Suku Karo adalah suku asli yang mendiami dataran tinggi Karo yang disebut Taneh Karo. Wilayah ini tidak sekedar Kabupaten Karo secara adminsitratif seperti sekarang, melainkan mencakup Kabupaten Deli Serdang, Kabupaten Langkat, Kabupaten Dairi, Kota Medan, Kota Binjai, hingga Kabupaten Aceh Tenggara di NAD.
Mereka memiliki bahasa sendiri yang disebut bahasa Karo. Pakaian adat suku Karo didominasi dengan warna merah serta hitam, dan kaum perempuannya suka mengenakan perhiasan emas. Kondisi geografis tempat bermukim masyarakat Karo yang di berada di pegunungan, mempengaruhi pola hidup masyarakatnya yakni bertani.
Sebenarnya, yang patut disampaikan dalam bahasan ini adalah asal usul suku Karo, namun terlalu banyak pendapat. Sudah begitu, pendapat-pendapat itu saling bertentangan satu dengan yang lainnya. Misalnya, satu telaah menyatakan Karo berasal dari Batak, namun masyarakat Karo tidak menerima anggapan itu. Sementara perkembangan terbaru, ternyata Batak sebagai nama suku, sebenarnya merupakan rekonstruksi Jerman dan Belanda.
Selain itu, ada juga pendapat yang menyatakan etnik Karo pada awalnya merupakan bagian dari kelompok Proto Melayu yang kemudian bercampur dengan ras negroid, lantas mendiami wilayah Nusantara sekitar 12 ribu tahun yang lalu (Prinst, 2004). Padahal dalam pendapat lain dinyatakan, konsep tentang proto Melayu itu tidak benar. Dengan pertimbangan, tidak adanya kesahihan yang bisa dijadikan pedoman, maka untuk sementara ini, peneliti tidak memasukkan unsur sejarah masyarakat Karo ini.
No comments:
Post a Comment