Nomor : 2780/45/BGL.V/2013
Sifat : Penting
Lampiran : 7 Lembar
H a l : Peningkatan Status G. Sinabung dari Siaga (level III)
menjadi Awas (level IV) tanggal 24 November 2013
pukul 10:00 WIB
Yang terhormat,
1. Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana
2. Gubernur Sumatera Utara
3. Bupati Karo
Bersama ini dengan hormat disampaikan tentang perkembangan kegiatan
G. Sinabung di Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara.
I. PENDAHULUAN
Gunungapi Sinabung berbentuk strato, secara administratif terletak di Kabupaten
Karo, Provinsi Sumatera Utara dan secara geografis terletak pada posisi 3º 10’ LU, 98º
23,5’ BT dengan ketinggian 2.460 meter di atas permukaan laut.
Pasca penurunan aktivitas vulkanik G. Sinabung dari Siaga menjadi Waspada pada
tanggal 29 September Oktober 2013, aktivitas vulkanik cenderung menurun namun
dengan fluktuasi. Tanggal 1-2 November 2013 aktivitas G. Sinabung terus meningkat
sehingga status G. Sinabung dinaikkan dari Waspada (level II) menjadi Siaga
(level III) pada tanggal 3 November 2013 pukul 03:00 WIB.
II. PENGAMATAN
2.1. Visual
Tanggal 20 November 2013. Terjadi 6 kali erupsi, secara umum cuaca berawanmendung,
angin tenang, perlahan ke arah Timur, suhu udara 15 °C. Gunung
tampak jelas – tertutup kabut.
- Pukul 02:40 WIB,terjadi erupsi abu vulkanik, warna abu-abu tebal, tinggi kolom
abu 2.000 meter, tertiup angin ke Baratdaya, amplituda maksimum 120 mm
(over scale) selama 31 detik, lama gempa 611 detik (10 menit).
- Pukul 04:05 WIB,terjadi erupsi abu vulkanik, warna abu-abu tebal, tinggi kolom
abu 1.000 meter, tertiup angin ke Baratdaya, amplituda maksimum 120 mm
(over scale) selama 16 detik, lama gempa 508 detik (8,5 menit).
- Pukul 05:29 WIB,terjadi erupsi abu vulkanik, warna abu-abu tebal, tinggi kolom
abu 3.500 meter, arah abu vulkanik ke Timur – Tenggara, amplituda
maksimum 120 mm (over scale) selama 31,8 detik, lama gempa 474 detik (7,9
menit).
- Pukul 06:19:49 WIB,terjadi erupsi abu vulkanik, warna abu-abu tebal, tinggi
kolom abu 2.500 meter, arah abu vulkanik ke timur laut, Timur - Tenggara
dengan amplituda maksimum 120 mm (over scale) selama 25 detik, lama
gempa 511.09 detik (8,5 menit)
- Pukul 06:41:52 WIB, terjadi erupsi abu vulkanik, warna abu-abu tebal, tinggi kolom abu 2.000 meter, arah abu vulkanik ke Timur – Tenggara, amplituda maksimum 120 mm (over scale) selama 1,2 detik, lama gempa 504 detik (8,4 menit).
- Pukul 17:16:11 WIB, terjadi erupsi, amplituda maksimum 60 mm dan lama gempa 264 detik (4,4 menit). Asap abu vulkanik tidak terlihat karena gunung tertutup kabut
Tanggal 21 November 2013. Cuaca cerah-mendung, angin perlahan ke arah Timur - Baratdaya, suhu udara 16-24 °C. Gunung tampak jelas-tertutup kabut, asap putih tipis tinggi 100 meter. Teramati dari titik erupsi baru (Lau Kawar) asap putih tipis tinggi 50 meter.
Tanggal 22 November 2013. Cuaca mendung-berawan, angin tenang-perlahan pada pagi hari (ke Timur), suhu udara 17-23 °C. Gunung tertutup kabut 0I – 0III.
Tanggal 23 November 2013. Terjadi 4 kali erupsi, produk erupsi yang diambil pada arah Timurlaut – Utara, yaitu di Desa Sigarang-garang dan Desa Kuta Gugung, terdiri dari dua jenis material yaitu : Skoria dan Litik, dengan diameter 3-4 cm pada radius 3,3 km dari pusat erupsi. Secara umum cuaca cerah-mendung, angin perlahan-sedang ke arah Timur, hujan gerimis-deras, suhu udara 17-24 °C. Gunung terutup kabut 0I-0III.
- Pukul 21:26 WIB, terjadi erupsi, tidak teramati karena kabut, suara gemuruh terdengar selama 2 menit, amplituda gempa letusan maksimum 120 mm (over scale) selama 3 menit, dan lama gempa 13 menit.
- Pukul 21:38 WIB, terjadi erupsi, tidak teramati karena kabut, amplituda gempa letusan maksimum 30 mm dan lama gempa 12,5 menit.
- Pukul 22:02 WIB, terjadi erupsi, tidak teramati karena kabut, amplituda gempa letusan 5-10 mm dan lama gempa 25 menit
- Pukul 23:15 WIB, terjadi erupsi, tidak teramati karena kabut, amplituda 5-10 mm, dan lama gempa 68 menit.
Tanggal 24 November 2013 (hingga Pukul 06:00 WIB). Terjadi 5 kali erupsi, secara umum cuaca mendung, angin perlahan ke arah Timur, suhu udara 16 °C. Gunung tertutup kabut 0II.
- Pukul 00:43 WIB, terjadi erupsi, tidak teramati karena kabut, amplituda gempa letusan maksimum 42 mm, dan lama gempa 10,5 menit.
- Pukul 02:32 WIB terjadi erupsi, tidak teramati karena kabut, diawal gempa letusan amplituda gempa maksimum 120 mm (overscale), dan lama gempa 5,5 menit.
- Pukul 07:27 WIB, terjadi erupsi abu setinggi 8000 m, terdengar gemuruh selama 1 menit, arah angin ke Timurlaut, diawal gempa letusan amplituda gempa 120 mm (oversacle), lama gempa 15 menit.
- Pukul 08:12 WIB, terjadi erupsi abu setinggi 1000 m, diawal gempa letusan amplituda maksimum 120 mm (overscale), lama gempa 10 menit.
- Pukul 08:55 WIB, terjadi erupsi abu setinggi 3000 m, diawal gempa letusan amplituda maksimum 120 mm (overscale, selama 12 detik), lama gempa 6 menit.
2.2. Kegempaan
Kegempaan vulkanik sejak 5 hari terakhir hingga hari ini (Gambar 1, 2 dan3) :
Tanggal 20 November 2013, 6 kali Gempa Letusan, 5 kali Gempa Hembusan (Hb), 56 kali Gempa Vulkanik Dalam (VA), 6 kali Gempa Hybrid. 2 (dua) kali Gempa Tektonik Jauh. Tremor menerus, amplituda maksimum 0,5-5 mm.
Tanggal 21 November 2013, 4 kali Gempa Hembusan (Hb). 1 (satu) kali Gempa Low Frequency (LF), 29 kali Gempa Vulkanik Dalam (VA).Terjadi Gempa Tremor menerus dengan amplituda 0.5-3 mm.
Tanggal 22 November 2013, 1 (satu) kali Gempa Low Frequensi (LF). 30 kali Gempa Vulkanik Dalam (VA). 1 (satu) kali Gempa Tektonik Lokal Terasa (TL). 4 kali Gempa Tektonik Jauh. Terjadi Gempa Tremor menerus dengan amplituda 0.5-2 mm.
Tanggal 23 November 2013, 1 (satu) kali Gempa Hembusan (Hb). 2 (dua) kali Gempa Low Frequency (LF). 1 (satu) kali Gempa Vulkanik Dangkal (VB). 38 kali Gempa Vulkanik Dalam (VA). 1 (satu) kali Gempa Tektonik Lokal (TL). 1 (satu) kali Gempa Tektonik Jauh (TJ). Terjadi Gempa Tremor menerus dengan amplituda 0.5-3 mm.
Tanggal 24 November 2013 (hingga Pukul 06:00 WIB), 2 (dua) kali Gempa Vulkanik Dangkal (VB). 2 (dua) kali Gempa Vulkanik Dangkal (VB). 4 kali Gempa Vulkanik Dalam (VA). 2 (dua) kali Gempa Hybrid. Terjadi Gempa Tremor menerus dengan amplituda 0.5-5 mm.
2.3 DEFORMASI
Pengamatan deformasi dengan EDM (Electronic Distance Measurement) dilakukan dari Desa Sukanalu (SNB 1) terhadap dua reflektor, yaitu SNB 2 (elevasi 1436 m), SNB 3 (elevasi 1626 m) yang ada di lereng Timur G. Sinabung dan dari Lau Kawar (SNB 8) terhadap satu reflektor yang ada di dekat rekahan baru lereng Utara G. Sinabung (SNB 9, elevasi 2097 m).
Hasil pengukuran jarak dengan EDM dari SNB 1 ke SNB 2 menunjukkan jarak miring berfluktuasi (< 2 mm) pada 17-19 November dan tanggal 20-21 November tidak ada pengukuran karena cuaca hujan dan kabut. Pengukuran terkini baru dapat dilakukan lagi pada tanggal 22 November (Gambar 4).
Hasil pengukuran jarak EDM dari SNB 1 ke SNB 3 pada 16-20 November menunjukkan jarak miring memanjang (lk 5 mm) yang diikuti memendek (< 5 mm), setelah itu diikuti jarak memanjang lagi < 2 mm pada tanggal 20-22 November (Gambar 4).
Hasil pengukuran jarak EDM dari SNB 8 ke SNB 9 menunjukkan jarak miring memendek (lk 5 mm) yang diikuti memanjang lagi lk. 2 mm pada tanggal 17-19 November. Sejak tanggal 20 November pengukuran EDM hingga saat ini belum bisa dilakukan lagi karena cuaca kabut (Gambar 4).
2.5 SUHU AIRPANAS, FLUKS GAS SO2 dan ANALISIS KIMIA ABU LETUSAN
Pengamatan suhu mata airpanas secara kontinyu pada awal Oktober 2013 sampai 21 November di daerah Payung (kaki gunung ke arah Selatan dari puncak G. Sinabung) yang berkisar pada 53,89-54,04 oC (Gambar 5).
Hasil pengukuran fluks SO2 menggunakan Mini DOAS pada periode 16 - 18 November 2013 cenderung meningkat yaitu berkisar 150 ton/hari – 800 ton/hari (Gambar 5). Fluks SO2 mencapai nilai tertinggi (~ 800 ton/hari) diukur 1 jam setelah letusan tanggal 18 November. Sejak tanggal 19 November hingga saat ini belum bisa dilakukan pengukuran karena cuaca kabut dan hujan gerimis.
Hasil analisis Ash Leachate dari abu letusan G. Sinabung menunjukkan bahwa rasio Cl/SO4 meningkat dari 0,05 sampai 0,42 sejak letusan pertama tanggal 15 September 2013 hingga letusan tanggal 29 Oktober 2013, hal ini mengindikasikan adanya peningkatan suplai gas magmatik. Setelah terjadi letusan 29 Oktober 2013, nilai rasio Cl/SO4 sempat menurun menjadi 0,07. Sejak tanggal 30 Oktober 2013 hingga pengukuran abu letusan terakhir tanggal 14 November 2013, nilai rasio Cl/SO4 masih berfluktuasi sekitar 0,1 yang mengindikasikan masih adanya gas magmatik (Gambar 6).
III. POTENSI BAHAYA
Erupsi awanpanas dan erupsi abu-kerikil sangat berpotensi terjadi.
Awanpanas berbahaya karena merupakan aliran material vulkanik (campuran abu, gas, dan batuan) bersuhu tinggi (> 200 oC) yang dapat membahayakan jiwa serta dapat membakar benda-benda yang dilalui awanpanas.
Jarak luncur awanpanas sejak 10 November 2013 cenderung terus membesar dengan potensi jarak luncur dapat mencapai > 1,5 km sehingga dapat melanda pemukiman di desa-desa Kawasan Rawan Bencana II.
Erupsi Abu-kerikil letusan semakin meluas (mencapai jarak > 5 km dari puncak ke beberapa desa tertentu) dapat cukup membahayakan-mengganggu kesehatan dan merusak tanaman di area terdampak.
Potensi terjadinya lahar masih tinggi, dikarenakan adanya timbunan abu/material erupsi dan curah hujan tinggi. Potensi lahar kemungkinan terjadi di seluruh lembah-lembah sungai yang berhulu di puncak gunung.
Potensi longsor di lereng utara G. Sinabung (Lau Kawar) masih tinggi karena adanya lubang tembusan fumarola baru dan telah terjadi beberapa kali longsor di dua lokasi di lereng utara G. Sinabung dan mengancam pemukiman di daerah Lau Kawar, Ds. Kuto Gugung dan Ds. Sigarang-garang.
IV. KESIMPULAN
Aktivitas vulkanik G. Sinabung berdasarkan pengamatan visual maupun instrumental masih tinggi.
Gempa tremor masih terekam dengan amplituda tremor cenderung meningkat. Jumlah kegempaan vulkanik sejak 5 hari terakhir cenderung naik namun berfluktuasi.
Deformasi berdasarkan data EDM dari 16 – 22 November masih berfluktuasi.
Sejak tanggal 20, 23 November – saat ini aktivitas erupsi cenderung meningkat (intens) dan sebaran material jatuhan hasil erupsi cenderung meluas.
Berdasarkan hasil analisis pemantauan visual, kegempaan, deformasi dan gas, maka status kegiata G. Sinabung terhitung tanggal 24 November 2013 pukul 10:00 WIB dinaikkan dari status Siaga (level III) menjadi Awas (Level IV).
Jika terjadi perubahan peningkatan/penurunan aktivitas vulkanik G. Sinabung secara lebih signifikan, maka tingkat kegiatannya dapat dinaikan/diturunkan sesuai dengan tingkat kegiatan dan ancamannya.
V. REKOMENDASI
Sehubungan dengan G. Sinabung dalam status AWAS, maka kami rekomendasikan:
1. Masyarakat dan pengunjung/wisatawan tidak mendaki dan melakukan aktivitas pada radius 5 km dari Kawah Sinabung. Masyarakat di 17 Desa dan 2 Dusun
No comments:
Post a Comment