Saturday, 4 December 2010

Mendaki Sinabung

Puncak Sinabung / summitpost.org
Saat ini memang belum ada penginapan di lokasi sekitar danau. Satu-satunya cara untuk melewati malam dengan suasana danau, adalah memasang tenda di pinggirannya. Ada kawasan camping ground di samping kiri danau. Angkutan umum persis berhenti di depan camping ground itu.

Setiap minggu selalu saja ada rombongan anak sekolah maupun mahasiswa yang berkemah. Mereka datang pada Jumat atau Sabtu sore. Menginap semalam, lantas pada hari Minggu pagi mendaki Gunung Sinabung, gunung tertinggi di Sumatera Utara yang menjulang hingga 2.451 meter dari permukaan laut (mdpl).

Para pendaki yang menginap di camping ground, biasanya turun dari gunung menjelang sore. Mereka selanjutnya membongkar tenda dan pulang ke Medan. Angkutan umum selalu tersedia hingga pukul enam sore.

Jika memang memiliki stamina, mendaki Gunung Sinabung sesungguhnya perjalanan wisata menyenangkan. Rutenya lumayan terjal, tetapi masih relatif aman untuk didaki. Perlu waktu sekitar tiga jam untuk mencapai puncak. Sementara turun waktunya sekitar satu jam setengah.

Beberapa pendaki kerap bermalam di puncak. Tak jauh dari kawah, ada areal datar sekitar seperempat lapangan bola kaki. Cukup untuk memasang beberapa tenda. Masalahnya, selain dingin yang menusuk, angin juga relatif kencang. Pun lagi, sumber mata air tidak tersedia di puncak. Jadi harus membawa bekal air sejak dari awal pendakian.

Kawahnya sendiri masih aktif, namun sudah 400 tahun lebih tidak pernah menunjukkan gejala akan meletus. Ada magma yang selalu menyemburkan uap belerang. Asap putih uap belerang itu bergabung dengan gulungan kabut yang sering kali membawa tetesan gerimis. Nah, dari puncak Sinabung, lanskap keseluruhan danau dapat terlihat utuh. Mengenai indahnya, bayangkan sendiri.

No comments:

Post a Comment