Ketika daerah-daerah lain sibuk menata sistem informasi penanggulangan bencana, mencermati potensi bencana yang ada dan mensosialisasikannya kepada masyarakat dalam bentuk leaflet dan sebagainya, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Utara (Sumut) justru terlihat tidak begitu antusias. Sementara Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di daerah lain sudah memampangkan peta risiko bencana melalui internet, BPBD Sumut justru tak punya laman atau website.
Wednesday, 15 December 2010
Saturday, 11 December 2010
Peta Indeks Risiko Bencana Gunung Api Sumatera Utara
Peta Bahaya Gunung Sinabung Radius 3,5 Kilometer
Monday, 6 December 2010
Nama untuk Kapal Motor
KM Sinabung / Gatra |
Sebagai satu gunung yang cukup dikenal, nama Sinabung dipergunakan untuk berbagai macam penamaan. Mulai dari nama jalan, angkutan hingga nama kapal. Di Jakarta Selatan, nama Sinabung ditabalkan sebagai nama satu ruas jalan di Kebayoran Baru, dekat Jalan Teuku Nyak Arief, dan di Medan Jalan Sinabung ada dekat Hotel Garuda Plaza. Nama Sinabung juga dipergunakan sebagai nama angkutan umum jenis bus yang melayani trayek Medan – Kabanjahe. Sedangkan PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni) menabalkan kata Sinabung untuk nama kapalnya yang ke-19, Kapal Motor (KM) Sinabung.
Saturday, 4 December 2010
Mendaki Sinabung
Puncak Sinabung / summitpost.org |
Wednesday, 1 December 2010
Tanggap Darurat Letusan Sinabung
Pengungsi / eureka |
Antropologi Bencana Alam
Kajian yang membahas tentang bencana alam dalam perspektif ilmu sosial, agaknya dimulai sejak Samuel Henry Prince melakukan penelitian ilmiah tentang hancurnya Pelabuhan Halifax, di Nova Scotia, Kanada, dalam ledakan amunisi yang dipicu tabrakan kapal pada 6 Desember 1917. Hasil penelitian itu kemudian membuat perubahan dalam sistem legislasi yang berkenaan dengan kebencanaan di daerah tersebut.
Masyarakat Karo dan Gunung
Letusan Sinabung / eureka |
Kearifan Lokal Masyarakat Karo
Sebagai suku yang memiliki tradisi ratusan tahun, maka adat suku Karo mengajarkan banyak hal tentang keseharian, tentang apa dan bagaimana bertindak. Kearifan itu tergambar dalam berbagai ungkapan yang ada dalam suku tersebut.
Masyarakat Karo
Suku Karo adalah suku asli yang mendiami dataran tinggi Karo yang disebut Taneh Karo. Wilayah ini tidak sekedar Kabupaten Karo secara adminsitratif seperti sekarang, melainkan mencakup Kabupaten Deli Serdang, Kabupaten Langkat, Kabupaten Dairi, Kota Medan, Kota Binjai, hingga Kabupaten Aceh Tenggara di NAD.
Lembaga Teknis Penanganan Bencana Alam Karo
Struktur pemerintahan Pemkab Karo, yang sekarang dipimpin Bupati Daulat Daniel Sinulingga, tidaklah berbeda dibanding lembaga pemerintahan lainnya di Indonesia, dan karena itu tidak ditampilkan diagram strukturnya di sini, namun angka-angka yang disajikan berikut akan cukup penting untuk menggambarkan bagaimana Pemkab Karo menangani bencana alam letusan Gunung Sinabung.
Sunday, 28 November 2010
Adaptasi Fungsi Jambur
Suatu kuta biasanya terdiri atas beberapa bagian yang meliputi daerah yang luas. Bagian-bagian dari satu kuta antara lain; (1) Rumah adat yang menjadi tempat tinggal warga, (2) Kesain atau alun-alun, (3) Jambur sebagai tempat penyimpanan padi, (4) Geriten yang merupakan tempat tulang-belulang leluhur pendiri kuta, (5) Peken atau reba atau kawasan perkebunan, (6), Pendonen atau kuburan, (7) Perjumen atau tanah-tanah di luar Peken yang menjadi areal perladangan, (8) Kerangen atau hutan milik kuta, (9) Barung yakni areal pengembalaan, (10) Perjalangen atau yakni kawasan tempat hewan ternak mencari makan, tetapi tidak digembalakan, (11) Tapin yakni lokasi pemandian, dan (12) Buah uta-uta yakni tempat pelaksanaan upacara keagamaan.
Pemerintahan Tradisional Karo Zaman Silam
Zaman silam, satuan administrasi terkecil dalam masyarakat Karo adalah kuta. Kuta merupakan suatu persekutuan hukum, artinya kuta itu merupakan kesatuan-kesatuan yang mempunyai tata susunan yang teratur dan kekal, serta memiliki pengurus sendiri dan kekayaan sendiri, baik kekayaan materil maupun kekayaan immateriil (Wignjodipuro, 1967, dalam Prinst, 2004:55).
Berubah Menjadi Tipe A
Sebagai gunung dengan jenis A, maka Sinabung saat ini terus-menerus dipantau kegiatan vulkaniknya. Letusan gunung bisa terjadi kapan saja. Jika tidak diawasi, tidak akan sempat dilakukan antisipasi sekiranya terjadi letusan. Badan Geologi Kementerian ESDM semula memprediksi Sinabung sebagai gunung yang tidak begitu aktif, dan tidak akan meletus dalam kurun waktu tertentu.
Ritual Pasca Letusan
Ritual tolak bala merupakan sesuatu yang rutin dilakukan saban tahun oleh masyarakat Karo, namun meminta kemurkaan penghuni Gunung Sinabung untuk berhenti, tidak ada yang ingat kapan itu pernah dilakukan sebelumnya, karena memang tidak ada catatan kapan Gunung Sinabung terakhir meletus.
Masalah di Pengungsian
Ketika ribuan pengungsi berada di satu tempat yang sama, maka berbagai masalah timbul. Pada hari-hari pertama yang menjadi persoalan adalah kurangnya makanan. Namun seiring dengan datangnya bantuan dan dibukanya dapur umum yang lebih banyak, maka persoalan ini mulai teratasi. Hari-hari berikutnya, masalah kesehatan menjadi persoalan juga.
Sunday, 5 September 2010
Tuesday, 31 August 2010
Monday, 30 August 2010
Sunday, 29 August 2010
Peta Wilayah Letusan Gunung Sinabung 29 Agustus 2010
Subscribe to:
Posts (Atom)