Thursday, 21 November 2013

Peningkatan Status G. Sinabung Dari Waspada Menjadi Siaga, 3 November 2013

Bersama ini dengan hormat disampaikan tentang perkembangan kegiatan G. Sinabung di Kabupaten Karo Provinsi Sumatera Utara.

 I. pendahuluan
Gunungapi Sinabung berbentuk strato, secara administratif terletak di Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara, secara geografis terletak pada posisi 3o 10’ LU, 98o 23,5’ BT dengan ketinggian 2460 meter di atas permukaan laut.
Paska penurunan aktivitas vulkanik G. Sinabung, yaitu dari status Awas (level IV) menjadi Siaga (level III) pada tanggal 23 September 2010 dan dari Siaga (level III) menjadi Waspada (level II) pada tanggal 7 Oktober 2010, aktivitas vulkanik cenderung menurun namun dengan fluktuasi. Pemantauan dengan metoda visual, seismik, dan deformasi terus dilakukan untuk melakukan penilaian tingkat aktivitas G. Sinabung.


Tanggal 15 September 2013 aktivitas G. Sinabung meningkat sehingga status G. Sinabung dinaikkan dari Waspada (level II) menjadi Siaga (level III) Tanggal 29 September 2013 status diturunkan dari Siaga (level III) menjadi Waspada (level II).
 II.Pemantauan
Gunungapi Sinabung dipantau secara terus menerus menggunakan 4 stasiun seismik, semua sensor dipasang di sekitar puncak G. Sinabung. Data dikirim melalui sinyal gelombang radio dan direkam secara analog maupun digital di Pos Pengamatan Gunungapi di Jl. Tiras Bangun, Gg. Kayu Bakar, Desa Ndokum Siroga, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo (sekitar 8,5 Km dari puncak).
Pemantauan deformasi menggunakan metoda GPS dan EDM. Empat GPS yang dipasang secara kontinyu, yaitu : stasion SKNL di Ds.Sukanalu, stasion GRKI di Ds.Gurukinayan, stasion MDD di Ds.Mardinding, dan stasion LKWR di Ds.Laukawar. Data dikirim melalui gelombang radio dan direkam secara digital. Metoda EDM dilakukan di dua lokasi, yaitu : SNB 1 – SNB 2 dan SNB 1 – SNB 3 di Ds. Sukanalu, SNB 8 – SNB 9 di Lau Kawar.
2.1. kegempaan
Secara umum aktivitas kegempaan G. Sinabung dari tanggal 29 Oktober 2013 – 2 November 2013 pukul 18:00 WIB, cenderung menunjukan peningkatan.

  • Tanggal 29 Oktober 2013, 6 kali Gempa Hembusan, Tremor menerus terjadi pukul 08:00 – 12:00, dengan amplituda maksimum 0.5-10 mm, 1 kali Gempa Vulkanik Dangkal (VB), 18 kali kejadian Gempa Vulkanik Dalam (VA), 3 kali Gempa Tektonik Jauh (TJ).
  • Tanggal 30 Oktober 2013, 9 kali Gempa Hembusan, 1 Gempa Low Frequency (LF), Tremor menerus terjadi pada pukul 03:28 – 18:00 WIB, dengan amplituda maksimum 0.5-10 mm. 26 kali kejadian Gempa Vulkanik Dalam (VA), 1 Gempa Tektonik Jauh (TJ).
  • Tanggal 31 Oktober 2013, 2 kali Gempa Hembusan, 3 kali Gempa Low Frequency (LF), Tremor menerus terjadi pukul 06:00-18.00, dengan amplituda maksimum 0.5-16 mm. 27 kali Gempa Vulkanik Dalam (VA), 2 kali Gempa Hybrid, 4 kali Gempa Tektonik Jauh (TJ).
  • Tanggal 1 November 2013, 5 kali Gempa Hembusan, 1 kali Gempa Low Frequency (LF), Tremor menerus terjadi pada pukul 06:00 – 24:00 WIB, dengan amplituda maksimum 0.5-3 mm, 1 kali Gempa Vulkanik Dangkal (VB), 20 kali kejadian Gempa Vulkanik Dalam (VA), 3 kali Gempa Hybrid, 9 kali Gempa Tektonik Lokal (TL), 3 Gempa Tektonik Jauh (TJ).
  • Tanggal 2 November 2013, 77 kali Gempa Hembusan, 42 kali Gempa Low Frequency (LF), Tremor menerus terjadi pada pukul 00:00 – 18:00 WIB, dengan amplituda maksimum 0.5-7 mm, 1 kali Gempa Vulkanik Dangkal (VB), 41 kali Gempa Vulkanik Dalam (VA), 6 kali Gempa Hybrid, 2 kali Gempa Tektonik Lokal (TL). 4 kali Gempa Tektonik Jauh (TJ).
  • Tanggal 3 November 2013 (hingga pukul 02:00 WIB), 4 kali Gempa Hembusan, 1 kali Gempa Low Frequency (LF), Tremor letusan terjadi pada pukul 01:36 – 01:57 WIB dengan amplituda maksimum 4 – 120 mm, 2 kali Gempa Vulkanik Dalam (VA), 1 kali Gempa Tektonik Jauh (TJ).

2.2. VISUAL

  • Tanggal 29 Oktober 2013.
Pukul 11:06 WIB. Erupsi abu vulkanik, tinggi asap 1000 m – 1500 m, lama erupsi 15 menit, arah angin ke Timurlaut – Utara, desa yang terlanda sebaran abu meliputi desa : Beras Tepu, Bekerah, Simacem, Sukanalu, Sigarang-garang dan Kuto Gugung.

  • Tanggal 30 Oktober 2013.
Pukul 03:05 WIB. Erupsi abu vulkanik, lama erupsi 48 menit. Arah angin ke Baratdaya – Barat, gunungapi tertutup kabut. Desa yang terlanda sebaran abu meliputi desa : Batu karang, Mardiding, Tiga Dreket.
Pukul 06:12 WIB. Erupsi abu vulkanik, lama erupsi 5 menit, gunungapi tertutup kabut.
Pukul 08:00 WIB. Erupsi abu vulkanik, lama erupsi 7,5 menit. Arah angin ke Barat, tinggi abu letusan lebih dari 1000 meter, sebagian tertutup awan.
Pukul 16:40 WIB. Erupsi abu vulkanik, lama erupsi 6 menit. Arah angin ke Baratdaya, tinggi abu letusan 700 m.
Pukul 17:44 WIB. Erupsi abu vulkanik, tinggi asap 600 m, lama erupsi 5 menit. Arah angin ke Barat. Secara samar terlihat jatuhan material mengikuti lereng Tenggara, jarak luncur kurang dari 700 m.
  • Tanggal 31 Oktober 2013
Pukul 06:19 WIB. Erupsi abu vulkanik disertai jatuhan material erupsi mengikuti lereng Tenggara dengan jarak luncuran < 1 km, lama erupsi 6 menit, arah angin ke barat daya, tinggi abu letusan 700 m.

  • Tanggal 1 November 2013
Pukul 11:16 WIB. Erupsi abu vulkanik disertai jatuhan material erupsi mengikuti lereng Tenggara dengan jarak luncuran < 1 km, warna abu kelabu-hitam tebal, lama erupsi 37 menit, arah angin ke Barat, tinggi abu letusan 2000 m.
Pukul 15:58 WIB. Erupsi abu vulkanik disertai jatuhan material erupsi gikuti lereng Tenggara dengan jarak luncuran < 1 km, kelabu tebal, lama erupsi 11 menit. arah angin ke barat daya, tinggi abu letusan 1500 m.
  • Tanggal 2 November 2013
Cuaca mendung – hujan gerimis, suhu udara 17°C – 24°C, pada saat cerah teramati asap putih tebal, tinggi asap 200m
  • Tanggal 3 November 2013 (hingga pukul 02:00 WIB)
Teramati dengan kamera inframerah letusan abu pada pukul 01:26 WIB dengan tinggi kolom abu ~ 7000 meter, dengan arah abu ke Baratdaya diikuti suara gemuruh terdengar sampai Pos Pengamatan Gunungapi Sinabung selama sekitar 15 menit.

2.3. DEFORMASI
Pengukuran deformasi dengan EDM yang dilakukan dari Desa Sukanalu (SNB 1) terhadap dua reflektor (SNB 2 dan SNB 3) yang ada di lereng Tenggara G. Sinabung dan dari Lau Kawar (SNB 8) terhadap satu reflektor yang ada di dekat rekahan baru lereng utara G. Sinabung.
Hasil pengukuran EDM pada periode 29 – 30 Oktober 2013 menunjukan kecenderungan pemendekan jarak miring, SNB 1 ke SNB 2 sebesar 5 mm dan SNB 1 ke SNB 3 ~ 5 mm dan SNB 8 ke SNB 9 sebesar ~ 15 mm.
Hasil pengukuran jarak/slope antara 3 stasion GPS kontinyu (SKNL, LAUKW, dan GRK) terhadap stasion referensi di Pos PGA Sinabung (SNBG) tidak menunjukkan perubahan yang signifikan. Base Line SNBG-LWKR cenderung memanjang.

2.4. SUHU MATA AIRPANAS PAYUNG dan FLUKS GAS SO2 
Pengukuran suhu mata airpanas dilakukan secara kontinyu sejak awal September 2013 di daerah Payung (kaki gunung kearah selatan dari puncak G. Sinabung) yang berkisar pada 53,8-54,07 oC.
Hasil pengukuran fluks SO2 menggunakan minidoas pada tanggal 31 Oktober, 1 dan 2 November 2013 masing-masing sebesar 426 ton/hari, 375 ton/hari dan 226 ton/hari.
  1. POTENSI BAHAYA
  • Erupsi masih berpotensi terjadi, dan abu letusannya dapat mengganggu kesehatan dan merusak tanaman di area terdampak.
  • Jatuhan material erupsi sejak tanggal 31 Oktober 2013 telah beberapa kali mengikuti lereng Tenggara dengan jarak luncur < 1 km. Potensi kejadian jatuhan material erupsi yang mengikuti lereng dan jarak luncuran jatuhan cenderung meningkat dan mengancam pemukiman di daerah Ds Sukameriah, Ds Guru Kinayan, Ds Bekerah, Ds Simacem dan dapat sedikit ke arah timur yaitu ke Ds Simacem dan Sukanalu.
  • Potensi terjadinya banjir Lahar masih tinggi, dikarenakan curah hujan tinggi dan masih adanya banyaknya timbunan abu/material letusan. Potensi banjir lahar kemungkinan terjadi di sektor antara Desa Sukameriah-Bekerah.
  • Potensi longsor di lereng utara G. Sinabung (Lau kawar) masih tinggi karena adanya lubang tembusan fumarola baru dan telah terjadi beberapa kali longsor di dua lokasi di lereng utara G. Sinabung dan mengancam pemukiman di daerah Lau Kawar dan Ds Sigarang-garang.

IV. KESIMPULAN
  • Kegempaan vulkanik G. Sinabung sebelum maupun dalam periode 29 Oktober 2013 hingga saat ini berfluktuasi dan cenderung meningkat cukup signifikan. Selain itu amplituda tremor letusan serta lama tremor dari hari ke hari semakin bertambah besar.
  • Pengukuran deformasi dengan EDM periode 29 Oktober – 1 November 2013 pada base line SBN 1 - SBN 2 dan SBN 1 - SBN 3 mengindikasikan deformasi inflasi relative tidak besar. Sedangkan base line SBN 8 – SBN 9 merupakan titik baru sehingga variasi base line lebih diakibatkan oleh stabilisasi titik ukur.
  • Hasil pengukuran fluks emisi gas SO2 dalam periode 29 Oktober – 2 November 2013 menunjukkan kecenderungan yang menurun cukup signifikan yang mengindikasikan gejala penyumbatan fluks emisi gas.
  • Berdasarkan data dan analisis data pengamatan di atas hingga tanggal 2 November 2013 maka status G. Sinabung dinaikkan dari WASPADA (Level II) menjadi SIAGA (level III) terhitung tanggal 3 November 2013 Pukul 03:00 WIB.
Tim Tanggap Darurat G. Sinabung terus melakukan evaluasi kegiatan G. Sinabung.
Jika terjadi perubahan peningkatan/penurunan aktivitas vulkanik G. Sinabung secara signifikan, maka tingkat kegiatannya dapat dinaikan/diturunkan sesuai dengan tingkat kegiatan dan ancamannya.
v. REKOMENDASI
Sehubungan dengan G. Sinabung dalam status SIAGA, maka kami rekomendasikan:
  1. Masyarakat dan pengunjung/wisatawan tidak mendaki dan melakukan aktivitas pada radius 3 km dari Kawah Sinabung. Masyarakat di Desa Sukameriah (Selatan puncak), Bekerah (Tenggara puncak), Simacem (Timur puncak), dan Mardinding (Baratdaya puncak) agar diungsikan terlebih dahulu.
  2. Sehubungan sudah memasuki musim hujan, maka masyarakat yang bermukim dekat sungai-sungai yang berhulu di puncak G. Sinabung agar tetap waspada terhadap ancaman bahaya lahar.
  3. Masyarakat agar tetap tenang dan agar senantiasa mengikuti arahan dari Pemerintah Kabupaten Karo / Muspida Karo yang senantiasa mendapat laporan tentang aktivitas G. Sinabung.
  4. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi melalui Pos Pengamatan Gunungapi Sinabung di Jl. Tiras Bangun, Gg Kayu Bakar, Desa Ndokum Siroga, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo selalu berkoordinasi langsung dengan Pemerintah Kabupaten / Muspida Karo, BPBD Provinsi dalam memberikan informasi tentang aktivitas G. Sinabung.
  5. Badan Geologi akan selalu berkoordinasi dengan BPBD Provinsi dan Satlak PB Kabupaten Karo dalam memberikan informasi tentang kegiatan G. Sinabung.

Demikian kami sampaikan, atas perhatian dan kerjasamanya kami sampaikan terima kasih.

Sumber

No comments:

Post a Comment