Penanganan pengungsi erupsi Gunung Sinabung masih mencapai 3.284 jiwa atau 1.018 KK ditempatkan di 12 titik pengungsian. Sebelumnya mereka ada di 16 titik. Penipisan titik pengungsian dilakukan untuk memudahkan penanganan.
Pada Minggu (26-10-2014) aktivitas Gunung Sinabung masih tinggi. Terjadi guguran 98 kali dan 2 kali awan panas guguran dari puncak dengan jarak luncur terjauh 3.500 m ke arah selatan. Tinggi kolom abu awan panas 2.000 m. Teramati guguran lava dari dekat puncak (sisi barat) sejauh 700-1.000 m. Status tetap Siaga (level 3).
Kita tidak tahu sampai kapan erupsi G. Sinabung akan berakhir. Badan Geologi pun juga tidak bisa memprediksikan kapan Sinabung akan berhenti hingga kembali normal. Semua parameter kegunungapian masih menunjukkan aktivitas yang tinggi. Artinya erupsi dan luncuran masih berpotensi terjadi. Pola luncuran awan sudah diketahui sesuai bukaan kawah yaitu ke tenggara-selatan hingga radius 5 km. Sedangkan lainnya radius 3 km yang masyarakat harus mengungsi.
Untuk itulah status tanggap darurat hanya diberlakukan bagi daerah-daerah yang warganya harus mengungsi saja. Tidak seluruh Kab Karo darurat. Yang lainnya sudah dapat melakukan aktivitas normal. Pemerintah akan memberikan bantuan kepada pengungsi sesuai rekomendasi PVMBG. BNPB juga berharap agar Pemda Karo dan Pemprov Sumut juga mengalokasikan anggaran untuk menangani Sinabung. Tidak seluruhnya mengandalkan bantuan dari pusat.
Persediaan logistik masih mencukupi hingga 3-6 hari ke depan, Kesehatan terlayani, Pendidikan lancar, Sapras aman. BNPB telah menyerahkan Rp 10,3 milyar kepada BPBD Kab Karo untuk sewa lahan, sewa rumah dan jaminan hidup bagi pengungsi dari desa Sukameriah, Bekerah, Simacem, Kutatonggal, Gamber, Berastepu dan Gurukinayan. Berdasarkan laporan BPBD Karo total dana yang sudah digunakan Rp 10, 24 milyar untuk 2.161 KK (6.628 jiwa).
Sutopo Purwo Nugroho
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB
No comments:
Post a Comment