Intensitas vulkanik G. Sinabung masih tinggi. Gempa hybrid sebagai indikator pembentukan kubah lava mengalami penurunan pada Sabtu (11/1) namun gempa vulkanik dalam justru meningkat. Tremor masih menerus sehingga diprediksikan G.Sinabung masih akan meletus dalam waktu dekat ini. Status Awas (level IV) masih ditetapkan dengan radius 5 km dan 7 km di sisi tenggara selatan harus kosong dari penduduk.
Pada Sabtu ini terjadi erupsi beberapa kali dengan tinggi 1-5 km, disertai luncuran awan panas ke tenggara-selatan 1-4,5 km dan ke timur 1km. Beberapa rumah di Desa Kutarakyat dan Namanteran rusak karena hujan pasir dan abu vulkanik 5-10 cm. Beberapa desa di Kec Namanteran terisolir karena akses jalan sulit dilalui. Debu vulkanik tebal 5-10 cm menjadi lumpur terkena hujan. Ribuan hektar lahan pertanian dan perkebunan di Karo rusak. Hujan abu hingga Medan dan sekitarnya karena terbawa angin ke timur.
Awan panas sudah masuk ke sungai di barat Berastepu sehingga timbul letusan sekunder karena kontak material panas dan air sungai. Tidak ada korban jiwa dari dampak langsung erupsi Sinabung. Potensi lahar dingin makin nyata. Lembah-lembah sungai di sisi tenggara-selatan sudah banyak terisi material piroklastik. Warga dimintai tidak beraktivitas di sungai yang hulunya di G.Sinabung.
Pengungsi G.Sinabung terus bertambah. Pada Sabtu sore ada 25.516 jiwa (7.898 KK) tersebar di 38 titik. Logistik mencukupi 2-7 hari ke depan. Beberapa titik pengungsian baru masih perlu tambahan logistik dan sarana. Belum bisa dipastikan hingga kapan harus terus di pengungsian.
BNPB dan Pemda Prov Sumut akan terus memberikan bantuan kepada Pemda Karo. Bupati selaku penanggung jawab penyelenggaraan penanggulangan bencana di Karo harus selalu memimpin penanganan bencana Sinabung.
Sutopo Purwo Nugroho
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB
No comments:
Post a Comment