berada di Kediri untuk menangani erupsi G.Kelud, tetap memberikan arahan bagi personil BNPB di Sinabung dalam pemulangan pengungsi.
BNPB mengkoordinasikan potensi nasional bersama unsur Pemkab Karo secara rutin melakukan sosialisasi di jambur-jambur pengungsian untuk memberikan pemahaman secara utuh kepada pengungsi sebagai proses pengetahuan gejala Sinabung dan untuk membentuk penanganan secara mandiri serta kesiapsiagaan masyarakat di masa mendatang. Unsur Pemkab Karo menyampaikan materi sosialisasi terkait program pelayanan bantuan pendidikan, pertanian dan kesehatan.
Sutopo Purwo Nugroho
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB
Turunnya hujan ini semoga dapat dimaknai sebagai upaya untuk dapat segera kembali ke desanya dan melakukan aktivitas keseharian yang telah lama ditinggalkan selama 4 bulan lebih berada di jambur pengungsian. Warga desa yang telah diperbolehkan pulang sesuai rekomendasi PVMBG agar mematuhi larangan pemerintah untuk tidak beraktivitas dan berada di dalam radius 5 Km dengan alasan apapun.
Warga desa yang sudah kembali berjumlah 5.783 jiwa/1.619 KK yang berasal dari Desa Batu Karang, Desa Rimo Kayu dan Desa Naman. Sedangkan warga desa lainnya yang akan dikembalikan berasal dari Tiganderket, Kutambaru, Tanjung Merawa, Kutambelin, Kebayaken, Gungpinto, Sukandebi dan payung yang saat ini tengah melakukan pembersihan hunian dan fasilitas umum bersama TNI, Polri dan Relawan. Kepala BNPB, Syamsul Maarif, meskipun berada di Kediri untuk menangani erupsi G.Kelud, tetap memberikan arahan bagi personil BNPB di Sinabung dalam pemulangan pengungsi.
BNPB mengkoordinasikan potensi nasional bersama unsur Pemkab Karo secara rutin melakukan sosialisasi di jambur-jambur pengungsian untuk memberikan pemahaman secara utuh kepada pengungsi sebagai proses pengetahuan gejala Sinabung dan untuk membentuk penanganan secara mandiri serta kesiapsiagaan masyarakat di masa mendatang. Unsur Pemkab Karo menyampaikan materi sosialisasi terkait program pelayanan bantuan pendidikan, pertanian dan kesehatan.
Sutopo Purwo Nugroho
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB
Tuesday, 11 February 2014
17 KORBAN TEWAS SINABUNG DIBERI SANTUNAN
Korban meninggal akibat erupsi G. Sinabung menjadi 17 jiwa setelah pada hari ini (11/2) korban a.n Sehat Sembiring (47) meninggal dunia di RS Efarina Etaham. Sebelumnya korban sempat dirawat secara intensif sejak 1 Februari lalu.
Para korban meninggal akan mendapat santunan dari Kemensos sebesar Rp 5,5 juta, Gubernur Sumut 3,5 juta, dan Bupati Karo 2,5 juta. Pemberian santuan secara simbolis kepada para ahli waris akan dilakukan pada hari Kamis (13/1) di Posko Utama.
Sementara itu proses pemulangan pengungsi masih dilakukan. Kepala BNPB, Syamsul Maarif, menekankan agar semua petugas membantu proses pemulangan pengungsi. 236 personil TNI, Polri dan relawan dikerahkan dalam pemulangan pengungsi dari 4 desa. Dimulai dengan apel persiapan di Posko Utama Kabanjahe, TNI, Polri, Pemda Karo, BPBD Sumut, dan relawan memfasilitasi para kepala keluarga untuk pembersihan rumah dan fasilitas umum di desa mereka pada Senin pagi (10/2). Kepala keluarga dari Desa Cimbang, Ujung Payung, Rimo Kayu, dan Batu Karang mulai hari ini melaksanakan pembersihan tempat tinggal mereka masing-masing.
Setelah apel persiapan, truk dari TNI, Polri, dan Pemda menjemput para kepala keluarga (KK) di jambur-jambur. Para ibu, anak-anak, dan kelompok rentan lain masih tinggal di pos penampungan hingga tempat tinggal mereka siap dihuni kembali. Target pembersihan selama tiga hari ini sebagai rencana persiapan pemulangan keluarga yang saat ini masih di pos penampungan.
Pembersihan tempat tinggal masing-masing KK menggunakan padat karya atau cash for work. Masing-masing kepala keluarga memperoleh Rp 50.000 per KK/hari. Berdasarkan data Posko Utama, jumlah dari 4 desa tersebut sebagai berikut Desa Cimbang 68 KK (234 jiwa), Rimo Kayu 196 KK (657 jiwa), Batu Karang 270 KK (805 jiwa), dan Ujung Payung 93 KK (311 jiwa).
Sutopo Purwo Nugroho
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB
Para korban meninggal akan mendapat santunan dari Kemensos sebesar Rp 5,5 juta, Gubernur Sumut 3,5 juta, dan Bupati Karo 2,5 juta. Pemberian santuan secara simbolis kepada para ahli waris akan dilakukan pada hari Kamis (13/1) di Posko Utama.
Sementara itu proses pemulangan pengungsi masih dilakukan. Kepala BNPB, Syamsul Maarif, menekankan agar semua petugas membantu proses pemulangan pengungsi. 236 personil TNI, Polri dan relawan dikerahkan dalam pemulangan pengungsi dari 4 desa. Dimulai dengan apel persiapan di Posko Utama Kabanjahe, TNI, Polri, Pemda Karo, BPBD Sumut, dan relawan memfasilitasi para kepala keluarga untuk pembersihan rumah dan fasilitas umum di desa mereka pada Senin pagi (10/2). Kepala keluarga dari Desa Cimbang, Ujung Payung, Rimo Kayu, dan Batu Karang mulai hari ini melaksanakan pembersihan tempat tinggal mereka masing-masing.
Setelah apel persiapan, truk dari TNI, Polri, dan Pemda menjemput para kepala keluarga (KK) di jambur-jambur. Para ibu, anak-anak, dan kelompok rentan lain masih tinggal di pos penampungan hingga tempat tinggal mereka siap dihuni kembali. Target pembersihan selama tiga hari ini sebagai rencana persiapan pemulangan keluarga yang saat ini masih di pos penampungan.
Pembersihan tempat tinggal masing-masing KK menggunakan padat karya atau cash for work. Masing-masing kepala keluarga memperoleh Rp 50.000 per KK/hari. Berdasarkan data Posko Utama, jumlah dari 4 desa tersebut sebagai berikut Desa Cimbang 68 KK (234 jiwa), Rimo Kayu 196 KK (657 jiwa), Batu Karang 270 KK (805 jiwa), dan Ujung Payung 93 KK (311 jiwa).
Sutopo Purwo Nugroho
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB
Sunday, 9 February 2014
15 DESA DAN 2 DUSUN DI SINABUNG HARUS TETAP MENGUNGSI
Aktivitas G. Sinabung masih cukup tinggi. Kegempaan masih didominasi gempa hybrid yang mengindikasikan pertumbuhan kubah lava masih berlangsung. Potensi erupsi disertai awan panas masih ada, meski intensitasnya menurun. Sejak Sabtu (8/2) terjadi 2 kali erupsi dan beberapa kali guguran. Status masih Awas (level IV). Tidak melakukan aktivitas pada radius 5 km dari puncak kawah.
Masa tanggap darurat diperpanjang hingga 15/2. Jumlah pengungsi 32.351 jiwa (9.991 KK) tersebar d- 42 titik. Pengungsi berasal dari 32 desa dan 2 dusun. Kebutuhan dasar bagi pengungsi tercukupi dengan baik. BNPB bersama USU dan Unimed menyelenggarakan bimbel bagi siswa SMP dan SMA menghadapi UN. Kemendikbud telah memberikan bantuan peralatan sekolah, buku pelajaran dan Rp 19,23 milyar beasiswa bagi siswa SD, SMP, SMA, dan PT. Saat ini Disdik Karo sedang menyiapkan pendistribusian kepada siswa.
PVMBG merekomendasikan 15 desa dan 2 dusun masih harus tetap mengungsi, yaitu Desa Mardinding, Perbaji, Selandi, Sukameriah, Guru Kinayan, Gamber, Berastepu, Bekerah, Simacem, Sukanalu, Kuta Tonggal, Sigarang-garang, Kuta Rakyat, Kuta Gugung, Kuta Tengah, Dusun Sibintun, dan Dusun Lau Kawar agar tetap diungsikan. Di luar desa tersebut dapat kembali ke tempat tinggal masing-masing dan beraktivitas di luar radius 5 km dari kawah gunung.
Kepala BNPB, Syamsul Maarif, menginstruksikan agar persiapan pemulangan pengungsi dilakukan dengan baik dan bertahap. Pengungsi dari 17 desa di luar radius 5 km yang boleh pulang sesuai rekomendasi PVMBG dan keinginan pengungsi harus disiapkan baik. Bupati Karo agar mengumpulkan Kepala Desa dan memberikan arahan. Tahap pertama pemulangan akan dilakukan bagi 4 desa, yaitu Desa Batu Karang, Rimo Kayu, Cimbang, dan Ujung Payung. Para KK atau pria dewasa diharapkan membersihkan rumah dahulu. Setelah itu keluarganya akan difasilitasi kepulangannya.
Sutopo Purwo Nugroho
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB
Thursday, 6 February 2014
1.255 JIWA WARGA SINABUNG HARUS DIRELOKASI
Pemerintah merencanakan relokasi bagi masyarakat yang terancam dari erupsi Gunung Sinabung. PVMBG merekomendasikan Desa Sukameriah, Bekerah dan Simacem di radius 3 km dari puncak kawah G. Sinabung yang terancam dari awan panas, aliran lava, gas beracun, dan lontaran batu pijar harus relokasi. Total penduduk yang harus direlokasi ada 1.255 jiwa (389 KK), yaitu Desa Sukameriah (450 jiwa, 137 KK), Bekerah (338 jiwa, 115 KK), dan Simacem (467 jiwa, 137 KK). Kondisi perumahan dan pertanian ketiga desa tersebut banyak yang rusak saat ini.
Relokasi adalah pemindahan tempat yang lebih aman sebagai salah satu alternatif untuk memberikan
kesempatan kepada masyarakat untuk menata kembali dan melanjutkan kehidupannya di tempat yang baru. Dalam proses relokasi masyarakat akan diajak dialog. Model relokasi yang akan digunakan mengadopsi Rekompak (rehabilitasi dan rekonstruksi masyarakat dan permukiman berbasis komunitas) seperti di G. Merapi.
Dalam rencana relokasi warga diberikan bantuan tanah 100 m2 untuk perumahan dengan bangunan rumah tipe 36 per KK. Fasilitas umum/sosial dengan pendekatan perhitungan kebutuhan luas bangunan 50 m2 per rumah. Unit hunian tetap merupakan bangunan inti sederhana, disesuaikan bentuk lokasi dengan 2 kamar tidur, kamar tamu dan kamar mandi/WC. Konstruksi bangunan memenuhi kriteria struktur tahan gempa, orientasi bangunan menghadap jalan untuk memudahkan evakuasi, mempertimbangkan aspek pencahayaan dan penghawaan alami, dan menerapkan konsep eco-settlelement. Pembangunan fisik ditempatkan sebagai media untuk membangun manusianya. Lahan pertanian asal masih boleh digunakan untuk berkebun tetapi tidak boleh untuk tempat tinggal.
Saat ini Pemda Karo masih mencari lahan di luar radius 5 km yang aman. Kepala BNPB, Syamsul Maarif, telah meminta agar Pemda segera mencari lahan. Jika lahan ada maka pembangunan dapat dilakukan segera.
Sutopo Purwo Nugroho
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB
Relokasi adalah pemindahan tempat yang lebih aman sebagai salah satu alternatif untuk memberikan
kesempatan kepada masyarakat untuk menata kembali dan melanjutkan kehidupannya di tempat yang baru. Dalam proses relokasi masyarakat akan diajak dialog. Model relokasi yang akan digunakan mengadopsi Rekompak (rehabilitasi dan rekonstruksi masyarakat dan permukiman berbasis komunitas) seperti di G. Merapi.
Dalam rencana relokasi warga diberikan bantuan tanah 100 m2 untuk perumahan dengan bangunan rumah tipe 36 per KK. Fasilitas umum/sosial dengan pendekatan perhitungan kebutuhan luas bangunan 50 m2 per rumah. Unit hunian tetap merupakan bangunan inti sederhana, disesuaikan bentuk lokasi dengan 2 kamar tidur, kamar tamu dan kamar mandi/WC. Konstruksi bangunan memenuhi kriteria struktur tahan gempa, orientasi bangunan menghadap jalan untuk memudahkan evakuasi, mempertimbangkan aspek pencahayaan dan penghawaan alami, dan menerapkan konsep eco-settlelement. Pembangunan fisik ditempatkan sebagai media untuk membangun manusianya. Lahan pertanian asal masih boleh digunakan untuk berkebun tetapi tidak boleh untuk tempat tinggal.
Saat ini Pemda Karo masih mencari lahan di luar radius 5 km yang aman. Kepala BNPB, Syamsul Maarif, telah meminta agar Pemda segera mencari lahan. Jika lahan ada maka pembangunan dapat dilakukan segera.
Sutopo Purwo Nugroho
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB
SEKALI LAGI, SINABUNG BUKAN BENCANA NASIONAL
Polemik mengenai perlu tidaknya bencana erupsi G.Sinabung dijadikan bencana nasional hingga sekarang masih mencuat. Di UU No.24/2007 tentang Penanggulangan Bencana, pasal 7 (2) disebutkan penetapan status dan tingkat bencana nasional dan daerah memuat indikator jumlah korban, kerugian harta benda, kerusakan sarana dan prasarana, cakupan luas wilayah yang terkena bencana, dan dampak sosial ekonomi yang ditimbulkan. Penetapan status darurat bencana untuk skala nasional dilakukan oleh Presiden, skala provinsi oleh Gubernur, dan skala kabupaten/kota oleh Bupati/Walikota. Ketentuan penetapan status dan tingkatan bencana diatur dengan Peraturan Presiden (PP).
Wednesday, 5 February 2014
KORBAN AWAN PANAS SINABUNG 16 TEWAS DAN 1 LUKA
Korban awan panas erupsi Gunung Sinabung yang sebelumnya luka-luka dan dirawat di RS Efarina Ethaham dengan nama Doni Sembiring (70 th), telah meninggal dunia pada Rabu 5 Februari 2014 pukul 03.00 Wib.
Tuesday, 4 February 2014
3 ORANG LUKA TERKENA AWAN PANAS SINABUNG
Gunung Sinabung kembali erupsi disertai awan panas pada Sabtu (1/2). Meskipun aktivitas erupsi kecenderungannya menurun namun erupsi tetap terjadi dengan intensitas yang lebih kecil dibandingkan sebelumnya. Pada hari ini terjadi erupsi disertai awan panas yang menerjang 3 orang di sekitar Desa Sukameriah.
MEMBERDAYAKAN KARO DARI SINABUNG
Meskipun tren aktivitas vulkanik G. Sinabung menurun dibandingkan November-Desember 2013. Namun pengungsi terus bertambah setiap harinya. Pada Selasa (4/2), pengungsi mencapai 31.739 jiwa (9.915 KK) tersebar di 42 titik. Pengungsi berasal dari 34 desa dan banyak pengungsi dari luar radius lebih dari 5 km.
Secara umum pemenuhan kebutuhan dasar pengungsi tertangani dengan baik. Jika pun ada kekurangan kecil itulah dinamika di lapangan. Kepala BNPB, Syamsul Maarif, selalu Komandan Satgasnas Penanganan Erupsi G.Sinabung memimpin langsung pengerahan potensi nasional untuk menangani dampak bencana di Sinabung.
Banyaknya bantuan yang ada juga menimbulkan ekses negatif. Berdasarkan laporan pejabat Pemda Karo, disinyalemen bahwa anak-anak menjadi malas belajar dan tidak mau diajak kembali ke rumah asal karena adanya bantuan yang banyak dan akhirnya menjadi ketergantungan. Ini nampaknya sesuai dengan hasil penelitian disertasi UGM, bahwa semakin banyak pemerintah memberikan bantuan saat bencana maka willingness to pay masyarakat menjadi rendah. Masyarakat menjadi tergantung pada bantuan. Tentu saja ini membahayakan untuk menuju visi bangsa Indonesia yang tangguh menghadapi bencana. Bantuan harus memberdayakan, bukan menyediakan saja.
Untuk mengatasi hal ini maka BNPB bersama dengan USU, dan Unimed akan menyewa rumah untuk memberikan bimbingan belajar bagi anak-anak.
Untuk memberdayakan ekonomi masyarakat Karo, maka Kepala BNPB sudah menghubungi Menteri UKM dan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif agar mereka berperan dalam pemberdayaan masyarakat Karo. Dampak negatif dari erupsi adalah perhotelan, pasar, pariwisata, dan ekonomi masyarakat terganggu. Bukan hanya di Kabanjahe saja, tetapi juga di luar yang tidak berdampak langsung.
Sutopo Purwo Nugroho
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB
Secara umum pemenuhan kebutuhan dasar pengungsi tertangani dengan baik. Jika pun ada kekurangan kecil itulah dinamika di lapangan. Kepala BNPB, Syamsul Maarif, selalu Komandan Satgasnas Penanganan Erupsi G.Sinabung memimpin langsung pengerahan potensi nasional untuk menangani dampak bencana di Sinabung.
Banyaknya bantuan yang ada juga menimbulkan ekses negatif. Berdasarkan laporan pejabat Pemda Karo, disinyalemen bahwa anak-anak menjadi malas belajar dan tidak mau diajak kembali ke rumah asal karena adanya bantuan yang banyak dan akhirnya menjadi ketergantungan. Ini nampaknya sesuai dengan hasil penelitian disertasi UGM, bahwa semakin banyak pemerintah memberikan bantuan saat bencana maka willingness to pay masyarakat menjadi rendah. Masyarakat menjadi tergantung pada bantuan. Tentu saja ini membahayakan untuk menuju visi bangsa Indonesia yang tangguh menghadapi bencana. Bantuan harus memberdayakan, bukan menyediakan saja.
Untuk mengatasi hal ini maka BNPB bersama dengan USU, dan Unimed akan menyewa rumah untuk memberikan bimbingan belajar bagi anak-anak.
Untuk memberdayakan ekonomi masyarakat Karo, maka Kepala BNPB sudah menghubungi Menteri UKM dan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif agar mereka berperan dalam pemberdayaan masyarakat Karo. Dampak negatif dari erupsi adalah perhotelan, pasar, pariwisata, dan ekonomi masyarakat terganggu. Bukan hanya di Kabanjahe saja, tetapi juga di luar yang tidak berdampak langsung.
Sutopo Purwo Nugroho
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB
Monday, 3 February 2014
TIM SAR GABUNGAN TEMUKAN 8 MOTOR KORBAN AWAN PANAS SINABUNG
Tim evakuasi masih melaksanakan pencarian korban awan panas di Desa Sukameriah hingga saat ini. Pada Senin (3/2) telah ditemukan 8 motor (7 motor ada nomor polisi dan 1 motor tidak ada nomor polisi), 1 tas berisi laptop Acer, 1 tas Handy camp (tidak ada isinya) dan 2 buah helm. Belum ditemukan adanya korban. Kondisi abu vulkanik tebal yang menutupi lahan dan adanya susulan awan panas di Desa Sukameriah menyebabkan evakuasi sulit.
Pada pukul 12.30 wib berdasarkan rekomendasi PVMBG proses pencarian hari ini dihentikan karena terjadi erupsi setinggi 2.500 m dan luncuran awan panas 2.500 m. Tim SAR gabungan masih menunggu kondisi aman. Strategi evakuasi mendasarkan pada rekomendasi PVMBG di lapangan.
170 personil tim SAR gabungan dikerahkan untuk evakuasi korban awan panas. Tim terdiri dari 35 orang Kodim 0205 TK, 30 orang Yon 125/SMB, 41 orang Brimob, 20 orang Basarnas, 10 satpol PP, dan 34 relawan.
Hingga saat ini jumlah korban awan panas G. Sinabung ada 15 orang meninggal (7 orang mahasiswa, 4 pelajar, 3 warga Sukameriah, dan 1 warga Kabanjahe) dan 3 orang luka-luka.
PVMBG merekomendasikan radius 5 km harus kosong dari aktivitas penduduk. Penjagaan diperketat agar masyarakat tidak dapat masuk ke zona berbahaya. 5 desa yang sangat berbahaya di radius 3 - 3,5 km yaitu Desa Sukameriah, Bekerah, Simacem, Sigarang-garang, dan Sukanalu adalah daerah yang paling berbahaya. Jangan masuk pada daerah tersebut.
Sutopo Purwo Nugroho
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB
Pada pukul 12.30 wib berdasarkan rekomendasi PVMBG proses pencarian hari ini dihentikan karena terjadi erupsi setinggi 2.500 m dan luncuran awan panas 2.500 m. Tim SAR gabungan masih menunggu kondisi aman. Strategi evakuasi mendasarkan pada rekomendasi PVMBG di lapangan.
170 personil tim SAR gabungan dikerahkan untuk evakuasi korban awan panas. Tim terdiri dari 35 orang Kodim 0205 TK, 30 orang Yon 125/SMB, 41 orang Brimob, 20 orang Basarnas, 10 satpol PP, dan 34 relawan.
Hingga saat ini jumlah korban awan panas G. Sinabung ada 15 orang meninggal (7 orang mahasiswa, 4 pelajar, 3 warga Sukameriah, dan 1 warga Kabanjahe) dan 3 orang luka-luka.
PVMBG merekomendasikan radius 5 km harus kosong dari aktivitas penduduk. Penjagaan diperketat agar masyarakat tidak dapat masuk ke zona berbahaya. 5 desa yang sangat berbahaya di radius 3 - 3,5 km yaitu Desa Sukameriah, Bekerah, Simacem, Sigarang-garang, dan Sukanalu adalah daerah yang paling berbahaya. Jangan masuk pada daerah tersebut.
Sutopo Purwo Nugroho
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB
Saturday, 1 February 2014
8 TEWAS KENA AWAN PANAS SINABUNG
Jumlah korban awan panas dari erupsi Gunung Sinabung ada 8 orang, dimana 4 sudah didentifikasi dan 4 orang sedang diidetifikasi di RSU Kabanjahe. Diperkirakan di lokasi masih terdapat korban namun belum dapat dievakuasi. Korban berada di lintasan awan panas di Desa Sukameriah di radius 3 km dari puncak kawah G.Sinabung. Menurut info sementara semua korban adalah pelajar SMA Brastagi dan SMK Kabanjahe yang sedang jalan-jalan melihat Gunung Sinabung di Desa Sukameriah.
4 orang tewas sudah dibawa di RSU Kabanjahe yaitu:
1. Alexander Sembiring (Warga Simpang Korpi Kabanjahe, pelajar SMA 1 Merdeka).
2. Daud Surbakti (17 th, Desa Payung, Pelajar).
3. Dipa Nusantara (17 th, SMA Brastagi).
4. David (17 th, Kelas 2 STP Simpang Korpri)
Korban lain belum dapat dievakuasi karena potensi susulan awan panas lokasi TKP. Tim SAR gabungan untuk sementara belum dapat mengevakuasi korban. PVMBG menyatakan bahwa potensi susulan awan panas masih berpotensi terjadi sehingga evakuasi dihentikan.
Meskipun upaya pelarangan warga masuk di radius 5 km sebagai daerah terlarang sudah dilakukan melalui banyak hal seperti pemasangan rambu-rambu, sosialisasi, penempatan petugas di jalan masuk dan sebagainya, namun ternyata masih ada warga yang masuk di daerah berbahaya. Untuk itu perlu kerjasama bersama bahwa di radius 5 km dari puncak kawah G. Sinabung.
Sutopo Purwo Nugroho
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB
4 orang tewas sudah dibawa di RSU Kabanjahe yaitu:
1. Alexander Sembiring (Warga Simpang Korpi Kabanjahe, pelajar SMA 1 Merdeka).
2. Daud Surbakti (17 th, Desa Payung, Pelajar).
3. Dipa Nusantara (17 th, SMA Brastagi).
4. David (17 th, Kelas 2 STP Simpang Korpri)
Korban lain belum dapat dievakuasi karena potensi susulan awan panas lokasi TKP. Tim SAR gabungan untuk sementara belum dapat mengevakuasi korban. PVMBG menyatakan bahwa potensi susulan awan panas masih berpotensi terjadi sehingga evakuasi dihentikan.
Meskipun upaya pelarangan warga masuk di radius 5 km sebagai daerah terlarang sudah dilakukan melalui banyak hal seperti pemasangan rambu-rambu, sosialisasi, penempatan petugas di jalan masuk dan sebagainya, namun ternyata masih ada warga yang masuk di daerah berbahaya. Untuk itu perlu kerjasama bersama bahwa di radius 5 km dari puncak kawah G. Sinabung.
Sutopo Purwo Nugroho
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB
3 ORANG LUKA TERKENA AWAN PANAS SINABUNG
Gunung Sinabung kembali erupsi disertai awan panas pada Sabtu (1/2). Meskipun aktivitas erupsi kecenderungannya menurun namun erupsi tetap terjadi dengan intensitas yang lebih kecil dibandingkan sebelumnya. Pada hari ini terjadi erupsi disertai awan panas yang menerjang 3 orang di sekitar Desa Sukameriah.
Informasi sementara 3 korban luka-luka adalah Sehat Sembiring (48) dan anaknya Surya Sembiring (21) warga Kabanjahe yang akan ziarah ke Desa Sukameriah di bagian atas di 2,7 km dari kawah G.Sinabung. Korban ketiga adalah Doni Milala (60) warga Desa Sukameriah yang sedang menengok rumahnya setelah ditinggal mengungsi. Ketiga korban saat ini dirawat intensif di RS. Evarina Etatham Kabanjahe, Karo.
Desa Sukameriah terletak di 3 km di selatan G.Sinabung yang sangat berbahaya karena sangat berdekatan dengan lintasan awan panas yang mencapai 4,5 km. Radius 5 km dari puncak G.Sinabung adalah daerah yang harus dikosongkan dari aktivitas masyarakat, namun masih banyak masyarakat yang kembali ke rumah pada siang hari, dan malam hari kembali ke pengungsian.
Erupsi G. Sinabung pada Sabtu (1/2) adalah:
Pukul 10.30.10 Wib: erupsi setinggi 2.000 meter, durasi 474 detik, luncuran awan panas 4,5 km ke arah selatan-tenggara.
Pukul 10.38.05 Wib: erupsi selama 219 detik. Tinggi kolom tidak terlihat karena tertutup abu vulkanik erupsi sebelumnya.
Pukul 11.27.54 Wib: erupsi selama 84 detik. Visual tertutup kabut. Luncuran awan panas 3 ke arah selatan.
Hingga saat ini masih ada 16 desa yang masih harus dikosongkan karena berbahaya. Pengungsi belum boleh pulang. 16 desa tersebut adalah Sukameriah, Guru Kinayan, Selandi, Berastepu, Dusun Sibintun, Gamber, Kuta Tengah, Dusun Lau Kawar, ekerah, Simacem, Kutarayat, Sigaranggarang, Kutatonggal, Sukanalu, Kutagugung, Mardinding, Temberun, dan Perbaji.
Petugas saat ini sudah berada di sekitar lokasi. Pengamanan diperketat.
Sutopo Purwo Nugroho
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB
Gunung Sinabung kembali erupsi disertai awan panas pada Sabtu (1/2). Meskipun aktivitas erupsi kecenderungannya menurun namun erupsi tetap terjadi dengan intensitas yang lebih kecil dibandingkan sebelumnya. Pada hari ini terjadi erupsi disertai awan panas yang menerjang 3 orang di sekitar Desa Sukameriah.
Informasi sementara 3 korban luka-luka adalah Sehat Sembiring (48) dan anaknya Surya Sembiring (21) warga Kabanjahe yang akan ziarah ke Desa Sukameriah di bagian atas di 2,7 km dari kawah G.Sinabung. Korban ketiga adalah Doni Milala (60) warga Desa Sukameriah yang sedang menengok rumahnya setelah ditinggal mengungsi. Ketiga korban saat ini dirawat intensif di RS. Evarina Etatham Kabanjahe, Karo.
Desa Sukameriah terletak di 3 km di selatan G.Sinabung yang sangat berbahaya karena sangat berdekatan dengan lintasan awan panas yang mencapai 4,5 km. Radius 5 km dari puncak G.Sinabung adalah daerah yang harus dikosongkan dari aktivitas masyarakat, namun masih banyak masyarakat yang kembali ke rumah pada siang hari, dan malam hari kembali ke pengungsian.
Erupsi G. Sinabung pada Sabtu (1/2) adalah:
Pukul 10.30.10 Wib: erupsi setinggi 2.000 meter, durasi 474 detik, luncuran awan panas 4,5 km ke arah selatan-tenggara.
Pukul 10.38.05 Wib: erupsi selama 219 detik. Tinggi kolom tidak terlihat karena tertutup abu vulkanik erupsi sebelumnya.
Pukul 11.27.54 Wib: erupsi selama 84 detik. Visual tertutup kabut. Luncuran awan panas 3 ke arah selatan.
Hingga saat ini masih ada 16 desa yang masih harus dikosongkan karena berbahaya. Pengungsi belum boleh pulang. 16 desa tersebut adalah Sukameriah, Guru Kinayan, Selandi, Berastepu, Dusun Sibintun, Gamber, Kuta Tengah, Dusun Lau Kawar, ekerah, Simacem, Kutarayat, Sigaranggarang, Kutatonggal, Sukanalu, Kutagugung, Mardinding, Temberun, dan Perbaji.
Petugas saat ini sudah berada di sekitar lokasi. Pengamanan diperketat.
Sutopo Purwo Nugroho
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB
Subscribe to:
Posts (Atom)