Tuesday, 4 February 2014

MEMBERDAYAKAN KARO DARI SINABUNG  

Meskipun tren aktivitas vulkanik G. Sinabung menurun dibandingkan November-Desember 2013. Namun pengungsi terus bertambah setiap harinya. Pada Selasa (4/2), pengungsi mencapai 31.739 jiwa (9.915 KK) tersebar di 42 titik. Pengungsi berasal dari 34 desa dan banyak pengungsi dari luar radius lebih dari 5 km.
 
Secara umum pemenuhan kebutuhan dasar pengungsi tertangani dengan baik. Jika pun ada kekurangan kecil itulah dinamika di lapangan.  Kepala BNPB, Syamsul Maarif, selalu Komandan Satgasnas Penanganan Erupsi G.Sinabung memimpin langsung pengerahan potensi nasional untuk menangani dampak bencana di Sinabung.
 
Banyaknya bantuan yang ada juga menimbulkan ekses negatif. Berdasarkan laporan pejabat Pemda Karo, disinyalemen bahwa anak-anak menjadi malas belajar dan tidak mau diajak kembali ke rumah asal karena adanya bantuan yang banyak dan akhirnya menjadi ketergantungan. Ini nampaknya sesuai dengan hasil penelitian disertasi UGM, bahwa semakin banyak pemerintah memberikan bantuan saat bencana maka willingness to pay masyarakat menjadi rendah. Masyarakat menjadi tergantung pada bantuan. Tentu saja ini membahayakan untuk menuju visi bangsa Indonesia yang tangguh menghadapi bencana. Bantuan harus memberdayakan, bukan menyediakan saja.

Untuk mengatasi hal ini maka BNPB bersama dengan USU, dan Unimed akan menyewa rumah untuk memberikan bimbingan belajar bagi anak-anak.  
 
Untuk memberdayakan ekonomi masyarakat Karo, maka Kepala BNPB sudah menghubungi Menteri UKM dan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif agar mereka berperan dalam pemberdayaan masyarakat Karo. Dampak negatif dari erupsi adalah perhotelan, pasar, pariwisata, dan ekonomi masyarakat terganggu. Bukan hanya di Kabanjahe saja, tetapi juga di luar yang tidak berdampak langsung.
 
Sutopo Purwo Nugroho
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB

No comments:

Post a Comment