Friday, 14 November 2014
PEMASANGAN PONDASI RUMAH RELOKASI SINABUNG TELAH DIKERJAKAN
1. Status G. Sinabung Siaga (Level III).
2. Terjadi guguran 79 kali dan 3 kali awan panas guguran dari puncak dengan jarak terjauh 4000 m ke selatan, tinggi kolom abu vulkanik 1000 m, teramati guguran lava dari puncak sejauh 500 m ke selatan, arah angin barat.
3. Jumlah pengungsi 2.986 jiwa, 956 KK di 10 titik pengungsian.
4. Perkembangan hasil pekerjaan di lahan relokasi :
1) Jln utama 2,7 Km : Perbaikan Jln 2400 M & Rencana target 14/11/14 lanjutan pembentukan badan jalan 300 M ; pemadatan mencapai 2100 M.
2) Jalan 0,7 Km Pelebaran badan jalan 100% , Perbaikan & Pemadatan badan jalan mencapai 500 M.
3) Jln Alternatif distribusi log melalui desa Lauriman panjang 2 Km (Non Program Karya Bhakti TNI). Pengupasan lapisan atas 100% dan perbaikan, pemotongan ketinggian kurangi ketinggian, Penimbunan 4 lokasi yg rawan selip dgn dolomit & Sirtu mencapai 15 %.
4) Jln utama 3,8 Km + 2 Km (5,8 Km) menuju areal relokasi pemotongan pohon dan pencabutan akar mencapai 3700 M , Pengupasan & pembentukan badan jalan 1000 M , Renc Target 14/11/14 lanjutan Pengupasan dan pembentukan badan jalan 300 M.
5) Akses Jalan dalam pemukiman 7 Desa belum tembus , baru 1 Desa Bekerah( tempat peletakan batu pertama) karena menunggu site plan dari Kementerian PU dan PERA dan koordinasi dgn PT Kastil Kencana.
6) Pembangunan rumah relokasi tahap I 50 unit sbb : tahap pemasangan fondasi 5 unit dan Rencana Target 14/11/14 ukur dan pasang pondasi 10.
Sutopo Purwo Nugroho
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB
Wednesday, 12 November 2014
PEMBANGUNAN RELOKASI SINABUNG TERUS DIKEBUT
Biaya untuk membangun jalan 9,2 km diperlukan biaya Rp 23 milyar sedangkan pembangunan rumah pengungsi 370 unit dengan biaya per unit Rp 59,4 juta diperlukan biaya Rp 21,98 milyar sehingga total Ro 44,98 milyar. Dana ini bersumber dari dana siap pakai BNPB. Anggaran ini belum termasuk untuk pembangunan fasum, fasos, dan lahan pertanian bagi 370 KK yang direlokasi. Sesuai arahan Presiden Jokowi penanggung jawab pelaksanaan relokasi ini adalah Bupati Karo.
Sementara itu, aktivitas Gunung Sinabung masih tetap tinggi. Status Siaga (level III). Pada Rabu (12-11-2014) terjadi 76 kali guguran dan telah terjadi awan panas guguran dari puncak dengan jarak luncur sejauh 3.500 meter ke arah Selatan. Tinggi kolom 1.500 meter.
Jumlah pengungsi 2.986 jiwa (956 KK) di 10 titik pengungsian. Pengungsi berasal dari Desa Kuta Tengah, Desa Sukanalu, dan Desa Sigarang-Garang.
Sutopo Purwo Nugroho
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB
Wednesday, 29 October 2014
PRESIDEN INSTRUKSIKAN PERCEPAT RELOKASI SINABUNG
1). Memerintahkan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan agar segera mempercepat ijin lahan relokasi seluas 450 ha di Kacinambun Puncak 2000 dan akses jalan menuju lokasi huntap sepanjang 3,8 km dan lebar 12 meter. Surat ijin harus selesai dalam 2 hari.
2). Pemda Karo segera mempercepat pembangunan jalan menuju lokasi relokasi sepanjang 3,8 km dan lebar 12 meter dengan melibatkan pasukan Zeni TNI.
3). Untuk mengantisipasi ancaman Erupsi Gunung Sinabung ke depan maka perlu disiapkan relokasi bagi 4 desa dan 1 dusun untuk jangka panjang yaitu: Desa Guru Kinayan, Desa Berasitepu, Desa Gamber, Desa Kota Tunggal, dan Dusun Sibintun
4). Untuk jangka pendek disegerakan relokasi bagi Desa Bekerah, Simacem, Sukameriah.
Menindaklanjuti arahan Presiden maka Kepala BNPB, Syamsul Maarif, langsung memimpin rapat bersama K/L dengan Pemda Karo, Pemprov Sumut dan TNI. Kesimpulan rakor adalah:
1). BNPB menyediakan anggaran pembangunan 370 rumah/huntap dan Bupati Karo sebagai pelaksana pembangunan huntap.
2). TNI akan segera membangun jalan panjang 3,8 km dan lebar 12 m, dengan menggunakan dana oncall BNPB sebesar Rp.10 milyar dengan pola TMMD (TNI Manunggal Membangun Desa).
3). K/L akan membantu pembangunan sarana prasarana di lahan relokasi sesuai dengan tupoksinya.
4). Gubernur Sumut dan Bupati Karo sebagai penanggungjawab pelaksanaan pembangunan huntap dan relokasi.
BNPB juga berharap agar Pemda Karo dan Pemprov Sumut juga mengalokasikan anggaran untuk menangani Sinabung. Tidak seluruhnya mengandalkan bantuan dari pusat.
Sutopo Purwo Nugroho
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB
Sunday, 26 October 2014
3.284 PENGUNGSI SINABUNG DITIPISKAN DI 12 TITIK PENGUNGSIAN
Pada Minggu (26-10-2014) aktivitas Gunung Sinabung masih tinggi. Terjadi guguran 98 kali dan 2 kali awan panas guguran dari puncak dengan jarak luncur terjauh 3.500 m ke arah selatan. Tinggi kolom abu awan panas 2.000 m. Teramati guguran lava dari dekat puncak (sisi barat) sejauh 700-1.000 m. Status tetap Siaga (level 3).
Kita tidak tahu sampai kapan erupsi G. Sinabung akan berakhir. Badan Geologi pun juga tidak bisa memprediksikan kapan Sinabung akan berhenti hingga kembali normal. Semua parameter kegunungapian masih menunjukkan aktivitas yang tinggi. Artinya erupsi dan luncuran masih berpotensi terjadi. Pola luncuran awan sudah diketahui sesuai bukaan kawah yaitu ke tenggara-selatan hingga radius 5 km. Sedangkan lainnya radius 3 km yang masyarakat harus mengungsi.
Untuk itulah status tanggap darurat hanya diberlakukan bagi daerah-daerah yang warganya harus mengungsi saja. Tidak seluruh Kab Karo darurat. Yang lainnya sudah dapat melakukan aktivitas normal. Pemerintah akan memberikan bantuan kepada pengungsi sesuai rekomendasi PVMBG. BNPB juga berharap agar Pemda Karo dan Pemprov Sumut juga mengalokasikan anggaran untuk menangani Sinabung. Tidak seluruhnya mengandalkan bantuan dari pusat.
Persediaan logistik masih mencukupi hingga 3-6 hari ke depan, Kesehatan terlayani, Pendidikan lancar, Sapras aman. BNPB telah menyerahkan Rp 10,3 milyar kepada BPBD Kab Karo untuk sewa lahan, sewa rumah dan jaminan hidup bagi pengungsi dari desa Sukameriah, Bekerah, Simacem, Kutatonggal, Gamber, Berastepu dan Gurukinayan. Berdasarkan laporan BPBD Karo total dana yang sudah digunakan Rp 10, 24 milyar untuk 2.161 KK (6.628 jiwa).
Sutopo Purwo Nugroho
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB
Thursday, 23 October 2014
Laporan G. Sinabung, 23 Oktober 2014
Laporan G. Sinabung, 23 Oktober 2014;
Pkl. 00:00-06:00 WIB.
VISUAL:
Cuaca mendung, angin tenang-perlahan ke arah Barat Laut, dan suhu udara 17-18 C. Asap putih tebal tinggi 400 meter.
Pkl 02:32-06:00 WIB, hujan gerimis.
SEISMISITAS:
- 21 x LF; Amax: 5-18 mm;
Lg: 5-20 dtk.
- 19 x Hybrid; Amax: 8-97 mm;
Lg: 8-27 dtk.
- Tremor menerus, Pkl. 00:00-06:00 WIB;
Amax: 1-15 mm (dominan 2 mm).
- 48 x Guguran; Amax: 10-100 mm;
Lg: 30-150 dtk.
KESIMPULAN:
Status Gunungapi Sinabung SIAGA (level III)
INFO ERUPSI G. SINABUNG, 23 OKTOBER 2014;
Pkl. 09:09 WIB;
Terjadi awan panas guguran dari puncak dengan jarak luncur sejauh 3.000 meter ke arah Selatan.
Tinggi kolom abu awan panas 1.000 meter.
Lama Erupsi: 189 detik.
Arah angin: ke arah Timur Laut.
INFO ERUPSI G. SINABUNG, 23 OKTOBER 2014;
Pkl. 10:46 WIB;
Terjadi awan panas guguran dari puncak dengan jarak luncur sejauh 3.000 meter ke arah Selatan.
Tinggi kolom abu awan panas 1.000 meter.
Lama Erupsi: 229 detik.
Arah angin: Timur.
Laporan G. Sinabung, 23 Oktober 2014;
Pkl. 06:00-12:00 WIB.
VISUAL:
Cuaca cerah-mendung, angin perlahan ke arah Timur-Timur Laut, dan suhu udara 18-26°C. Asap putih tebal tinggi 100-400 meter.
- Pkl. 06:05-07:42 WIB, hujan gerimis-sedang.
Teramati 3 kali awan panas guguran dari puncak dengan jarak luncur sejauh 2.500-3.000 meter ke arah Selatan-Tenggara, dan tinggi kolom abu awan panas 500-1.000 meter.
Teramati guguran lava dari puncak sejauh 1.000 meter ke arah Tenggara.
SEISMISITAS:
- 37 x LF; Amax: 5-20 mm;
Lg: 7-31 dtk.
- 10 x Hybrid; Amax: 13-52 mm;
Lg: 10-27 dtk.
- Tremor menerus, Pkl. 06:00-12:00 WIB;
Amax: 1-9 mm (dominan 2 mm).
- 45 x Guguran; Amax: 10-120 mm;
Lg: 48-253 dtk.
KESIMPULAN:
Status Gunungapi Sinabung SIAGA (level III)
Wednesday, 15 October 2014
Status Gunung Sinabung Tgl 15 Oktober 2014
Pkl. 02:26 WIB;
Terjadi awan panas guguran, visual tertutup kabut.
Lama Erupsi: 106 detik
Arah angin: Barat Daya
Laporan G. Sinabung, 15 Oktober 2014;
Pkl. 00:00-06:00 WIB.
VISUAL:
Cuaca cerah-mendung, angin perlahan ke arah Barat-Barat Daya-Timur, dan suhu udara 18-20 C. Asap putih tebal tinggi 200 meter.
Teramati menggunakan kamera thermal 3 kali awan panas guguran dari puncak sejauh 2.500 meter ke arah Selatan dan tinggi kolom abu vulkanik awan panas 500 meter.
SEISMISITAS:
- 5 x VA; Amax: 17-31 mm;
s-p: 0,43-1,5 dtk; Lg: 8-11 dtk.
- 17 x LF; Amax: 4-13 mm;
Lg: 5-12 dtk.
- 24 x Hybrid; Amax: 7-76 mm;
Lg: 8-25dtk.
- Tremor menerus, Pkl. 00:00-06:00 WIB;
Amax: 1-12 mm (dominan 2 mm).
- 69 x Guguran; Amax: 9-120 mm;
Lg: 30-262 dtk.
KESIMPULAN:
Status Gunungapi Sinabung SIAGA (level III)
INFO ERUPSI G. SINABUNG, 15 OKTOBER 2014;
Pkl. 07:36 WIB;
Terjadi awan panas guguran dari puncak dengan jarak luncur sejauh 2.500 meter ke arah Selatan.
Tinggi abu vulkanik awan panas guguran 500 meter.
Lama Erupsi: 154 detik
Arah angin: Barat Laut
INFO ERUPSI G. SINABUNG, 15 OKTOBER 2014;
Pkl. 10:54 WIB;
Terjadi awan panas guguran dari dekat puncak dengan jarak luncur sejauh 1.000 meter ke arah Tenggara.
Tinggi Abu Vulkanik Awan Panas 500 meter.
Lama Erupsi: 161 detik.
Arah angin: Barat-Barat Daya
INFO ERUPSI G. SINABUNG, 15 OKTOBER 2014;
Pkl. 11:02 WIB;
Terjadi awan panas guguran dari dekat puncak dengan jarak luncur sejauh 1.500 meter ke arah Tenggara.
Tinggi Abu Vulkanik Awan Panas 500 meter.
Lama Erupsi: 177 detik.
Arah angin: Barat-Barat Daya.
INFO ERUPSI G. SINABUNG, 15 OKTOBER 2014;
Pkl. 11:19 WIB;
Terjadi awan panas guguran dari dekat puncak dengan jarak luncur sejauh 2.000 meter ke arah Tenggara.
Tinggi Abu Vulkanik Awan Panas 700 meter.
Lama Erupsi: 204 detik.
Arah angin: Barat-Barat Daya.
Pkl. 06:00-12:00 WIB.
VISUAL:
Cuaca cerah-berawan, angin tenang-perlahan ke arah Barat-Barat Daya, dan suhu udara
18-24 C. Asap putih tebal tinggi 100-400 meter.
Teramati 5 kali awan panas guguran dari puncak sejauh 750-2.500 meter ke arah
Selatan, dan tinggi kolom abu vulkanik awan panas 500-750 meter.
SEISMISITAS:
- 1 x VA; Amax: 38 mm;
s-p: 2 dtk; Lg: 21 dtk.
- 23 x LF; Amax: 4-20 mm;
Lg: 8-25 dtk.
- 11 x Hybrid; Am
Sunday, 12 October 2014
142 GEMPA GUGURAN DI SINABUNG
1. Status G. Sinabung Siaga (Level III).
2. Terjadi guguran 142 kali. Terjadi beberapa kali erupsi yaitu pada pukul:
- 00:00-06:00 wib terjadi 3 kali awan panas guguran (teramati pakai termalcam) jarak luncur sejauh 2000-3000 m ke selatan,
- 06.00-12.00 wib terjadi 3 kali awan panas guguran (teramati pakai termalcam) jarak luncur sejauh 2000-2500 m ke selatan, tinggi kolom abu awan panas 1000 m,
- 12:00-18:00 wib terjadi 3 kali awan panas guguran (teramati pakai termalcam) jarak luncur sejauh 1500-2500 m ke selatan, tinggi kolom 2000 m kearah tenggara dan abu awan panas 1000-1500 m,
- 14:42-15:40 wib (3513 dtk), terekam laharan am: 55 mm, angin ke barat daya-barat.
3. Jumlah pengungsi 3.287 jiwa, 1.019 KK di 16 titik pengungsian.
4. Kegiatan yang dilakukan pada hari ini adalah:
a. Meningkatkan pelayanan kpd pengungsi.
b. Laks evakuasi 2 warga yg mengalami gangguan jiwa masuk zona merah desa Gurukinayan dan selanjutnya dievakuasi ke RS Jiwa di Medan.
c. Laks himbauan kpd masy dan penyisiran ke desa-desa agar tetap disterilkan khususnya desa dlm kawasan zona merah.
d. Pembersihan abu vulkanik gunakan damkar dan tangki air di desa Payung.
e. Pembagian masker kpd warga akibat abu vulkanik di kec Berastagi, kec Merdeka dan kec Naman.
f. Mengamankan pos pengungsian dan jalur menuju zona merah.
g. Patroli lingkaran luar zona merah. h. Log 3-5 hari kedepan, Kesehatan terlayani, Pendidikan lancar, Sapras aman.
Sutopo Purwo Nugroho
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB
Status Gunung Sinabung Tgl 10 Oktober 2014
Pkl. 00:00-06:00 WIB.
VISUAL:
Cuaca cerah-berawan, angin tenang-perlahan ke arah Timur-Tenggara, dan suhu udara 16-18 C. Asap putih tebal tinggi 200-500 meter.
Teramati 1 kali awan panas guguran dari puncak sejauh 2.000 meter ke arah Selatan dan kolom abu vulkanik tinggi 1.000 meter.
Teramati guguran lava pijar dari dekat puncak (sisi Barat) sejauh 500 meter ke arah Selatan dan dari tengah lidah lava (sisi Timur) sejauh 1.000 meter ke Tenggara.
SEISMISITAS:
- 5 x LF; Amax: 4-15 mm;
Lg: 5-11 dtk.
- 10 x Hybrid; Amax: 10-80 mm;
Lg: 10-32 dtk.
- Tremor menerus, Pkl. 00:00-06:00 WIB;
Amax: 1-16 mm (dominan 5 mm).
- 38 x Guguran; Amax: 10-98 mm;
Lg: 45-226 dtk.
KESIMPULAN:
Status Gunungapi Sinabung SIAGA (level III)
INFO ERUPSI G. SINABUNG, 10 OKTOBER 2014;
Pkl. 08:59 WIB;
Terjadi awan panas guguran dari puncak dengan jarak luncur sejauh 2.000 meter ke arah Selatan.
Tinggi kolom abu awan panas 2.000 meter.
Lama Erupsi: 250 detik.
Arah angin: perlahan ke arah Barat Laut.
Friday, 10 October 2014
POTENSI ERUPSI SINABUNG TETAP TINGGI, 3.287 JIWA MASIH DI PENGUNGSIAN
Aktivitas Gunung Sinabung masih tinggi. Pengamatan PVMBG Badan Geologi menunjukkan bahwa potensi erupsi masih berpeluang terjadi. Hal ini terlihat dari adanya 10 kali gempa hybrid, tremor menerus, 38 kali guguran, dan gempa vulkanik pada Jumat (10-10-2014) pukul 00-06 Wib. Pada pukul 08:59 Wib, terjadi awan panas guguran dari puncak dengan jarak luncur sejauh 2.000 meter ke arah Selatan. Tinggi kolom abu awan panas 2.000 meter. Lama Erupsi: 250 detik. Sejak Kamis (9-10-2014) hingga sekarang telah terjadi 18 kali erupsi disertai luncuran awan panas. Status masih Siaga (level III).
Tidak ada korban jiwa dari erupsi tersebut. Sebanyak 100.000 masker telah dibagikan. Pembersihan abu vulkanik dengan penyiraman dilakukan 3 kali sehari. Sekolah yang terdampak abu vulkanik diliburkan sementara dan akan dipindahkan ke tempat yang aman.
Jumlah pengungsi 3.287 jiwa (1.019 KK) di 16 titik. Sebanyak 19.478 jiwa (5.675 KK) telah dipulangkan ke rumahnya. Sedangkan pengungsi yang tinggal di hunian sementara 6.179 jiwa (2.053 KK). Mereka disewakan rumah dan lahan pertanian oleh pemerintah. Pengungsi ini berasal dari Desa Sukameriah, Bekerah, Simacem, Kutatonggal, Gamber, Berastepu, dan Gurukinayan. BNPB telah memberikan dana siap pakai ke BPBD Karo sebesar Rp 10,3 milyar untuk sewa lahan dan rumah tersebut. Sebanyak 175.651 lembar seng telah digunakan untuk perbaikan rumah bagi pengungsi.
Status tanggap darurat hingga 18-10-2014 nanti, dan kemungkinan akan diperpanjang oleh Bupati Karo karena masih banyak pengungsi yang memerlukan penanganan darurat. Bupati Karo telah melaporkan penanganan erupsi Gunung Sinabung kepada Kepala BNPB. Bantuan masih diperlukan untuk penanganan pengungsi seperti kebutuhan beras, pengadaan lauk pauk, gas, pendidikan, pertanian dll. Relokasi bagi pengungsi masih dalam proses perijinan lahan relokasi.
Sutopo Purwo Nugroho
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB
Thursday, 9 October 2014
WASPADAI AKTIVITAS SINABUNG MASIH TINGGI
1. Status G. Sinabung Siaga (Level III).
2. Tidak terjadi erupsi, guguran 89 kali. Hingga pukul 19.00 Wib telah terjadi 4 kali awan panas guguran dari puncak pada pkl 00.45 sejauh 3000 m ke arah selatan, pkl 12.42 jarak luncur sejauh 3000 m ke arah selatan dan tinggi kolom 1500 m, pkl 17.11 jarak luncur sejauh 2500 m ke arah selatan dan tinggi kolom 1000 m, pkl 17.30 jarak luncur sejauh 1500 m ke arah selatan, arah angin ke timur.
Gempa hybrid masih tinggi dan tremor masih menerus. Ini menujukkan bahwa potensi letusan masih berpeluang terjadi. Masyarakat dihimbau tidak berativitas pada 5 km ke arah tenggara dan selatan dari puncak. Pada arah lain masyarakat dilarang dalam radius 3 km dari puncak.
3. Jumlah pengungsi 3.287 jiwa, 1.019 KK di 16 titik pengungsian.
4. Kegiatan sbb : a. Meningkatkan pelayanan kpd pengungsi. b. Antar jemput anak sekolah. c. Laks himbauan kpd masy dan penyisiran ke desa-desa agar tetap disterilkan khususnya desa dlm kawasan zona merah. d. Pembersihan abu vulkanik seputaran Berastagi gunakan tangki air. e. Pembagian masker kpd warga akibat abu vulkanik di Berastagi. f. Mengamankan pos pengungsian dan jalur menuju zona merah. g. Patroli lingkaran luar zona merah. h. Logistik mencukupi 3-6 hari ke depan, Kesehatan terlayani, Pendidikan lancar, Sapras aman.
Sutopo Purwo Nugroho
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB
Wednesday, 8 October 2014
Sinabung 20.40 malam ini
Sunday, 5 October 2014
4 KALI SINABUNG MELETUS, MASYARAKAT NORMAL
1. ERUPSI G. SINABUNG, 05 Oktober 2014; Pkl. 01:46 WIB; Terjadi awan panas guguran dari puncak (dipantau menggunakan thermal-camera) dengan jarak luncur sejauh 4.500 meter ke arah Selatan.
Tinggi abu vulkanik 2.000 meter. Lama erupsi: 263 detik.
2. ERUPSI G. SINABUNG, 05 Oktober 2014;
Pkl. 06:38 WIB; Terjadi awan panas guguran dari puncak dengan jarak luncur sejauh 2.500 meter ke arah Selatan.
Lama Erupsi: 152 detik.
3. ERUPSI G. SINABUNG, 05 Oktober 2014;
Pkl. 07:36 WIB; terjadi awan panas guguran dari puncak dengan jarak luncur sejauh 3.000 meter ke arah Selatan.
Lama Erupsi: 158 detik.
4. ERUPSI G. SINABUNG, 05 Oktober 2014;
Pkl. 07:53 WIB; terjadi awan panas guguran dari puncak dengan jarak luncur sejauh 4.500 meter ke arah Selatan.
Tinggi kolom abu vulkanik 3.000 meter.
Lama Erupsi: 229 detik.
Status gunung tetap Siaga (level 3). Kondisi masyarakat tetap normal. Tidak ada penambahan pengungsi.
Sutopo Purwo Nugroho
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB
Saturday, 4 October 2014
Erupsi lagi
Wednesday, 1 October 2014
Erupsi akhir September 2014
Wednesday, 24 September 2014
Sinabung Meletus Lagi
Erupsi yang baru saja terjadi tidak menambah jumlah pengungsi yang ada. Saat ini masih ada pengungsi 4.729 jiwa (1.440 KK) yang tersebar di 17 titik pengungsian. Sebanyak 17.506 jiwa (5.020 KK) dari 21 desa telah dipulangkan ke rumahnya hingga saat ini. Sedangkan pengungsi yang tinggal di hunian sementara sebanyak 6.179 jiwa (2.053 KK). Pengungsi ini disewakan rumah dan lahan untuk pertanian oleh pemerintah.
Tiga desa yang warganya harus direlokasi yaitu Desa Sukameriah, Desa Bekerah, dan Desa Simacem masih dalam proses penyiapan lahan. Bupati Karo dan Gubernur Sumut saat ini masih menyiapkan lahan untuk relokasi di di kawasan hutan produksi tetap Siosar di Kecamatan Merek Kab. Karo.
Sutopo Purwo Nugroho
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB
Friday, 19 September 2014
Terjadi guguran yg cukup besar namun blm kategori erupsi
Thursday, 18 September 2014
PENGUNGSI SINABUNG BUTUH 130.000 LEMBAR SENG
Gunung Sinabung kembali meletus disertai awan panas guguran (lava pijar) dengan jarak luncur 4 km ke arah selatan pada Sabtu (12-7-2014) pukul 23.05 wib. Lama
letusan 267 detik. Hujan abu terjadi di beberapa tempat di Karo. Tidak ada penambahan jumlah pengungsi akibat letusan tersebut.
Saat ini pengungsi 14.130 jiwa (4.392 KK) terdiri dari 10.447 jiwa (3.143 KK) di 23 titik penampungan dan 3.683 jiwa (1.258 KK) di rumah sewa. 7 desa dan 1 dusun yang masih harus mengungsi sesuai rekomendasi PVMBG adalah 3 ds di radius kurang 3 km yang hrs direlokasi yaitu dari desa Simacem, Sukameriah, dan Bekerah dengan jumlah penduduk 1.212 jiwa (354 KK), dan 4 desa dan 1 dusun di radius 3-5 km di mulut bukaan kawah yaitu Desa Gurukinayan, Berastepu, Gamber, Kutatonggal, dan Dusun Sibintun sebanyak 2.142 jiwa (654 KK).
Kepala BNPB, Syamsul Maarif, telah memerintahkan penangan pengungsi dapat dituntaskan secara cepat bersama Pemda Sumut dan Karo. Sejak 25-5-2014 tanggung jawab penanganan Sinabung telah diserahkan kepada Gub. Sumut karena masalah ditangani saat ini adalah masalah rutin penanganan pengungsi.
Agar pengungsi tidak lama tinggal di pengungsian maka disewakan rumah dengan biaya Rp 300 ribu/bulan/KK, lahan pertanian dengan biaya Rp 2 juta/KK/tahun, dan diberi jadup. Ini semua atas inisiatif pengungsi. Saat ini ada 3.683 jiwa (1.258 KK) yang telah tinggal di rumah sewa.
Pengungsi yang belum mau pulang, mereka baru bersedia pulang apabila atap-atap rumah yang rusak telah diperbaiki. Total dibutuhkan 230 ribu lembar seng untuk perbaikan tersebut. BNPB telah mengirimkan 100 ribu lembar seng senilai Rp 9 milyar. Kekurangan yaitu 130 ribu lembar seng senilai Rp 13 milyar akan dibiayai APBD Karo dan APBD Prov Sumut. Namun hingga saat ini APBD Karo belum disahkan DPRD Karo, sedangkan dari Prov Sumut masih menunggu APBDP yang akan diusulkan September 2014 nanti.
Sutopo Purwo Nugroho
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB
2.027 JIWA PENGUNGSI SINABUNG DIKEMBALIKAN
1. Status G. Sinabung Siaga (Level III).
2. Tidak terjadi erupsi, guguran 99 kali, awan panas nihil, arah angin ke timur.
3. Jumlah pengungsi 5.546 jiwa, 1.721 KK di 18 titik pengungsian. Pemulangan pengungsi sbb :
(1).tgl 18 sept 2014 dipulangkan ke desa asal DS KUTARAYAT 489 kk/ 2.027 jiwa.
(2).shg jumlah pengungsi sekarang : 1.721 kk /5.545 jiwa.
(3). Rencana pemulangan minggu 21 Sep 2014 Ds kebayaken : 123 kk / 429 jiwa. Dan desa kutarayat yg mengungsi di telagah / langkat : 61 kk / 179 jiwa.
(4).bila rencana minggu selesai. Maka sisa pengungdi menjadi 1.537 kk/ 4.947 jiwa.
4. Kegiatan hari ini adalah
a. Meningkatkan pelayanan kpd pengungsi.
B. Pendistribusian 2000 lbr seng ke desa Selandi.
C. Pengamanan pos pengungsian dan jalur menuju zona merah.
D. Patroli lingkaran luar zona merah.
E. Rapat evaluasi : Logistik masih mencukupi 3-5 hari kedepan, Kesehatan terlayani, Pendidikan lancar, Sapras aman.
Sutopo Purwo Nugroho
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB
Sunday, 13 July 2014
PENGUNGSI SINABUNG BUTUH 130.000 LEMBAR SENG
letusan 267 detik. Hujan abu terjadi di beberapa tempat di Karo. Tidak ada penambahan jumlah pengungsi akibat letusan tersebut.
Saat ini pengungsi 14.130 jiwa (4.392 KK) terdiri dari 10.447 jiwa (3.143 KK) di 23 titik penampungan dan 3.683 jiwa (1.258 KK) di rumah sewa. 7 desa dan 1 dusun yang masih harus mengungsi sesuai rekomendasi PVMBG adalah 3 ds di radius kurang 3 km yang hrs direlokasi yaitu dari desa Simacem, Sukameriah, dan Bekerah dengan jumlah penduduk 1.212 jiwa (354 KK), dan 4 desa dan 1 dusun di radius 3-5 km di mulut bukaan kawah yaitu Desa Gurukinayan, Berastepu, Gamber, Kutatonggal, dan Dusun Sibintun sebanyak 2.142 jiwa (654 KK).
Kepala BNPB, Syamsul Maarif, telah memerintahkan penangan pengungsi dapat dituntaskan secara cepat bersama Pemda Sumut dan Karo. Sejak 25-5-2014 tanggung jawab penanganan Sinabung telah diserahkan kepada Gub. Sumut karena masalah ditangani saat ini adalah masalah rutin penanganan pengungsi.
Agar pengungsi tidak lama tinggal di pengungsian maka disewakan rumah dengan biaya Rp 300 ribu/bulan/KK, lahan pertanian dengan biaya Rp 2 juta/KK/tahun, dan diberi jadup. Ini semua atas inisiatif pengungsi. Saat ini ada 3.683 jiwa (1.258 KK) yang telah tinggal di rumah sewa.
Pengungsi yang belum mau pulang, mereka baru bersedia pulang apabila atap-atap rumah yang rusak telah diperbaiki. Total dibutuhkan 230 ribu lembar seng untuk perbaikan tersebut. BNPB telah mengirimkan 100 ribu lembar seng senilai Rp 9 milyar. Kekurangan yaitu 130 ribu lembar seng senilai Rp 13 milyar akan dibiayai APBD Karo dan APBD Prov Sumut. Namun hingga saat ini APBD Karo belum disahkan DPRD Karo, sedangkan dari Prov Sumut masih menunggu APBDP yang akan diusulkan September 2014 nanti.
Sutopo Purwo Nugroho
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB
Sunday, 29 June 2014
GUNUNG SINABUNG MELETUS, TIDAK ADA KORBAN JIWA
Peningkatan aktivitas ini telah disosialisasikan kepada warga dan sampai saat ini masih dalam keadaan aman karena awan panas mengarah ke desa Berastepu yang msh dikosongkan. Hujan abu mengarah ke Desa Sigarang-Garang dan Desa Sukanalu.
Hingga saat ini jumlah pengungsi 14.382 jiwa (4.475 KK) terdiri dari 13.170 jiwa, (4.105 KK) di 28 titik penampungan dan 1.212 jiwa (370 KK) di hunian sementara/rumah sewa. Pemerintah memberikan uang sewa rumah kepada pengungsi yang direncanakan untuk direlokasi nantinya. Perbaikan rumah warga yang sudah diperbolehkan pulang dilakukan melalui Karya Bhakti bersama warga desa memperbaiki atap rumah yang rusak dengan hasil yang sudah diperbaiki 258 unit rumah di desa Sukanalu, 91 unit rumah di desa Selandi Lama, 205 unit rmh di desa Sigarang garang, 113 unit rmh di desa Kebayakan, 152 unit rmh di desa Kutarakyat, 100 unit rmh di desa Kutagugung.
Sutopo Purwo Nugroho
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB
Wednesday, 30 April 2014
4 GUNUNG STATUS SIAGA DAN 20 STATUS WASPADA
Dengan dinaikkannya status G. Slamet menjadi Siaga (level III) dan G. Merapi menjadi Waspada (level II) maka saat ini terdapat 4 gunungapi status Siaga dan 20 gunungapi status Waspada. 4 gunungapi Status Siaga adalah G. Slamet, Sinabung, Karangetang, dan Lokon. Sedangkan 20 gunungapi Waspada adalah G. Merapi, Rokatenda, Kelud, Raung, Ibu, Lewotobi Perempuan, Ijen, Gamkonora, Soputan, Sangeangapi, Papandayan, Dieng, Gamalama, Bromo, Semeru, Talang, Anak Krakatau, Marapi, Dukono, dan Kerinci.
Penentuan status gunungapi adalah kewenangan PVMBG Badan Geologi yang dimaksudkan memberikan keselamatan masyarakat yang tinggal di sekitar gunung. Makna status Siaga bahwa semua data menunjukkan aktivitas dapat segera berlanjut ke letusan atau menuju pada keadaan yang dapat menimbulkan bencana. Tindakan yang harus dilakukan adalah sosialisasi di wilayah terancam, penyiapan sarana darurat, koordinasi harian, dan piket penuh. Sedangkan status Waspada bermakna terdapat kenaikan aktivitas di atas level normal, baik kegempaan, geokimia, deformasi, dan vulkanik lainnya. Dalam kondisi ini maka tindakan yang diperlukan adalah sosialisasi, penilaian bahaya, pengecekan sarana, pelaksanaan piket terbatas. Peringatan dini tersebut diberikan kepada BNPB, Kepala Daerah, BPBD dan Pemda yang memiliki otoritas dalam penanggulangan bencana.
Dari 4 status Siaga dan 20 status Waspada tersebut tidak terjadi bersamaan waktunya. Tergantung dari aktivitas gunungnya. Status G.Kerinci ditetapkan sejak 9-9-2007 hingga saat ini. Begitu juga dengan G. Dukono sejak 15-6-2008 hingga sekarang. Adanya peningkatan aktivitas gunungapi saat ini di G. Slamet, Merapi dan Bromo yang hampir bersamaan tidak ada saling keterkaitannya antara satu gunung dengan lainnya. Yang penting masyarakat harus mengikuti semua arahan dari pihak berwenang.
Sutopo Purwo Nugroho
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB
4 GUNUNG STATUS SIAGA DAN 20 STATUS WASPADA
Dengan dinaikkannya status G. Slamet menjadi Siaga (level III) dan G. Merapi menjadi Waspada (level II) maka saat ini terdapat 4 gunungapi status Siaga dan 20 gunungapi status Waspada. 4 gunungapi Status Siaga adalah G. Slamet, Sinabung, Karangetang, dan Lokon. Sedangkan 20 gunungapi Waspada adalah G. Merapi, Rokatenda, Kelud, Raung, Ibu, Lewotobi Perempuan, Ijen, Gamkonora, Soputan, Sangeangapi, Papandayan, Dieng, Gamalama, Bromo, Semeru, Talang, Anak Krakatau, Marapi, Dukono, dan Kerinci.
Penentuan status gunungapi adalah kewenangan PVMBG Badan Geologi yang dimaksudkan memberikan keselamatan masyarakat yang tinggal di sekitar gunung. Makna status Siaga bahwa semua data menunjukkan aktivitas dapat segera berlanjut ke letusan atau menuju pada keadaan yang dapat menimbulkan bencana. Tindakan yang harus dilakukan adalah sosialisasi di wilayah terancam, penyiapan sarana darurat, koordinasi harian, dan piket penuh. Sedangkan status Waspada bermakna terdapat kenaikan aktivitas di atas level normal, baik kegempaan, geokimia, deformasi, dan vulkanik lainnya. Dalam kondisi ini maka tindakan yang diperlukan adalah sosialisasi, penilaian bahaya, pengecekan sarana, pelaksanaan piket terbatas. Peringatan dini tersebut diberikan kepada BNPB, Kepala Daerah, BPBD dan Pemda yang memiliki otoritas dalam penanggulangan bencana.
Dari 4 status Siaga dan 20 status Waspada tersebut tidak terjadi bersamaan waktunya. Tergantung dari aktivitas gunungnya. Status G.Kerinci ditetapkan sejak 9-9-2007 hingga saat ini. Begitu juga dengan G. Dukono sejak 15-6-2008 hingga sekarang. Adanya peningkatan aktivitas gunungapi saat ini di G. Slamet, Merapi dan Bromo yang hampir bersamaan tidak ada saling keterkaitannya antara satu gunung dengan lainnya. Yang penting masyarakat harus mengikuti semua arahan dari pihak berwenang.
Sutopo Purwo Nugroho
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB
Tuesday, 8 April 2014
STATUS SINABUNG DITURUNKAN SIAGA, PENGUNGSI 8 DESA BOLEH PULANG
Terkait dengan penurunan status Siaga tersebut maka rekomendasi:
1. Masyarakat yg berada dlm radius 3 km (Desa Sukameriah, Desa Bekerah, dan Desa Simacem) agar tetap diungsikan.
2. Masyarakat yg berada diluar radius 3 km yg berpotensi terancam guguran lava dan luncuran awan panas, yaitu Desa Gurukinayan, Desa Kutatonggal, Desa Berastepu, Desa Gamber, dan Dusun Sibintun, agar tetap diungsikan.
3. Masyarakat yang tinggal di Desa Mardinding, Desa Perbaji, Desa Selandi, Desa Sukanalu, Desa Sigarang-garang, Desa Kutarakyat, Desa Kutagugung, Desa Kutatengah, dan Dusun Lau Kawar dapat kembali ke rumah masing-masing stlh membersihkan atap yg terkena abu vulkanik tebal/mengganti atap, serta melakukan kegiatan seperti biasa.
4. Pemda agar menyiapkan/menambah jalur evakuasi dari Desa Kutatengah yang jalurnya menjauhi daerah bahaya, sebelum masyarakat Desa Kutatengah dikembalikan dari tempat pengungsian.
Kepala BNPB, Syamsul Maarif, telah memerintahkan BNPB dan BPBD melakukan persiapan pemulangan pengungsi di desa-desa dan dusun yang warganya boleh kembali. Pemulangan diatur dan dibantu kendaraan sehingga lancar seperti pada pemulangan pengungsi tahap pertama. Sedangkan sisa pengungsi secepat dilakukan penanganan, termasuk persiapan relokasi bagi warga Desa Sukameriah, Bekerah dan Simacem. Gubernur Sumut diharapkan nanti dapat berperan lebih aktif menangani pengungsi Sinabung.
Sutopo Purwo Nugroho
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB
Tuesday, 4 March 2014
DAMPAK BENCANA TERHADAP EKONOMI INDONESIA
Selama Januari 2014, bencana telah menyebabkan inflasi 1,07%. Inflasi ini lebih besar daripada Januari 2013 yakni 1,03%. Saat ini nilai kerugian dan kerusakan akibat bencana selama tahun 2014 masih dilakukan perhitungan. Berdasarkan beberapa perkiraan dan kajian dampak ekonomi bencana selama 1 Januari 2014 hingga akhir Februari 2014 adalah:
1) Kerugian akibat bencana asap dari pembakaran lahan dan hutan di Riau secara ekonomi sebesar Rp 10 triliun lebih. Kerugian sebesar tersebut muncul antara lain akibat menurunnya produktivitas usaha, mobilisasi barang dan orang melalui transportasi darat, udara dan laut tertunda dan terganggu akibat kabut asap itu.
2) Kerusakan dan kerugian erupsi G. Sinabung Rp 1 trilyun.
3) Kerugian dan kerusakan banjir Jakarta Rp 5 trilyun.
4) Kerusakan banjir dan longsor di 16 kab/kota di Jawa Tengah Rp 2,01 trilyun.
5) Kerugian dan kerusakan banjir bandang di Sulut Rp 1,74 trilyun.
6) Kerugian dan kerusakan banjir di Pantura Jawa (dari Banten-Jabar-Jateng dan Jatim) Rp 6 trilyun.
7) Kerugian dan kerusakan erupsi G. Kelud Rp 1 trilyun.
Itu adalah dampak bencana-bencana besar. Belum bencana skala kecil yang pasti menimbulkan kerugian dan kerusakan. Selama tahun 2014 ada 386 kejadian bencana.
Kerugian dan kerusakan tersebut belum dihitung dari dampak biofisik, sosial, kesehatan, dan politis. Sebagai gambaran adalah dampak bencana asap akibat pembakaran lahan dan hutan yang marak saat ini. Dampak biofisik berkaitan dengan pelepasan asap, emisi CO2, NOx, dan CH4 berdampak pada pemanasan bumi.
Kebakaran akan memusnahkan flora, fauna dan biodiversitas ekosistem di darat. Sebagai gambaran kebakaran lahan dan hutan di Indonesia pada 1997 menimbulkan emisi 0,8-2,6 milyar ton CO2 ke atmosfer atau setara dengan 13-40% emisi CO2 kebakaran hutan pada tahun tersebut di dunia.
Dampak sosial antara lain berkurangnya sumber mata pencaharian, kurangnya ketersediaan air, sekolah libur, dan lainnya. Dampak kesehatan seperti gangguan ISPA, iritasi mata, asma, batuk dll. Saat ini dampak kesehatan di Riau penderita ispa 30.249 orang, pneumonia 562 orang, asma 1.109 orang, iritasi mata 895 orang, dan iritasi kulit 1.490 orang. Sedangkan dampak politis adalah jika asap sampai lintas batas negara menjadi isu politik.
Biaya untuk menanggulangi bencana juga besar. Untuk penanganan darurat erupsi G. Sinabung BNPB mengalokasikan Rp 148 milyar. Penanganan bencana asap di Sumatera dan Kalimantan, BNPB menganggarkan Rp 300 milyar. Penanganan darurat erupsi G.Kelud, Pemda Jatim menganggarkan Rp 1 trilyun. Sedangkan untuk penanganan pasca bencana banjir dan longsor di 16 kab/kota di Jateng butuh Rp 3,59 trilyun. Penanganan pasca bencana banjir bandang di Sulut butuh Rp 1,03 trilyun.
Sementara itu dana cadangan penanggulangan bencana per tahun hanya ada Rp 3 trilyun. Ini untuk darurat Rp 1,5 trilyun dan pasca bencana Rp 1,5 trilyun. Itu untuk semua penanganan bencana di seluruh Indonesia. Tentu saja kurang untuk memenuhi semua kebutuhan yang ada.
Itulah mengapa perlu didorong agar APBD juga mengalokasikan dana untuk penanganan bencana dengan memadai. Yang tak kalah penting adalah bagaimana penanggulangan bencana menjadi prioritas pembangunan, baik di pusat maupun di daerah. Jika tidak maka bencana dan pembangunan tak ubahnya seperti lingkaran setan yang saling bersimbiosis parasitisme.
Sutopo Purwo Nugroho
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB
WARGA SINABUNG DAN KELUD. BUTUH RIBUAN SENG DAN GENTENG
Bantuan seng dari donatur bisa diinformasikan ke Posko Utama Penanggulangan Bencana Erupsi Sinabung di nomor kontak 08116002956. Posko Utama ini berlokasi di Kantor Kecamatan Kabanjahe, Jalan Veteran, Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara.
Sebanyak 17.513 jiwa (5.336 KK) telah dikembalikan ke rumahnya dari tempat pengungsian. Rumah yang telah sekian lama ditinggalkan warga telah tertutup abu vulkanik. Atap rumah menjadi bagian paling rentan karena menopang abu vulkanik yang tebal.
Sementara itu, perbaikan rumah bagi warga sekitar Gunung Kelud membutuhkan ribuan genteng. Perkiraan kebutuhan genteng 2.000-3.000 bh/rmh. Sementara akan diganti dng asbes atau seng atas persetujuan warga terdampak. Total rumah rusak 11.845 unit di Kab Kediri, Kab. Blitar dan Kab Malang. Saat ini rumah yang sudah diperbaiki 6.039 unit atau 50,97%. Ini terdiri dari:
- Kab.Kediri jumlah rumah rusak 10.554 unit, selesai 5.013 unit (50,36%)
- Kab. Malang jumlah rumah rusak 1.510 unit, selesai 649 unit (42,98%)
- Kab.Blitar jumlah rumah rusak 383 unit, selesai 377 (98,44%).
BNPB memberikan pendampingan dalam penanganan darurat bencana erupsi G. Sinabung dan G. Kelud. Kepala BNPB, Syamsul Maarif, telah meminta perhitungan kerugian dan kerusakan dampak erupsi dipercepat sehingga rencana aksi rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana dapat dilaksanankan, baik sektor perumahan, infrastruktur, ekonomi, sosial dan lintas sektor.
Sutopo Purwo Nugroho
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB
Sunday, 23 February 2014
17.150 JIWA PENGUNGSI SINABUNG TELAH PULANG
Saat ini pengungsi masih ada 16.361 jiwa (5.255 KK) tersebar di 34 lokasi. 15 desa dan 2 desa hingga saat ini belum direkomendasikan untuk pulang. Logistik untuk memenuhi kebutuhan dasar bagi pengungsi masih mencukupi hingga 5 hari ke depan. Senin (24/2) pukul 09.00 Wib pengungsi dari Desa Temberun 123 KK/366 jiwa akan kembali dari Losd Tanjung Mbelang menuju desanya.
Deputi Penanganan Darurat BNPB, Tri Budiarto, masih berada di Posko Satgasnas Penanganan Erupsi G. Sinabung untuk memimpin penanganan darurat. Posko Satgasnas tetap memberikan pendampingan kepada Pemda Karo dan Pemda Sumut agar pemda lebih berperan dalam penanganan bencana. Potensi nasional telah dikerahkan untuk membantu penanganan erupsi G. Sinabung. Lebih dari 90% pendanaan berasal dari pemerintah pusat. Lahan untuk relokasi bagi 3 desa yaitu Desa Sukameriah, Simacem dan Bekerah masih terus dicari. Bupati Karo terus didorong agar menyediakan lahan sehingga relokasi dapat dilaksanakan dengan secepatnya.
Kondisi G. Sinabung, terlihat asap putih tebal tinggi 100-300 meter. Guguran lava pijar sejauh 300-2.000 m ke Selatan-Tenggara. Seismisitas 47x gempa guguran dan Tremor terus menerus dengan amplituda maximum 32 mm. Rekomendasi agar tidak ada aktivitas masyarakat dalam radius 5 km dari puncak G.Sinabung.
Sutopo Purwo Nugroho
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB
Monday, 17 February 2014
Kerugian Akibat Bencana Sinabung
Tapi apakah kita sudah siap menghadapi bencana? Belum. Berdasarkan penelitian tentang kesiapsiagaan masyarakat Indonesia menghadapi bencana pada tahun 2006, 2012 dan 2013 menunjukkan bahwa tingkat kesiapsiagaan masyarakat dan pemda dalam menghadapi bencana masih rendah. Memang terjadi peningkatan pengetahuan dan pemahaman bencana. Tetapi belum menjadi perilaku (attidude) dan praktek atau budaya. Di Pemda pun, sebagian besar penanggulangan bencana juga belum banyak menjadi prioritas dalam penanggulangan bencana dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah selama 5 tahunan. Akibatnya bencana tidak menjadi roh dalam pembangunan sektor. Apalagi menyangkut peningkatan kapasitas kesiapsiagaan menghadapi bencana. Indikator ini juga tercermin dari alokasi dana untuk penanggulangan bencana yang rata-rata kurang dari 0,5% dari APBD.
Ini adalah tantangan bersama. Bencana menjadi urusan bersama. Pemerintah dan Pemda menjadi penanggung jawab utama. Pengurangan risiko bencana harus dijadikan prioritas. Harus dilihat sebagai investasi pembangunan. Bencana tidak bisa kita tolak tapi risikonya kita kurangi. Di Amerika, 1 US$ untuk kegiatan pengurangan bencana mampu mengurangi kerugian 7 US$. Di Eropa, 1 US$ mengurangi 10-40 US$. Di Indonesia mungkin lebih besar manfaatnya dibandingkan dengan negara lain karena kita punya kapital sosial yang besar di masyarakat.
Sutopo Purwo Nugroho
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB
Sunday, 16 February 2014
HUJAN SINABUNG BANTU PERCEPAT PEMULANGAN PENGUNGSI
Turunnya hujan ini semoga dapat dimaknai sebagai upaya untuk dapat segera kembali ke desanya dan melakukan aktivitas keseharian yang telah lama ditinggalkan selama 4 bulan lebih berada di jambur pengungsian. Warga desa yang telah diperbolehkan pulang sesuai rekomendasi PVMBG agar mematuhi larangan pemerintah untuk tidak beraktivitas dan berada di dalam radius 5 Km dengan alasan apapun.
Warga desa yang sudah kembali berjumlah 5.783 jiwa/1.619 KK yang berasal dari Desa Batu Karang, Desa Rimo Kayu dan Desa Naman. Sedangkan warga desa lainnya yang akan dikembalikan berasal dari Tiganderket, Kutambaru, Tanjung Merawa, Kutambelin, Kebayaken, Gungpinto, Sukandebi dan payung yang saat ini tengah melakukan pembersihan hunian dan fasilitas umum bersama TNI, Polri dan Relawan. Kepala BNPB, Syamsul Maarif, meskipun berada di Kediri untuk menangani erupsi G.Kelud, tetap memberikan arahan bagi personil BNPB di Sinabung dalam pemulangan pengungsi.
BNPB mengkoordinasikan potensi nasional bersama unsur Pemkab Karo secara rutin melakukan sosialisasi di jambur-jambur pengungsian untuk memberikan pemahaman secara utuh kepada pengungsi sebagai proses pengetahuan gejala Sinabung dan untuk membentuk penanganan secara mandiri serta kesiapsiagaan masyarakat di masa mendatang. Unsur Pemkab Karo menyampaikan materi sosialisasi terkait program pelayanan bantuan pendidikan, pertanian dan kesehatan.
Sutopo Purwo Nugroho
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB
Tuesday, 11 February 2014
17 KORBAN TEWAS SINABUNG DIBERI SANTUNAN
Para korban meninggal akan mendapat santunan dari Kemensos sebesar Rp 5,5 juta, Gubernur Sumut 3,5 juta, dan Bupati Karo 2,5 juta. Pemberian santuan secara simbolis kepada para ahli waris akan dilakukan pada hari Kamis (13/1) di Posko Utama.
Sementara itu proses pemulangan pengungsi masih dilakukan. Kepala BNPB, Syamsul Maarif, menekankan agar semua petugas membantu proses pemulangan pengungsi. 236 personil TNI, Polri dan relawan dikerahkan dalam pemulangan pengungsi dari 4 desa. Dimulai dengan apel persiapan di Posko Utama Kabanjahe, TNI, Polri, Pemda Karo, BPBD Sumut, dan relawan memfasilitasi para kepala keluarga untuk pembersihan rumah dan fasilitas umum di desa mereka pada Senin pagi (10/2). Kepala keluarga dari Desa Cimbang, Ujung Payung, Rimo Kayu, dan Batu Karang mulai hari ini melaksanakan pembersihan tempat tinggal mereka masing-masing.
Setelah apel persiapan, truk dari TNI, Polri, dan Pemda menjemput para kepala keluarga (KK) di jambur-jambur. Para ibu, anak-anak, dan kelompok rentan lain masih tinggal di pos penampungan hingga tempat tinggal mereka siap dihuni kembali. Target pembersihan selama tiga hari ini sebagai rencana persiapan pemulangan keluarga yang saat ini masih di pos penampungan.
Pembersihan tempat tinggal masing-masing KK menggunakan padat karya atau cash for work. Masing-masing kepala keluarga memperoleh Rp 50.000 per KK/hari. Berdasarkan data Posko Utama, jumlah dari 4 desa tersebut sebagai berikut Desa Cimbang 68 KK (234 jiwa), Rimo Kayu 196 KK (657 jiwa), Batu Karang 270 KK (805 jiwa), dan Ujung Payung 93 KK (311 jiwa).
Sutopo Purwo Nugroho
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB
Sunday, 9 February 2014
15 DESA DAN 2 DUSUN DI SINABUNG HARUS TETAP MENGUNGSI
Aktivitas G. Sinabung masih cukup tinggi. Kegempaan masih didominasi gempa hybrid yang mengindikasikan pertumbuhan kubah lava masih berlangsung. Potensi erupsi disertai awan panas masih ada, meski intensitasnya menurun. Sejak Sabtu (8/2) terjadi 2 kali erupsi dan beberapa kali guguran. Status masih Awas (level IV). Tidak melakukan aktivitas pada radius 5 km dari puncak kawah.
Masa tanggap darurat diperpanjang hingga 15/2. Jumlah pengungsi 32.351 jiwa (9.991 KK) tersebar d- 42 titik. Pengungsi berasal dari 32 desa dan 2 dusun. Kebutuhan dasar bagi pengungsi tercukupi dengan baik. BNPB bersama USU dan Unimed menyelenggarakan bimbel bagi siswa SMP dan SMA menghadapi UN. Kemendikbud telah memberikan bantuan peralatan sekolah, buku pelajaran dan Rp 19,23 milyar beasiswa bagi siswa SD, SMP, SMA, dan PT. Saat ini Disdik Karo sedang menyiapkan pendistribusian kepada siswa.
PVMBG merekomendasikan 15 desa dan 2 dusun masih harus tetap mengungsi, yaitu Desa Mardinding, Perbaji, Selandi, Sukameriah, Guru Kinayan, Gamber, Berastepu, Bekerah, Simacem, Sukanalu, Kuta Tonggal, Sigarang-garang, Kuta Rakyat, Kuta Gugung, Kuta Tengah, Dusun Sibintun, dan Dusun Lau Kawar agar tetap diungsikan. Di luar desa tersebut dapat kembali ke tempat tinggal masing-masing dan beraktivitas di luar radius 5 km dari kawah gunung.
Kepala BNPB, Syamsul Maarif, menginstruksikan agar persiapan pemulangan pengungsi dilakukan dengan baik dan bertahap. Pengungsi dari 17 desa di luar radius 5 km yang boleh pulang sesuai rekomendasi PVMBG dan keinginan pengungsi harus disiapkan baik. Bupati Karo agar mengumpulkan Kepala Desa dan memberikan arahan. Tahap pertama pemulangan akan dilakukan bagi 4 desa, yaitu Desa Batu Karang, Rimo Kayu, Cimbang, dan Ujung Payung. Para KK atau pria dewasa diharapkan membersihkan rumah dahulu. Setelah itu keluarganya akan difasilitasi kepulangannya.
Sutopo Purwo Nugroho
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB
Thursday, 6 February 2014
1.255 JIWA WARGA SINABUNG HARUS DIRELOKASI
Relokasi adalah pemindahan tempat yang lebih aman sebagai salah satu alternatif untuk memberikan
kesempatan kepada masyarakat untuk menata kembali dan melanjutkan kehidupannya di tempat yang baru. Dalam proses relokasi masyarakat akan diajak dialog. Model relokasi yang akan digunakan mengadopsi Rekompak (rehabilitasi dan rekonstruksi masyarakat dan permukiman berbasis komunitas) seperti di G. Merapi.
Dalam rencana relokasi warga diberikan bantuan tanah 100 m2 untuk perumahan dengan bangunan rumah tipe 36 per KK. Fasilitas umum/sosial dengan pendekatan perhitungan kebutuhan luas bangunan 50 m2 per rumah. Unit hunian tetap merupakan bangunan inti sederhana, disesuaikan bentuk lokasi dengan 2 kamar tidur, kamar tamu dan kamar mandi/WC. Konstruksi bangunan memenuhi kriteria struktur tahan gempa, orientasi bangunan menghadap jalan untuk memudahkan evakuasi, mempertimbangkan aspek pencahayaan dan penghawaan alami, dan menerapkan konsep eco-settlelement. Pembangunan fisik ditempatkan sebagai media untuk membangun manusianya. Lahan pertanian asal masih boleh digunakan untuk berkebun tetapi tidak boleh untuk tempat tinggal.
Saat ini Pemda Karo masih mencari lahan di luar radius 5 km yang aman. Kepala BNPB, Syamsul Maarif, telah meminta agar Pemda segera mencari lahan. Jika lahan ada maka pembangunan dapat dilakukan segera.
Sutopo Purwo Nugroho
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB
SEKALI LAGI, SINABUNG BUKAN BENCANA NASIONAL
Wednesday, 5 February 2014
KORBAN AWAN PANAS SINABUNG 16 TEWAS DAN 1 LUKA
Tuesday, 4 February 2014
3 ORANG LUKA TERKENA AWAN PANAS SINABUNG
MEMBERDAYAKAN KARO DARI SINABUNG
Secara umum pemenuhan kebutuhan dasar pengungsi tertangani dengan baik. Jika pun ada kekurangan kecil itulah dinamika di lapangan. Kepala BNPB, Syamsul Maarif, selalu Komandan Satgasnas Penanganan Erupsi G.Sinabung memimpin langsung pengerahan potensi nasional untuk menangani dampak bencana di Sinabung.
Banyaknya bantuan yang ada juga menimbulkan ekses negatif. Berdasarkan laporan pejabat Pemda Karo, disinyalemen bahwa anak-anak menjadi malas belajar dan tidak mau diajak kembali ke rumah asal karena adanya bantuan yang banyak dan akhirnya menjadi ketergantungan. Ini nampaknya sesuai dengan hasil penelitian disertasi UGM, bahwa semakin banyak pemerintah memberikan bantuan saat bencana maka willingness to pay masyarakat menjadi rendah. Masyarakat menjadi tergantung pada bantuan. Tentu saja ini membahayakan untuk menuju visi bangsa Indonesia yang tangguh menghadapi bencana. Bantuan harus memberdayakan, bukan menyediakan saja.
Untuk mengatasi hal ini maka BNPB bersama dengan USU, dan Unimed akan menyewa rumah untuk memberikan bimbingan belajar bagi anak-anak.
Untuk memberdayakan ekonomi masyarakat Karo, maka Kepala BNPB sudah menghubungi Menteri UKM dan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif agar mereka berperan dalam pemberdayaan masyarakat Karo. Dampak negatif dari erupsi adalah perhotelan, pasar, pariwisata, dan ekonomi masyarakat terganggu. Bukan hanya di Kabanjahe saja, tetapi juga di luar yang tidak berdampak langsung.
Sutopo Purwo Nugroho
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB
Monday, 3 February 2014
TIM SAR GABUNGAN TEMUKAN 8 MOTOR KORBAN AWAN PANAS SINABUNG
Pada pukul 12.30 wib berdasarkan rekomendasi PVMBG proses pencarian hari ini dihentikan karena terjadi erupsi setinggi 2.500 m dan luncuran awan panas 2.500 m. Tim SAR gabungan masih menunggu kondisi aman. Strategi evakuasi mendasarkan pada rekomendasi PVMBG di lapangan.
170 personil tim SAR gabungan dikerahkan untuk evakuasi korban awan panas. Tim terdiri dari 35 orang Kodim 0205 TK, 30 orang Yon 125/SMB, 41 orang Brimob, 20 orang Basarnas, 10 satpol PP, dan 34 relawan.
Hingga saat ini jumlah korban awan panas G. Sinabung ada 15 orang meninggal (7 orang mahasiswa, 4 pelajar, 3 warga Sukameriah, dan 1 warga Kabanjahe) dan 3 orang luka-luka.
PVMBG merekomendasikan radius 5 km harus kosong dari aktivitas penduduk. Penjagaan diperketat agar masyarakat tidak dapat masuk ke zona berbahaya. 5 desa yang sangat berbahaya di radius 3 - 3,5 km yaitu Desa Sukameriah, Bekerah, Simacem, Sigarang-garang, dan Sukanalu adalah daerah yang paling berbahaya. Jangan masuk pada daerah tersebut.
Sutopo Purwo Nugroho
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB
Saturday, 1 February 2014
8 TEWAS KENA AWAN PANAS SINABUNG
4 orang tewas sudah dibawa di RSU Kabanjahe yaitu:
1. Alexander Sembiring (Warga Simpang Korpi Kabanjahe, pelajar SMA 1 Merdeka).
2. Daud Surbakti (17 th, Desa Payung, Pelajar).
3. Dipa Nusantara (17 th, SMA Brastagi).
4. David (17 th, Kelas 2 STP Simpang Korpri)
Korban lain belum dapat dievakuasi karena potensi susulan awan panas lokasi TKP. Tim SAR gabungan untuk sementara belum dapat mengevakuasi korban. PVMBG menyatakan bahwa potensi susulan awan panas masih berpotensi terjadi sehingga evakuasi dihentikan.
Meskipun upaya pelarangan warga masuk di radius 5 km sebagai daerah terlarang sudah dilakukan melalui banyak hal seperti pemasangan rambu-rambu, sosialisasi, penempatan petugas di jalan masuk dan sebagainya, namun ternyata masih ada warga yang masuk di daerah berbahaya. Untuk itu perlu kerjasama bersama bahwa di radius 5 km dari puncak kawah G. Sinabung.
Sutopo Purwo Nugroho
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB
Gunung Sinabung kembali erupsi disertai awan panas pada Sabtu (1/2). Meskipun aktivitas erupsi kecenderungannya menurun namun erupsi tetap terjadi dengan intensitas yang lebih kecil dibandingkan sebelumnya. Pada hari ini terjadi erupsi disertai awan panas yang menerjang 3 orang di sekitar Desa Sukameriah.
Informasi sementara 3 korban luka-luka adalah Sehat Sembiring (48) dan anaknya Surya Sembiring (21) warga Kabanjahe yang akan ziarah ke Desa Sukameriah di bagian atas di 2,7 km dari kawah G.Sinabung. Korban ketiga adalah Doni Milala (60) warga Desa Sukameriah yang sedang menengok rumahnya setelah ditinggal mengungsi. Ketiga korban saat ini dirawat intensif di RS. Evarina Etatham Kabanjahe, Karo.
Desa Sukameriah terletak di 3 km di selatan G.Sinabung yang sangat berbahaya karena sangat berdekatan dengan lintasan awan panas yang mencapai 4,5 km. Radius 5 km dari puncak G.Sinabung adalah daerah yang harus dikosongkan dari aktivitas masyarakat, namun masih banyak masyarakat yang kembali ke rumah pada siang hari, dan malam hari kembali ke pengungsian.
Erupsi G. Sinabung pada Sabtu (1/2) adalah:
Pukul 10.30.10 Wib: erupsi setinggi 2.000 meter, durasi 474 detik, luncuran awan panas 4,5 km ke arah selatan-tenggara.
Pukul 10.38.05 Wib: erupsi selama 219 detik. Tinggi kolom tidak terlihat karena tertutup abu vulkanik erupsi sebelumnya.
Pukul 11.27.54 Wib: erupsi selama 84 detik. Visual tertutup kabut. Luncuran awan panas 3 ke arah selatan.
Hingga saat ini masih ada 16 desa yang masih harus dikosongkan karena berbahaya. Pengungsi belum boleh pulang. 16 desa tersebut adalah Sukameriah, Guru Kinayan, Selandi, Berastepu, Dusun Sibintun, Gamber, Kuta Tengah, Dusun Lau Kawar, ekerah, Simacem, Kutarayat, Sigaranggarang, Kutatonggal, Sukanalu, Kutagugung, Mardinding, Temberun, dan Perbaji.
Petugas saat ini sudah berada di sekitar lokasi. Pengamanan diperketat.
Sutopo Purwo Nugroho
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB
Friday, 24 January 2014
PRESIDEN: BNPB PEGANG KENDALI PENANGANAN SINABUNG
1). Sesuai analisis vulkanologi.kecenderungan erupsi menurun, tapi belum tahu pasti kapan berakhir. Kewaspadaan tetap dijaga. Bantuan kepada masyarakat di pengungsian terus ditingkatkan.
2). Kebijakan jangka pendek 2 bulan ke depan (asumsi erupsi berhenti 2 bulan lagi:
a) Bantuan logistik, kesehatan dll bagi pengungsi akan dilanjutkan dan dikoordinasikan BNPB dibantu Pemda Karo, Pemprov Sumut dan K/L.
b) Untuk pendidikan akan diberikan beasiswa SD, SMP, SMA dan perguruan tinggi. Tidak boleh ada yang drop out.
c) Memberikan insentif cash for work (padat karya) kepada setiap kepala keluarga yang terdampak dan relokasi.
d) Memberikan bantuan bagi lahan perkebunan dan pertanian yang terganggu dengan tepat.
e) Bekerja sama dengan Otoritas Jasa Keuangan akan dilakukan penjadwalan ulang kredit lama, dapat meminjam kredit baru, dan menghapus bunga pinjaman yang lama.
3). Kebijakan jangka menengah untuk 1-2 tahun dengan relokasi bagi warga yang bermukim di radius 3 km. Diperlukan lahan seluas 25 ha di daerah yang berjarak 5-7 km untuk pembangunan huntap bagi 1.000 KK. Saat ini sudah diperoleh areal 15 ha di daerah berjarak 5-7 km sehingga masih perlu dicari 10 ha lagi. Pemerintah sudah punya lahan tetapi jaraknya jauh dari areal pertanian.
4). Agar semua upaya, kebijakan dan program berjalan dengan baik maka pengendalian dan penanganan dampak erupsi berada di bawah Kepala BNPB, Syamsul Maarif, dibantu Kasdam Bukit Barisan, Brigjend Handoko dan K/L. Bupati, Gubernur dan jajarannya harus mensukseskan semua.
5). Penggunaan uang negara ratusan miliar agar dipergunakan dengan baik dan bertanggung jawab.
Sutopo Purwo Nugroho
Thursday, 23 January 2014
EMPAT ARAHAN PRESIDEN UNTUK SINABUNG
Perkiraan awal kerusakan akibat erupsi G.Sinabung lebih dari Rp 1 trilyun, dimana kerusakan sektor pertanian Rp 712 milyar, perumahan Rp 234 milyar dan lainnya. Pengungsi terus bertambah. Saat ini pengungsi 28.715 jiwa (9.045 KK) di 42 titik.
Presiden SBY dalam kunjungan ke Karo untuk mencari solusi penanganan Sinabung telah memberikan arahan. Bangsa Indonesia telah banyak pengalaman dalam mengelola bencana, mulai dari tsunami Aceh, gempa Padang, erupsi Merapi dan sebagainya. Masalah Sinabung telah dibahas 3 kali dalam sidang kabinet. Koordinasi dengan pemda Karo dan Pemda Sumut juga sudah dilakukan. Solusi akan disampaikan Jumat pagi (24/1). Ada 4 arahan yang harus dituntaskan dalam penanganan erupsi Sinabung, yaitu:
1. Penanganan bencana sesuai prioritasnya. Pemkab dibantu Pemprov dan BNPB. Utamakan penyelamatan jiwa. Jangan ada korban jiwa.
2. Pemenuhan kebutuhan dasar, psikologis dan sosial. Pendidikan tidak boleh ada yang drop out. Mata pencaharian apa yang harus dilakukan di pengungsian. Cash for work perlu dilanjutkan dan diperbanyak. Agar ada bekerjaan dan dapat penghasilan. Pelayanan pengungsi harus baik dan merata.
3. Solusi pertanian, baik pemberian bibit pertanian maupun bantuan kredit. Bantuan perbankan diberikan bagi yang tidak bisa mengembalikan karena pertaniannya hancur.
4. Relokasi penduduk yang tingga di radius 3 km krn tidak aman. Boleh bertani tapi tempat tinggalnya harus di luar. Cari dan hitung berapa areal yang diperlukan untuk relokasi. Kebijakan dan anggaran dari pusat tetapi implementasi oleh pemda. Masyarakat harus mendukung karena relokasi demi keselamatan masyarakat.
Sutopo Purwo Nugroho
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB
Wednesday, 22 January 2014
PRESIDEN AKAN MENGINAP DI TENDA POSKO SELAMA DI SINABUNG
Tenda ini banyak digunakan BNPB/BPBD di banyak tempat bencana seperti di Way Ela Maluku, di Mentawai, gempa Aceh, banjir Jakarta dll. Tenda digunakan multifungsi. Di Way Ela Maluku saat tanggap darurat banjir bandang digunakan untuk posko, sekolah darurat dan pengungsi. Di Aceh untuk pengungsi, musola dan menampung logistik.Di Mentawai digunakan untuk aktivitas rehabilitasi dan rekonstruksi dan sebagainya. Di Yogyakarta digunakan untuk gladi. Di Monas digunakan untuk logistik penanganan banjir Jakarta, dan sebagainya.
BNPB telah banyak mendistribusikan tenda pengungsi ke BPBD untuk kegiatan penanggulangan bencana.
Jadi tidak ada tenda VVIP di Sinabung yang akan digunakan untuk menginap Presiden. Presiden akan menginap dan melakukan rapat terbatas di tenda pengungsi yang biasa digunakan BNPB/BPBD untuk penanggulangan bencana. BNPB tidak punya tenda VVIP seharga Rp 15 seperti yang banyak diributkan. Harga tenda posko yang digunakan menginap Presiden tersebut Rp 60 juta per unit.
Saya saat ini posisi di depan tenda posko/pengungsi yang akan digunakan menginap Presiden dan rombongan menteri. Tenda didirikan di Gereja Paroki, Kec Kabanjahe, Kab Karo.
Sutopo Purwo Nugroho
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB
UPDATE SINABUNG
Gempa vulkanik dalam yang mengindikasikan gerakan magma dari dalam juga masih terekam (9 kali kejadian) dan tremor masih menerus dengan amplituda 1-5 mmtgl. 22 Jan 2014 pukul 00:00-06:00 sbbTerjadi 5 kali letusan disertai awan panas.
Awan panas meluncur ke selatan- tenggara sejauh 2000-4500 m. guguran lava pijar masih terjadi sebanyak (99 kali) yang mengarah ke tenggara sejauh 1500 - 3000 m. Gempa vulkanik dalam dan gempa Hybris yang mengindikasikan gerakan magma dari dalam tercatat masing2 1 kali dan 32 kali.
Gempa tremor menerus masih tercatat dengan amplituda 1-5 mm.Aktivitas G. Sinabung masih tinggi Pembentukan kubah lava masih berlangsung kemudian gugur ke lereng tenggara. Status kegiatan G. Sinabung masih Awas (Level IV)
Wednesday, 15 January 2014
DAMPAK ERUPSI SINABUNG 712,2 MILYAR RUPIAH DI SEKTOR PERTANIAN
Erupsi Gunung Sinabung di Karo, Sumatera Utara masih sangat tinggi. Pada Rabu (15/1) dari dini hari hingga 12.00 Wib terjadi gempa letusan didominasi awan panas berkisar hingga 17 kali. Tremor yang terus menerus. Aktivitas letusan yang diikuti oleh awan panas dan tinggi letusan 2.500 - 4.500 m ke arah Tenggara Selatan. Gempa vulkanik dan gempa hybrid masih tinggi. Untuk luncuran abu vulkanik berkisar sejauh 1.000 - 4.500 m ke arah Selatan Barat Daya. Mewaspadai hujan yang menyebabkan banjir lahar dingin di sekitar gunung. Aktivitas gunung saat ini masih tinggi status level IV (Awas).
Jumlah pengungsi terus bertambah. Pada hari ini pengungsi 26.174 jiwa (8.161 KK) tersebar di 39 titik pengungsian. Ada tambahan titik pengungsi baru yaitu di Maka Mehuli Jl. Samura sebanyak 122 jiwa (42 KK) yang berasal dari Desa Gung Pinto. Pemenuhan kebutuhan dasar bagi pengungsi terus dipenuhi. Logistik mencukupi 2-5 hari ke depan. Kebutuhan mendesak bagi pengungsi mainan anak-anak, buku, seragam sekolah, air bersih, dan susu. Pendataan bagi anak-anak atau mahaiswa yang sekolah di luar Karo masih dilakukan oleh Dinas Pendidikan Karo.
Berdasarkan perhitungan Dinas Pertanian dan Perkebunan Karo, kerugian di sektor pertanian dan perkebunan sejak Gunug Sinabung erupsi hingga 6 Januari 2014 diperkirakan Rp 712,2 milyar dimana 10.406 ha lahan pertanian dan perkebunan puso. Luas lahan pertanian dan perkebunan ini meliputi tanaman pangan (1.837 ha), hortikultura (5.716 ha), tanaman buah (1.630 ha), biofarmaka (1,7 ha), dan perkebunan (2.856 ha). Dampak ini terdapat di 4 kec yaitu Naman Tean, Simpang Empat, Payung dan Tigandreket.
Kerugian dan kerusakan dampak erupsi Sinabung nanti akan dihitung secara menyeluruh, di sektor perumahan dan permukiman, infrastruktur, ekonomi produktif, sosial budaya dan lintas sektor.
Sutopo Purwo Nugroho
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB
Saturday, 11 January 2014
SINABUNG TERUS MELETUS, 25.516 MENGUNGSI
Pada Sabtu ini terjadi erupsi beberapa kali dengan tinggi 1-5 km, disertai luncuran awan panas ke tenggara-selatan 1-4,5 km dan ke timur 1km. Beberapa rumah di Desa Kutarakyat dan Namanteran rusak karena hujan pasir dan abu vulkanik 5-10 cm. Beberapa desa di Kec Namanteran terisolir karena akses jalan sulit dilalui. Debu vulkanik tebal 5-10 cm menjadi lumpur terkena hujan. Ribuan hektar lahan pertanian dan perkebunan di Karo rusak. Hujan abu hingga Medan dan sekitarnya karena terbawa angin ke timur.
Awan panas sudah masuk ke sungai di barat Berastepu sehingga timbul letusan sekunder karena kontak material panas dan air sungai. Tidak ada korban jiwa dari dampak langsung erupsi Sinabung. Potensi lahar dingin makin nyata. Lembah-lembah sungai di sisi tenggara-selatan sudah banyak terisi material piroklastik. Warga dimintai tidak beraktivitas di sungai yang hulunya di G.Sinabung.
Pengungsi G.Sinabung terus bertambah. Pada Sabtu sore ada 25.516 jiwa (7.898 KK) tersebar di 38 titik. Logistik mencukupi 2-7 hari ke depan. Beberapa titik pengungsian baru masih perlu tambahan logistik dan sarana. Belum bisa dipastikan hingga kapan harus terus di pengungsian.
BNPB dan Pemda Prov Sumut akan terus memberikan bantuan kepada Pemda Karo. Bupati selaku penanggung jawab penyelenggaraan penanggulangan bencana di Karo harus selalu memimpin penanganan bencana Sinabung.
Sutopo Purwo Nugroho
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB
Friday, 10 January 2014
SINABUNG TELAH MELETUS 254 KALI
Pada hari ini terjadi 24 letusan yang diikuti oleh awan panas dan tinggi letusan 300-4.000 m ke arah Utara. Luncuran awan panas sejauh 1.500-4.500 m ke arah Tenggara-Selatan. Status level IV (Awas) dengan radius 5 km dan 7 km di sisi tenggara harus kosong dari aktivitas penduduk.
Pengungsi saat ini 24.949 jiwa (7.785 KK) tersebar di 37 titik pengungsian. Ada 5 titik pengungsian baru yaitu Jambur Siabang-abang (1.192 jiwa, 367 KK), Losd Lau Gumba (507 jiwa, 175 KK), Lapangan futsal Lau Gumba (894 jiwa, 326 KK), GBKP RG Sumbul (311 jiwa, 100 KK), dan Gereja Adven Sumbul (265 jiwa, 78 KK). Di kelima titik pengungsian ini masih terjadi kekurangan logistik dan layanan lain. Pengungsi tidak menempati Jambur yang sudah tersedia sarana kebutuhan sehari-hari karena mahalnya biaya sewa Jambur. Rata-rata Jambur milik perorangan yang sewanya Rp 2,4 juta/hari sehingga Satgas Tanggap Darurat kesulitan untuk membiayainya. Jambur sehari-hari digunakan untuk perkawinan, upacara adat atau kemasyarakatan sehingga ketika digunakan untuk pengungsi, pemilik keberatan dan rugi.
Sekda Sumut, Kalaksa BPBD Sumut, dan Sekda Karo pada Jumat (10/1) menghadap Kepala BNPB dan pejabat BNPB untuk membicarakan penanganan bencana G. Sinabung. Pemda Sumut dan BNPB akan terus membantu Pemda Karo. BNPB akan memenuhi permintaan Bupati Karo sesuai pengajuan untuk penanganan pengungsi G.Sinabung. Bupati selaku penanggung jawab harus memimpin rakyatnya mengatasi bencana.
Sutopo Purwo Nugroho
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB
Wednesday, 8 January 2014
22.145 JIWA MENGUNGSI DI SINABUNG
Letusan yang terus menerus menyebabkan pengungsi bertambah. Saat ini pengungsi 22.145 jiwa (6.98 KK) tersebar di 33 titik. Terdapat 1.204 lansia, 179 ibu hamil, dan 606 bayi. Sehari sebelumnya pengungsi berjumlah 21.893 jiwa (6.815 KK). Beberapa titik pengungsian menampung pengungsi yang terlalu banyak seperti di Losd Tiga Binanga 2.805 jiwa (873 KK), Uka K. Jahe 1 ada 1.971 jiwa (592 KK), dan Losd Ds Sempajaya 1.549 jiwa (485 KK). Pengungsi ini harusnya ditipiskan jumlahnya dengan dipindahkan ke titik pengungsian baru agar pelayanan pengungsi lebih baik.
Menurut laporan para koordinator titik pengungsian logistik mencukupi 2-7 hari ke depan. Pelayanan kesehatan dan pendidikan kondisinya baik. Hanya di Jambur Siabang-abang dengan pengungsi 1.225 jiwa (381 KK) dilaporkan kekurangan logistik dan sarana tempat sekolah SMP/SMA belum ada.
Pemda Karo dibantu oleh BPBD Sumatera Utara terus melakukan penanganan darurat. SKPD Prov Sumut berada di Posko Utama memberikan bantuan kepada Pemda Karo. Bupati Karo diminta untuk selalu hadir dan aktif membantu penanganan pengungsi. Ini sesuai dengan mekanis penanganan bencana dimana Bupati menjadi penanggung jawab utama penyelenggaraan penanggulangan bencana di daerahnya.
Sutopo Purwo Nugroho
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB
ERUPSI SINABUNG BELUM BENCANA NASIONAL
Hingga saat ini skala bencana adalah skala bencana kabupaten. Artinya Pemda Karo masih mampu mengatasi bencana tersebut dibantu Pemda Sumut dan didampingi Pemerintah. Adanya usulan agar dijadikan skala bencana nasional, ini tidak memenuhi persyaratan seperti yang diatur UU No.24/2007 tentang Penanggulangan Bencana. Pasal 51 (2) disebutkan penetapan skala nasional ditetapkan oleh Presiden, skala provinsi oleh Gubernur, dan skala kabupaten/kota oleh Bupati/Walikota. Pemerintahan Pemda Karo masih berjalan normal. Selain itu juga tidak ada korban jiwa banyak dan terjadi eskalasi bencana yang luas. Berbeda dengan erupsi G. Merapi tahun 2010, dimana Presiden memerintahkan kendali operasi tanggap darurat dalam satu komando berada di tangan Kepala BNPB dibantu Gubenur DIY, Gubernur Jateng, Pangdam IV Diponegoro, Kapolda Jateng dan DIY pada 5-11-2010. Keputusan Presiden saat itu didasarkan bertambahnya korban dan pengungsi. Pada 4-11-2010 korban jiwa 44 tewas, 119 luka-luka, 82.701 mengungsi, kemudian ketika erupsi besar 5-11-2010 korban meningkat 114 tewas, 218 luka-luka dan 300 ribu mengungsi.
Untuk itu Bupati harus banyak turun ke lapangan mengatasi rakyatnya yang mengungsi. Pemda Sumut memberikan bantuan yang diperlukan. BNPB memberikan bantuan ekstrem sesuai permintaan.
Sutopo Purwo Nugroho
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB
Sunday, 5 January 2014
SINABUNG SUDAH MELETUS 77 KALI SEJAK KEMARIN
PVMBG Badan Geologi terus melaporkan perkembangan aktivitas Sinabung kepada BNPB, BPBD Sumut dan Pemda Karo. Status tetap Awas (level IV). Radius masih 5 km dan 7 km di sisi tenggara di Desa Pintu Besi dan Desa Jeraya yang harus dikosongkan. Pengungsi saat ini 20.491 jiwa (6.387 kk) di 32 titik. Pengungsi tersebut terdapat kelompok rentan yaitu 1.200 jiwa lansia, 179 ibu hamil, dan 606 bayi. Pengungsi berasal dari 25 desa di sekitar Sinabung. Konsentrasi pengungsi terbanyak di Losd Tiga Binanga yaitu 2.805 jiwa (873 KK). Kebutuhan logistik untuk pengungsi mencukupi hingga 3 hari ke depan. Masa tanggap darurat telah diperpanjang hingga 18 Januari 2014.
Masyarakat dihimbau untuk terus waspada. Jangan terpancing isu-isu yang menyesatkan. Ikuti semua arahan pemerintah. Aktivitas G. Sinabung dipantau secara intensif. BNPB hadir di Posko nasional di Karo untuk memberikan pendampingan dan memperkuat Pemda Karo dan BPBD Sumut. Bupati Karo terus diharapkan hadir dalam rapat koordinasi penanganan pengungsi dan memberikan penjelasan ke warganya sehingga tenang.
Pada Sabtu pukul 00-06 wib teramati erupsi tinggi 500-2000 m, luncuran awan panas ke arah tenggara-selatan dngn jarak luncur 1500-3500 m. Seismik 8 x erupsi,48 x guguran, 5 x Vulkanik dalam, 165 x hybrid,2 x Low frekwensi. Tremor menerus.
Sutopo Purwo Nugroho
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB
Saturday, 4 January 2014
SINABUNG TERUS ERUPSI, AWAN PANAS MAKIN BESAR
PVMBG melaporkan ke Posko BNPB bahwa aktivitas G. Sinabung hingga siang ini masih tinggi. Suplai magma dari dalam dan pertumbuhan kubah lava masih berlangsung. Pada Jumat (3-1-2014) tercatat 172 kali awan panas dengan jarak luncur 2-4 km ke tenggara. Terjadi 32 kali letusan tinggi kolom erupsi 2-6 km. Sementara gempa Hybrid berkisar 400-600 per hari. Gempa hybrid awalannya frekwensi tinggi diikuti frekwensi rendah, mencirikan pembentukan/pertumbuhan kubah lava.
Meningkatnya ancaman awan panas tersebut maka 2 desa yaitu Desa Jerawa dan Desa Pintu Besi yang berada 6,5 km tenggara dari kawah pada Jumat (3-1-2014) telah diungsikan. Sebab kedua desa tersebut berada di jalur awan panas. Jumlah pengungsi hingga saat ini mecapai 20.331 jiwa (6.336 KK) di 32 titik.
Dengan kondisi aktivitas gunungapi yang terus meningkat maka rencana kontinjensi dgn skenario terburuk perlu dimatangkan. Kepala BNPB, Syamsul Maarif, telah memerintahkan semua kementerian/lembaga, BPBD Sumut, Pemda Karo dan semua yang terlibat menyiapkan langkah-langkah antisipasinya. Belajar dari pengalaman erupsi G. Merapi 2010, dimana peningkatan aktivitas gunung kemudian diikuti dengan penetapan radius evakuasi dari 5 km kemudian 10 km, 15 km dan 20 km. Semua kesiapan yang menyangkut penanganan pengungsi perlu disiapkan dengan baik.
Masa tanggap darurat erupsi G. Sinabung telah diperpanjang 5-18 Jan 2014. Masyarakat dihimbau untuk selalu waspada dan mengikuti arahan pemerintah.
Sutopo Purwo Nugroho
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB